Teknologi masa kini telah menuju ke berbagai akses kehidupan. Tetapi teknologi yang ditemkan harus digunakan secara baik dan benar dengan tetap melihat dampaknya dari berbagai sisi. Pada masa kini industry pertanian di dunia sudah memasuki era evolusi industry yang keempat atau yang biasa disebut industry 4.0, hal ini ditandai oleh pengunaan mesin-mesin otomasi yang terintergrasi dengan jaringan internet. Revolusi industry 4.0 dalam sector agriculture ternyara lebih mendominasi di eropa. Hal ini dikarenakan adanya bencana demografi, yaitu dimana keadaan jumlah penduduk yangberusia produktif lebih sedikit dari penduduk yang berusia non produktif sehingga tenaga penduduk harus digantikan dengan teknologi. Sedangkan di Indonesia sendiri revolusi industry pertanian 4.0 belum begitu berkembang. Beberapa kendala penyebab belum berkembangnya adalah: (1) sumber daya manusia yang berlebihan, (2) kondisi lahan pertanian yang masih buruk dalam pengeolaannya, dan (3) sosial budaya masyarakat Indonesia.
Pada era digital masa kini , dunia pertanian dipenuhi dengan isu revolusi industry 4.0, dimana pertanian diharapkan dapat melibatkan teknologi digital dalam proses pengembangannya. Salah satu tujuan revolusi industry 4.0 di dalam sector pertanian merupakan peningkatan produktivitas pertnian secara efisien dan efektif. Terlihat dari tujuan tersebut bahwa fokus pengembangannya pada produk pertania masih bersifat produk fisik, padahal fokus pada tujuan produk fisik saja sebenarnya tidak memadai karena pertanian harus memerlukan sumber daya manusia yang memadai. Kontribusi di dunia pertanian kepada produk domestic bruto atau PDB nasional, sebagaimana dilansir oleh berita terkini, terlihat semakin menurun secara signifikan. Sector pertanian tidak lagi menjadi salah satu sumber dari perekonomian di Indonesia. Untuk mencukupi pertumbuhan penduduk yang terus melonjak, kemudian dunia pertanian mulai mengambil istilah revolusi industry 4.0 yang dimana pertanian dapat membawa teknologi digital dalam proses pengembangannya.
Dalam pemanfaatan teknologi pertanian 4.0 adalah pemanfaatan teknologi artificial intelligence, robot, internet of things, drone blockchain, and big analitic data. Untuk menghasilkan produk yang lebih efisien dan efektif. Dalam ruang lingkup pertanian dikenal sebagai 3 jenis yaitu on farm, off farm, dan pemasaran digital. On farm yang berate akan dicirikan sebagai pertanian yang presisi, mempunyai arti sebagai pertanian yang menghasilkan bibit unggul berbasis bioinformatics. Pada pertanian off farm, dicirikan sebagai agro industry cerdas, tetapi system logistic pertanian digital seperti teknologi blockchain dan traceability. Pada pertanian pemasaran digital, menjelaskan bahwa consumen yang cerdas akan mewarnai konsumen pada masa depan. Jadi Pola pemasaran ke depan tidak lagi konvensional seperti sekarang, tetapi akan berbasis platform.
Pembangunan pertanian semakin maju berkembang menuju pertanian modern seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang komunikasi yang sangat pesat. Sejarah perekonomian dunia menunjkan bahwa pengaruh pertanian terhadap perkembangan ekonomi dunia sangatlah berpengaruh. Dengan menggunakan mesin yang canggih terhubung dengan internet, petani bahkan dapat mengontrol lahan mereka dengan cara menggunakan remot. Sama halnya dengan pemerintah Indonesia, pemerintah saat ini sudah menerapkan beberapa teknologi hasil dari revousi industry 4.0 yang bertujuan untuk memajukan pertanian di Indonesia. Teknologi pertama yang sudah diterapkan adalah smart green house. Teknologi ini memengaruhi petumbuhan tanaman yang berada dalam cakupan Smart Green House ini akan diatur oleh internet yang menggunakan sistem Artificial Intellegence. Contoh aplikasinya berupa pengaturan cahaya, air, dan hal-hal yang dapat memengaruhi tanaman. teknologi kedua merupakan smart irrigation system. Teknologi ini berupa irigasi bawah tanah yang dimanfaatkan untuk tanah kering dengan system kerja mengatur kelembapan tanah  sehingga tanah tidak lagi gersang dan dapat menjadi lembab sesuai kebutuhan. Teknologi ketiga berupa automatic tractor. Teknologi ini merupakan teknologi yang dapat mengontrol tractor menggunakan remote, sehingga petani tidak usah bersusah payah dalam menggunakan tractor, cukup menggunakannya dari jauh.
Tetapi ada saja permasalahan yang imbul dengan adanya revolusi industry pertanian ini yang dialami petani-petani di Indonesia. Permasalahan tersebut terdapat di akses menuju teknologi dan bahan yang berkualitas, dikatakan teknologi sudah ada di Indonesia tetapi petani di daerah tidak memiliki akses kesana, di Indonesia petani local perlu didorong agar lebih mandiri untuk memenuhi kebutuhannya. Permasalahan pertama yang timbul adalah perlunya perbaikan infrastruktur. Untuk menerapkan teknologi internet of thing diperlukan akses internet yangbaik, sedangkan indonsia sendiri belum memadai dalam mencapai kondisi internet yang memadai. Permasalahan yang kedua adalah perlunya biaya. Perlunya biaya dalam membeli alat-alat pertanian yang canggih dan apa lagi di tambah luasnya lahan Indonesia yang memerlukan alat-alat yang banyak. Permasalahan ketiga terjadi pda petani yang belum melek teknologi atau belum siapnya petani dalam penerimaan teknologi yang berkembang. Hal ini dibuktikan pada data table pengamatan pada artikel yang sudah melakukan riset.
Siap
Tidak siap
jumlah
Persentase
Jumlah
Presentase
934
13,88%
5794
86,12%
Berdasarkan table tersebut terlihat bahwa sebanyak 86,12 persen petani di Indonesia tidak siap dengan menghadapi revolusi industry 4.0 yang akan diterapkan di Indonesia. Dengan semua permasalahan diatas disarankan agar memanfaatan karang taruna dan kelompok tani sebagai sarana melaksanakan penyuluhan dan pelatihan skill bertani. Selain itu, melalui karang taruna dan kelompok tani pula dapat dilakukan sosialisasi tentang penggunaan dan pentingnya manfaat teknologi, seperti internet yang akan bisa memudahkan petani dalam menjual hasil produksi dan mengetahui harga jual produksi. Kemudian, diharapkan adanya keberlanjutan dari program dan pelatihan yang telah direalisasikan, sehingga petani dapat merasakan manfaat dari program dan pelatihan tersebut dalam jangka panjang. Dengan demikian, petani akan lebih siap untuk memasuki era pertanian modern berbasis revolusi industri 4.0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H