Saya cukup yakin bahwa banyak warga sekitar sana yang mengeluhkan hal ini, mengeluhkan mengenai kurangnya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di sana, namun entah apakah keluhan tersebut sampai dan didengar, sekira nya sudah sampai dan didengar pun apa tindakan selanjutnya, saya rasa tidak ada hingga saat ini, dan disini lah kekesalan dan kekecewaan saya timbul.
Sebagai masyarakat biasa saya tidak hanya ingin mengkritik, namun saya juga ingin menawarkan solusi setidaknya ide, oleh karena itu berikut ide yang akan saya sampaikan mengenai keluhan kurang nya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di sekitar Jalan Soekarno Hatta.
Karena disisi lain terdapat faktor berikutnya yang menjadi alasan mengapa warga Kota Bandung enggan menyebrang melalui Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), hal itu dikarenakan salah satu bentuk aspek sosial yang belum terbentuk, yaitu pola hidup sumber daya manusia nya atau yang sering kita sebut dengan kebiasaan. Nah kebiasaan ini juga yang menurut saya menjadi hal yang sangat sangat penting untuk dibahas dan dibenahi oleh para pemerintah atau pejabat negara.
Mengapa kebiasaan menjadi penting, karena dengan adanya kebiasaan yang terbentuk maka warga Kota Bandung akan terbiasa menyebrang melalui Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dan dengan sendiri nya mereka akan melalui jalan tersebut karena mempertimbangkan faktor keselamatan dibandingkan faktor kecepatan.
Satu daerah yang menjadi pusat perhatian saya adalah daerah Soekarno Hatta, dimana jalan besar dengan lajur cepat sepanjang kurang lebih 10 Km ini setau saya hanya ada satu Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), yaitu di depan Superindo Margahayu / Metro. Dengan banyaknya daerah yang mencakup sekitar Jalan Soekarno Hatta ini seperti Margahayu, Gede Bage, Cisaranten, Riung Bandung, Cibiru, Buah Batu, Ciwastra dan masih banyak lagi.
Dapat dipastikan warga setempat atau penduduk daerah sana memiliki jumlah populasi yang banyak, dan dengan minimnya jumlah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) akan membuat warga merasa malas karena untuk menuju ke satu Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) saja harus menempuh jarak yang cukup jauh sekitar ratusan meter atau bahkan beberapa kilo meter.
Oleh karena itu setelah terlaksana nya program pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) ini, saya harap pemerintah Kota Bandung dan para pejabat negara lain nya memperhatikan dan membenahi hal ini, dikarenakan kebiasaan masih belum terbentuk dari masyarakat setempat.Â
Beda hal nya dengan di ibukota negara kita tercinta Indonesia yaitu Jakarta, disana mereka sudah terbiasa dengan adanya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) karena di ibukota sana infrastruktur seperti Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) ini sudah menjadi hal yang lumrah dan sudah ada sejak dari lama, dan oleh karena itu juga kebiasaan warga ibukota di Jakarta ini sudah terbentuk sejak lama.
Disini tantangan tersulit adalah bagaimana cara kita melawan dan menanggulangi pemikiran pemikiran masyarakat yang malas dan bebal, bagaimana cara kita memberitahu mereka bahwa jika sudah ada Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) maka mereka harus menaiki itu ketimbang menyeberang melalui jalan raya dan harus melintasi melewati keramaian banyak nya lalu lalang kendaraan bermotor yang melaju dengan cepat.
Memang pada bagian ini adalah menciptakan kebiasaan baru atau mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru adalah hal yang paling sulit dan disini menjadi tantangan bagi kami semua. Oleh karena itu harus dan dibutuhkan bantuan dari segala pihak agar program ini dapat terlaksana dengan baik. Saya juga sangat berharap bahwa tidak hanya dari orang atau warga setempat yang baru akan menjalani program melainkan warga yang mungkin sudah pernah tinggal di ibukota Jakarta atau warga yang sudah terbiasa menaiki Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) ini dapat menjadi dan memberikan contoh pada masyarakat dan warga lainnya.
Setelah memberikan contoh nanti nya mereka akan terbiasa melihat apa yang sering dilakukan oleh para pendahulu nya, mereka akan disuguhkan dengan pemandangan sebagian orang dan warga yang sudah terbiasa menaiki Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Mereka akan disuguhkan melihat orang berlalu lalang melewati Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), menaiki tangga-tangga yang biasa kerap mereka keluhkan karena malas.
Setelah kebiasaan melihat mereka tercipta, maka langkah selanjutnya adalah melakukan sosialisasi. Hal ini sangat penting dan tidak bisa dianggap remeh.Â