Mohon tunggu...
danendra farrel
danendra farrel Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Hobi tidur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Influencer dan Kebijaksanaan Pemasaran: Kunci Sukses Menghadapi Produk yang Gagal

23 Oktober 2023   17:56 Diperbarui: 23 Oktober 2023   18:03 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, artikel ini juga menyoroti peran tingkat kegagalan produk dalam memoderasi respon konsumen terhadap opini influencer. Dalam konteks Indonesia, di mana standar kualitas produk dan layanan dapat bervariasi, masalah kegagalan produk adalah masalah yang sering dihadapi. Pemasar perlu memahami bagaimana cara mengatasi kekecewaan konsumen dalam situasi seperti ini, dan artikel ini memberikan pandangan yang berharga.

Implikasi untuk Pemasar dan Merek di Indonesia

Temuan dari artikel ini memiliki implikasi penting untuk pemasar dan merek di Indonesia. Mereka perlu mempertimbangkan peran influencer dalam strategi pemasaran mereka, terutama dalam mengatasi kekecewaan konsumen. Berikut adalah beberapa implikasi praktis:

1. Manfaatkan Pengaruh Positif InfluencerPemasar di Indonesia dapat memanfaatkan pengaruh positif influencer dengan memastikan bahwa influencer memberikan ulasan positif tentang produk mereka, terutama setelah produk mengalami kegagalan. Hal ini dapat membantu mengatasi perasaan kecewa konsumen dan meningkatkan pandangan positif mereka terhadap produk.

2. Pertimbangkan Tingkat Kepercayaan Terhadap InfluencerTingkat kepercayaan konsumen terhadap influencer sangat penting. Pemasar perlu memilih influencer yang memiliki reputasi baik dan dikenal sebagai sumber yang dapat dipercaya. Ini akan meningkatkan efektivitas kampanye influencer marketing.

3. Tangani Kegagalan Produk dengan BijakPemasar juga perlu memiliki strategi untuk menghadapi kegagalan produk. Mereka harus dapat mengatasi masalah dengan cepat dan efektif, dan jika mungkin, memanfaatkan influencer untuk membantu mengubah pandangan konsumen terhadap produk tersebut.

4. Kurangi Word-of-Mouth NegatifDalam konteks Indonesia yang sangat terhubung secara sosial, word-of-mouth negatif dapat dengan cepat menyebar. Dengan memperbaiki perasaan konsumen setelah kegagalan produk melalui pendapat influencer, pemasar dapat mengurangi kemungkinan konsumen berbagi pendapat negatif tentang produk tersebut.

***

Artikel ini memberikan wawasan yang berharga tentang peran influencer dalam merespons kegagalan produk oleh konsumen. Dalam konteks Indonesia yang dipenuhi dengan pengguna media sosial dan pengikut influencer yang setia, pemahaman tentang bagaimana influencer dapat memengaruhi respon emosional konsumen adalah kunci dalam membangun merek yang kuat dan mempertahankan kepercayaan konsumen. Dengan memanfaatkan pengaruh positif influencer dan memahami faktor-faktor yang memoderasi pengaruh ini, pemasar dan merek di Indonesia dapat meraih kesuksesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun