Mohon tunggu...
Dandy Bayu Firdaus
Dandy Bayu Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Historical Story

Mengulas cerita masa lalu di balik terjadinya sejarah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Yugoslavia, Sebuah Negara yang "Bhineka" Tetapi Tidak "Tunggal Ika"

10 Juli 2021   10:43 Diperbarui: 10 Juli 2021   10:47 3915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
NATO Mengebom Kota Beograd (Sumber: miltaire.gr)

Yugoslavia merupakan suatu negara di wilayah Eropa yang sangat diperhitungkan. Akibat dari mereka yang selalu menolak untuk ditundukkan oleh Uni Soviet, Yugoslavia berdiri sendiri dan menjadi sebuah negara yang diperhitungkan. Yugoslavia merupakan sebuah negara yang terdiri dari beberapa wilayah negara di dalamnya seperti, Bosnia & Herzegovina, Kroasia, Makedonia, Slovenia, Serbia dan Kosovo.  Oleh karena terdiri dari berbagai macam negara, tentu melahirkan beberapa kebudayaan yang juga berbeda-beda dari suku dan etnis serta bahasanya. 

Pada tahun 1918, berdasar dari adanya kesamaan ciri khas budaya yang ada, membuat Josip Broz Tito akhirnya menyatukan keseluruhan negara, menjadi satu negara berbasis kerajaan yang disebut dengan Yugoslavia, dan bersamaan dengan itu, Josip Tito juga diangkat menjadi pimpinan negara Yugoslavia. Selayaknya Indonesia, komposisi suku dan agama yang beraneka ragam, menjadi negara Yugoslavia ini menjadi kuat pada saat itu. Namun, pada perang dunia-2, Yugoslavia sempat terjajah oleh Blok Poros yang terdiri dari Jerman, Jepang dan Italia. Hingga akhirnya pada tahun 1945, Yugoslavia merdeka, dan menjadi negara republik komunis

Sosok Josip Broz Tito (Sumber: (id.wikipedia.org/wiki/Josip_Broz_Tito)
Sosok Josip Broz Tito (Sumber: (id.wikipedia.org/wiki/Josip_Broz_Tito)

Dibawah kepemimpin Josip Tito, Yugoslavia berkembang menjadi sebuah negara dengan sistem diktatorial tetapi terbuka. Rakyatnya yang berbeda-beda bergabung menjadi satu menjadi kekuatan multirasial di dalamnya. Etnis yang terbagi di Yugoslavia terdiri dari etnis Bosnia yang mayoritas Muslim, kemudian Etnis Kroasi yang mayoritas Katolik, dan Makedonia serta Serbia yang mayoritas Kristen Ortodoks.

Pada masa kepemimpinan Josip Tito, Yugoslavia berada dipuncak kejayaannya dalam rentang tahun dari 1953-1980. Dapat dikatakan juga bahwa Yugoslavia merupakan negara yang mandiri, karena tidak bergantung pada kekuatan eropa seperti blok poros atau blok sekutu. Yugoslavia juga tidak turut andil dalam perang dunia-2. Meski selalu dibayang-bayangi dengan kedigdayaan Uni Soviet saat itu, Yugoslavia tidak gentar karena memiliki keteguhan akan kebersamaan yang kuat. 

Bahkan pasca perang dunia-2, Yugoslavia menjadi akrab dengan Uni Soviet karena sistem ideologi yang mereka anut sama, yakni paham komunisme. Bahkan pada saat itu, sekitar tahun 1948, Yugoslavia dan Uni Soviet bekerjasama dan menghasilkan suatu forum komunis internasional yang di sebut sebagai "Comminform". Meskipun akhirnya terpecah kembali akibat ketidaksamaan visi dan misi komunisme antara Stalin dan juga Tito

Akibat perselisihan dengan Uni Soviet dan beberapa bangsa lainnya, Yugoslavia mengalami krisis moneter yang mengakibatkan ekonomi mereka menurun secara drastis dari waktu ke waktu. Hingga pada tahun 1950an, Josip Tito mengeluarkan kebijakan bahwa seluruh buruh dan petani juga dapat berkontribusi dalam mengatur kebijakan keuangan perusahaan. Hal baik pun terjadi, Yugoslavia mulai beranjak pulih dari sisi ekonomi dan mulai kembali stabil.

Selayaknya paham komunisme ala sosialis dan fasis lainnya, Yugoslavia juga menerapkan sistem pemerintahan yang otoriter. Artinya adalah bahwa seluruh kekuasaan berada di puncak Josip Tito. Liga Komunis Yugoslavia yang dipimpin langsung oleh Josip Tito berkuasa hampir selama 4 dekade lamanya. Meskipun Yugoslavia merupakan sebuah negara dari berbagai macam etnis, suku, dan agama, tetapi mereka tetap menerapkan prinsip persaudaraan dan persatuan. Era pengekangan ala komunisme juga diterapkan, dimana pihak yang tidak setuju dengan rezim Tito akan dihilangkan. Tetapi satu hal yang pasti dari penerapan paham komunisme adalah kesejahteraan dan kehidupan masyarakatnya sangat terjamin. Kebutuhan hidup dan pekerjaan akan terjamin oleh pemerintahan, tetapi memang anti kritik. 

Josip Tito yang sukses dalam menstabilkan kondisi Yugoslavia juga merasa muak dengan kondisi perang dingin saat itu yang menciptakan Blok Barat & Blok Timur, sehingga Tito melebarkan sayapnya hingga ranah internasional untuk kemudian bersama dengan beberapa negara, termasuk Indonesia yang dipimpin Bung Karno pada saat itu mendirikan Geranakn Non-Blok (GNB). Dari sinilah, keakraban antara Josip Tito dan Bung Karno semakin erat.

Josip Tito dan Bung Karno (Sumber: Wikipedia Commons)
Josip Tito dan Bung Karno (Sumber: Wikipedia Commons)
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun