1. Ketidakjelasan Komunikasi dan Kurangnya Saling Menghargai:
- Akar   permasalahan berawal dari ketidakjelasan komunikasi terkait   pemanggilan pemain Persija untuk pemusatan latihan Timnas U-20.
- STY   dan Thomas Doll tidak menunjukkan rasa saling menghargai sebagai   sesama pelatih profesional. Hal ini terlihat dari pernyataan-pernyataan di   media yang saling sindir dan menyerang.
2. Penggunaan Bahasa yang Tidak Tepat dan Bernada Provokatif:
- STY   dan Thomas Doll menggunakan bahasa yang tidak tepat dan bernada   provokatif dalam beberapa kesempatan.
- Penggunaan   kata-kata kasar dan sindiran sarkasme menunjukkan sikap yang tidak   profesional dan tidak membangun.
3. Ketidakmampuan Mengelola Emosi di Depan Publik:
- Baik   STY maupun Thomas Doll menunjukkan ketidakmampuan mengelola emosi   di depan publik.
- Hal  ini terlihat dari sikap mereka yang mudah tersulut emosi dan melontarkan   pernyataan kontroversial saat diwawancarai media.
4. Dampak Negatif pada Timnas, Persija, dan Sepak Bola Indonesia:
- Perselisihan   ini berdampak negatif pada kondusifitas timnas dan Persija.
- Atmosfer yang tidak harmonis dapat mengganggu fokus dan performa pemain.
- Perseteruan ini juga dikhawatirkan dapat mencoreng citra sepak bola Indonesia di mata internasional.
Etika komunikasi yang seharusnya diterapkan:
- Komunikasi  yang jelas, terbuka, dan saling menghargai antara pelatih, klub,  dan PSSI.
- Penggunaan bahasa yang sopan, santun, dan profesional dalam menyampaikan pendapat
- Kemampuan untuk mengelola emosi dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!