sebenarnya hal tersebut tidak akan terjadi, jika sebelumnya pendukung2 dari kedua kandidat bisa memahami bahwa acara tersebut adalah debat bukan konser dangdut atau boyband, maka yang dijual ada kejelasan argumen2 kandidat, jika terjadi kegaduhan, jelas saya paham mengurangi substansi atau isi.
bahkan bisa saya berikan cantoh, guru Bahasa Indonesia saya mengatakan bahwa dalam sebuah pertunjukan teater, penonton tidak diperkenankan untuk bertepuk tangan ditengah-tengah pementasan, tetapi setelahnya, agar tidak mengurangi estetika isi pentas itu sendiri.
Ya harapan saya, agar sekali lagi debat ini bisa diibaratkan sebuah pertunjukkan teater, tanpa diperintah, dan sedikit menahan diri soal refleks tangan, sehingga tidak terjadi lagi pertunjukkan ala anak TK "Anak-Anak Tepuk Tangannya Mana"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H