Pertambangan merupakan salah satu sektor industri dengan risiko kerja yang tinggi. Para pekerja di tambang dihadapkan pada berbagai bahaya, seperti kondisi medan yang ekstrem, penggunaan alat berat, bahan beracun, serta potensi bencana alam (contoh: longsor atau ledakan gas). Oleh karena itu, penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di sektor pertambangan  sangat penting karena untuk menjaga keselamatan para pekerja dan memastikan operasional berjalan dengan lancar.
Karakteristik dan Risiko Kerja di Pertambangan
1.Lingkungan Kerja yang Ekstrem
Tambang sering berada di daerah terpencil dengan kondisi cuaca ekstrem atau di bawah tanah yang minim oksigen dan penerangan.
2. Penggunaan Alat Berat dan Mesin Berukuran Besar
Truk besar, ekskavator, dan mesin pengeboran meningkatkan risiko kecelakaan kerja.
3.Bahaya Fisik dan Geologis
Pekerja menghadapi potensi longsor, kebakaran, ledakan gas, dan terperangkap dalam tambang bawah tanah.
4.Paparan Zat Berbahaya
Beberapa tambang mengeluarkan debu silika atau gas berbahaya seperti metana, yang bisa menyebabkan penyakit pernapasan atau ledakan
Tujuan Penerapan K3 di Sektor Pertambangan
1.Mencegah Kecelakaan Kerja dan Fatalitas
Mengurangi insiden kecelakaan yang dapat berakibat fatal bagi pekerja.
2.Meminimalkan Dampak Penyakit Akibat Kerja
Melindungi pekerja dari paparan bahan berbahaya yang dapat memicu penyakit jangka panjang, seperti pneumokoniosis (penyakit paru-paru akibat debu tambang).
3.Menjamin Kelancaran Operasional Tambang
Menghindari kerugian akibat gangguan operasional yang disebabkan oleh kecelakaan.
4.Mematuhi Regulasi Pemerintah
Sejalan dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, serta peraturan terkait K3 di industri pertambangan.
Tantangan dalam Penerapan K3 di Pertambangan
1.Kurangnya Kesadaran dan Disiplin Pekerja
Budaya keselamatan belum sepenuhnya tertanam, dan masih banyak pekerja yang lalai menggunakan APD atau mematuhi prosedur.
2.Keterbatasan Infrastruktur di Lokasi Tambang Terpencil
Tambang yang berada di daerah sulit diakses sering menghadapi masalah keterbatasan alat keselamatan dan layanan kesehatan.
3.Tekanan untuk Mengejar Produksi
Beberapa perusahaan lebih fokus pada target produksi, sehingga aspek K3 kadang terabaikan.
4.Faktor Lingkungan yang Tidak Terkontrol
Perubahan cuaca ekstrem atau kondisi geologis mendadak dapat memicu kecelakaan yang sulit diprediksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H