Â
Suatu hari, Rina melihat Budi sedang membuat sesuatu di bengkel milik Pak RT. Bukan ayunan, tetapi sebuah kotak kayu yang indah. Rina mendekat, dan Budi menjelaskan bahwa ia sedang membuat kotak untuk menyimpan perhiasan. "Oh," kata Rina, hatinya sedikit kecewa.
Â
Rina terdiam. Ia mengerti. Janji Budi untuk membuat ayunan hanyalah "dusta di balik kejujuran". Budi memang tidak berbohong ketika mengatakan ia akan membuat sesuatu, tetapi ia menyembunyikan kenyataan bahwa ia tidak akan membuat ayunan untuk Rina.
Â
Rina tidak marah, hanya sedih. Ia belajar sesuatu yang berharga hari itu: janji yang manis belum tentu akan terwujud, dan harapan yang berlebihan hanya akan membawa kekecewaan. Dari kejadian itu, Rina belajar untuk lebih menghargai usaha sendiri dan tidak terlalu bergantung pada janji orang lain.
Â
Rina memutuskan untuk membuat ayunannya sendiri. Ia mengumpulkan ranting-ranting kayu dan tali yang kuat. Ia bekerja keras, walaupun terkadang kesulitan. Tapi, Rina tidak menyerah. Ia terus berusaha hingga akhirnya berhasil membuat ayunannya sendiri.
Â
Rina sangat gembira. Ayunannya mungkin tidak seindah yang dijanjikan Budi, tetapi ayunan itu penuh dengan rasa bangga dan kepuasan. Rina berayun dengan riang di bawah pohon beringin tua. Pohon beringin tua tetap berdiri kokoh, menyaksikan kehidupan Rina yang terus berlanjut, lebih tegar dan mandiri.
Â