Mohon tunggu...
Adang Durahman
Adang Durahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

RK Menuju Istana

17 Februari 2021   20:05 Diperbarui: 17 Februari 2021   20:14 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Alasan kedua sebagai efisiensi dana publik. Mobil operasional dengan BBM (bahan bakar minyak) setidaknya perlu 400 ribuan untuk jarak tempuh 300 kilometer. Dengan mobil listrik jadi sekitar 50 ribu. 

Harga mobil listrik juga terus bersaing. Tidak lebih mahal dari mobil konvensional. Ke depan malah diprediksi harga mobil listrik bisa lebih murah. Teknologi baterai juga memungkinkan daya jelajah mobil listrik makin panjang.

Boleh jadi, ke depan ada mobil listrik yang cukup dicas seminggu sekali. Sangat mungkin. Seperti halnya teknologi baterai handphone. 

Pertanyaan lanjutan, di mana bisa mengisi baterai mobil listrik? Di Gedung Sate saat ini sudah tersedia SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum). Ke depan akan makin banyak dibangun PLN. 

Di rumah pun memungkinkan mengisi baterai mobil listrik. Dengan alat dan aplikasi tertentu. Harus dipertanyakan juga, bagaimana ketersediaan pasokan listrik dari PLN? 

Sayang di Indonesia energi listrik dari matahari (solar cell) masih jalan di tempat. Semestinya mobil listrik beriringan dengan pemanfaatan solar cell. Dimulai dari kantor-kantor pemerintahan. Termasuk rumah dinas pejabat publik. 

Adakah manfaat politik bagi RK? Tentu saja. Publik masih ingat kasus mobil Esemka yang dulu jadi "tunggangan" bagi Jokowi saat mengincar kursi gubernur DKI Jakarta dari walikota Surakarta. Dari sana Jokowi lanjut menggenggam kursi kepresidenan.

RK lagi napak tilas politik Jokowi. Dengan mobil listrik popularitas RK makin meroket. Masalahnya cuma soal "kendaraan". Jika sukses diterapkan di Pemprov Jabar, mobil listrik jadi investasi politik bagi karier arsitek jebolan ITB itu. Namanya akan diperhitungkan dalam bursa Pilpres 2024.

Bagaimana bisa? Bisa dimulai dengan sering menaiki mobil listrik ke Istana Negara --Jakarta atau Bogor--  saat diundang Presiden Jokowi. Berikutnya terbuka peluang RK benar-benar punya kendaraan politik menuju Istana. 

Ruang dan waktu yang akan menjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun