Setelah membaca artikel http://politik.kompasiana.com/2014/07/17/di-mata-indonesia-palestina-lebih-penting-daripada-papua-664757.html yang sebenarnya saya awalnya iseng membuka link nya. Ada rasa sakit di hati saya, karena sebelum membuka KOMPASIANA, saya masih sempat memberikan bela sungkawa saya pada penumpang MH17. Saya hanya bisa terdiam.
Jujur saja, saya tidak menyukai pelajaran sejarah, sosiologi, geografi, dan tetek bengek pelajaran IPS di sekolah sampe saya kuliah. Saya tau, PKI, tragedi Mei 1998, Tsunami Aceh (karena waktu kejadian sama dengan ulang tahun saya, saya memberikan perhatian lebih), Lapindo hanya sekilas-sekilas. Ya, saya benar-benar orang yang tidak peduli sebelumnya. Dan saya mulai tertarik hal-hal ini, setahun terakhir ini, terutama ketika PILPRES (saya harus benar-benar berterima kasih pada PILPRES) ini.
Saya berusaha belajar secara lebih detail, walaupun saya tau saya sudah terlambat. Tentang Tragedi Mei 1998 tentang perkosaan massal etnis Tionghoa, saya menangis membaca berita lama tentang ini, Kematian Munir yang tak jelas sampai sekarang kasusnya, miris membaca berita tentang korban Sinabung, yang 4 bulan setelah bencana baru dikunjungi Presiden dan sampai sekarang warga masih mengungsi, Lapindo yang semakin menjadi-jadi kolam mengerikannya, dan masih banyak masalah-masalah di negeri ini, yang belum disentuh rakyatnya sendiri. Saya harus lebih banyak peduli, ya peduli dengan negara saya sendiri.
Dan saya harus mengakui, saya pun salah satu orang yang melupakan tanah air saya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H