Mohon tunggu...
Dany Wahyudin
Dany Wahyudin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Saya seorang penulis dan penggemar astronomi dengan minat yang luas. Keahlian menulis saya mencakup berbagai genre, termasuk fiksi, opini, dan esai inspiratif. Saya memiliki komitmen untuk menyampaikan ide-ide kompleks dengan cara yang jelas, ringkas, dan menarik bagi pembaca. Minat saya di bidang astronomi telah mendorong saya untuk mengeksplorasi hubungan antara sains dan humaniora dalam tulisan saya. Saya selalu berupaya untuk menghasilkan karya tulis yang informatif, berwawasan, dan memberikan dampak positif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dusta di Balik Kejujuran: Janji di Bawah Pohon Beringin Tua

1 Januari 2025   23:51 Diperbarui: 2 Januari 2025   00:56 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Janji di Bawah Pohon Beringin Tua (karya Penulis )

Judul: Dusta di Balik Kejujuran: Janji di Bawah Pohon Beringin Tua

 - Ringkasan: Cerita anak tentang sebuah janji yang tak ditepati, mengajarkan tentang kejujuran dan kekecewaan.

***

Rina kecil selalu mengagumi pohon beringin tua di ujung kampung. Pohon itu besar dan rindang, dengan akar-akar yang menjulur ke tanah seperti tangan raksasa. Di bawahnya, Rina dan teman-temannya sering bermain petak umpet. Suasana di bawah pohon beringin selalu menyenangkan, penuh dengan tawa dan cerita.

 

Suatu hari, seorang pemuda bernama Budi datang ke kampung itu. Budi ramah dan pandai bercerita. Ia sering mengajak Rina dan teman-temannya bermain bersama. Suatu sore, sambil duduk di bawah pohon beringin, Budi berjanji kepada Rina akan membuatkan ayunan dari ranting beringin tua itu. Mata Rina berbinar. "Benar, Budi? Janji ya?" tanya Rina dengan penuh harap. "Iya, Rina. Aku akan membuat ayunan yang paling indah untukmu," jawab Budi sambil tersenyum. Rina sangat menantikan ayunan itu.

 

Hari demi hari berlalu. Budi tetap tinggal di kampung itu, tetapi ia tak pernah membuat ayunan. Ia sibuk dengan kegiatannya sendiri, sering bercerita tentang rencana-rencanya yang besar, termasuk rencana membuat ayunan untuk Rina. Namun, waktu terus berlalu tanpa ada tanda-tanda ayunan itu akan terwujud.

 

Rina mulai merasakan kekecewaan. "Budi, kapan kamu membuat ayunannya?" tanya Rina suatu hari. "Sabar ya, Rina," kata Budi, "Aku sedang mengumpulkan bahan-bahan yang terbaik." Rina mengangguk, walaupun hatinya sedikit ragu.

 

Suatu hari, Rina melihat Budi sedang membuat sesuatu di bengkel milik Pak RT. Bukan ayunan, tetapi sebuah kotak kayu yang indah. Rina mendekat, dan Budi menjelaskan bahwa ia sedang membuat kotak untuk menyimpan perhiasan. "Oh," kata Rina, hatinya sedikit kecewa.

 

Rina terdiam. Ia mengerti. Janji Budi untuk membuat ayunan hanyalah "dusta di balik kejujuran". Budi memang tidak berbohong ketika mengatakan ia akan membuat sesuatu, tetapi ia menyembunyikan kenyataan bahwa ia tidak akan membuat ayunan untuk Rina.

 

Rina tidak marah, hanya sedih. Ia belajar sesuatu yang berharga hari itu: janji yang manis belum tentu akan terwujud, dan harapan yang berlebihan hanya akan membawa kekecewaan. Dari kejadian itu, Rina belajar untuk lebih menghargai usaha sendiri dan tidak terlalu bergantung pada janji orang lain.

 

Rina memutuskan untuk membuat ayunannya sendiri. Ia mengumpulkan ranting-ranting kayu dan tali yang kuat. Ia bekerja keras, walaupun terkadang kesulitan. Tapi, Rina tidak menyerah. Ia terus berusaha hingga akhirnya berhasil membuat ayunannya sendiri.

 

Rina sangat gembira. Ayunannya mungkin tidak seindah yang dijanjikan Budi, tetapi ayunan itu penuh dengan rasa bangga dan kepuasan. Rina berayun dengan riang di bawah pohon beringin tua. Pohon beringin tua tetap berdiri kokoh, menyaksikan kehidupan Rina yang terus berlanjut, lebih tegar dan mandiri.

 

"Sekarang aku tahu, janji itu harus ditepati," kata Rina dalam hati. "Aku akan belajar untuk lebih menghargai usaha sendiri dan tidak mengandalkan janji orang lain."

***

Pesan Moral: Cerita ini menyajikan beberapa pesan moral penting. Pertama, cerita ini menekankan pentingnya kejujuran dalam setiap tindakan kita. Kedua, cerita ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya menepati janji. Ketiga, kita dapat belajar bahwa kekecewaan adalah hal yang wajar dan dapat menjadi pelajaran berharga dalam hidup. Terakhir, cerita ini juga menunjukkan pentingnya bersikap baik dan ramah kepada orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun