Mohon tunggu...
Petrus Danggalimu Pemula
Petrus Danggalimu Pemula Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Lahir di Gollu Manila, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kecamatan Wewewa Timur, Desa Wee Limbu pada tanggal, 07-02-1983. Pernah tinggal di pedalaman Kabupaten Rote Ndao, Kecamatan Lobalain Desa Kuli, Dusun Talilipa. Sebagai pelayan anak-anak usia dini melalui dunia pendidikan dengan Visi: pendidikan berkualitas dan karakter mulia dalam diri siswa, sebagai kepala TK-SD. Kemudian pindah ke Kupang dan melayani anak remaja di Rumah Belajar Tefila - Oebufu - Kupang. Sekarang tinggal di Kota Kupang-Oebufu dan pekerjaan terakhir sebagai petani sayur organik-Oebufu-Kupang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menarik Keluar (Educere) atau Memasukkan?

23 Juni 2020   18:33 Diperbarui: 3 Juli 2020   14:05 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menarik Keluar atau memasukkan? Menumbuhkan atau membunuh?

Teori John Luke yang menganggap bahwa anak ibarat kertas putih sehingga anak akan persis seperti apa yang ditulis di atas kertas tersebut. Menurut kami, teori ini sungguh tidak relevan dengan arti dari pendidikan itu sendiri. 

Kenapa? Kerena pendidikan yang dalam bahasa latin "educare" artinya "menarik keluar". Kalau dikatakan menarik keluar berarti anak tidak bisa diibaratkan dengan kertas putih. Teori John Luke hanya menempatkan anak pada posisi nol atau kosong. Padahal ada sesuatu dalam diri anak yang perlu ditarik keluar "educare".

Nah apa yang perlu ditarik keluar?

Mzm 139:14 anak diciptakan "dahsyat dan ajaib"

Kejadian 1:26 anak diciptakan dalam "gambar dan rupa Allah"

Dari dua ayat ini saja, kita dapat menyaksikan bagaimana anak diperlengkapi dengan hal-hal dahsyat, ajaib dan luar biasa. Apalagi anak diciptakan dalam gambar dan rupa Penciptanya. Apakah kita melihat kertas putih dalam ayat-ayat di atas? Tentu tidak. Ah mari kita melihat lebih dalam lagi tentang teori usang kawan, jangan menelannya mentah-mentah.

Thomas Alva Edison adalah salah satu dari sekian banyak anak yang dianggap bodoh dan memiliki nilai yang jelek hingga berakhir dengan dikeluarkan dari sekolah. 

Nah di sini teori John Luke tidak berlaku, karena bila  Thomas diibaratkan kertas putih, semestinya guru terus menulisnya, tetapi yang terjadi malah sebaliknya dianggap bodoh yang berakhir dengan dikeluarkannya dari sekolah. 

Tetapi cerita tentang Thomas sungguhlah menggemparkan dunia oleh bimbingan seorang ibunya sendiri yang dengan telaten membantu Thomas "menarik keluar" hal-hal dahsyat dan ajaib  dalam dirinya. Hari ini kita nikmati hasilnya, malam bagaikan siang, bukan?

Hal yang kemudian kita lakukan sesuai dengan keyakinan kita adalah bagaimana orang tua atau guru "menarik keluar" apa yang Tuhan telah tempatkan dalam diri anak?

Tentu hal ini tidak mudah karena kita sudah dininabobokan dengan berbagai teori pendidikan yang tidak berdiri di atas apa yang kita yakini. Apalagi bahwa dalam prakteknya selama ini kita terbiasa memisahkan antara pendidikan dan keyakinan.

Siapapun kita, terlebih sebagai orang tua dan guru, marilah dengan penuh kerendahan hati, datanglah pada yang empunya anak dan yang menaruh hal besar itu dalam diri anak. Bertanyalah pada-Nya dan IA akan menyatakan itu. Jadikan Firman-Nya sebagai dasar pendidikan kita.

Persoalan yang kemudian terjadi adalah bahwa kita sebagai orang tua atau guru tidak memiliki pengenalan yang benar akan Pemberi hal-hal yang dahsyat dan ajaib itu. Hal itu tentu berpengaruh pada ketiadaan hubungan dengan-Nya. 

Ketiadaan hubungan inilah yang membuat kita tidak bisa melihat dengan baik karena telah dibutakan oleh model pendidikan yang dibangun atas teori tidak relevan. Olehnya itu maka tidak jarang kita temukan bahwa banyak RPP yang dirancang semata-mata untuk mengisi "batu kepala" anak alias pengetahuan yang menyebabkan anak menjadi "kepala batu."

Ada seorang teman bercerita tentang seorang teman yang lain bahwa RPP bisa jadi adalah singkatan dari Rencana Pelaksanaan Penyesatan. Kenapa? Coba dicek sendiri saja apa isinya. Lebih banyak MENGELUARKAN atau MEMASUKKAN

Kami sendiri sebagai pendidik bagi anak kami, melihat kembali apa yang kami bagikan ini, tentu sangat mendobrak dan meluluhlantakkan pola pikir kami yang lama tentang makna pendidikan  yang kami hidupi selama ini. 

Saat ini kami dibawa untuk mengenali TUHAN dengan benar sehingga kami pun dapat mengenali dan "menarik keluar" hal-hal dahsyat dan ajaib dalam diri anak kami. Kami tidak lagi melihat anak kami sebagai kertas putih. Dan yang tak kalah penting dalam usaha mengenali TUHAN adalah kami sendiri menaruh harapan besar agar mengenali lebih tentang potensi diri yang juga dapat dipakai untuk mendidik anak kami.

#selamat sore menjelang malam*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun