Mohon tunggu...
Dandy Akbar Irawan
Dandy Akbar Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

* Pembaca yang belajar menjadi Penulis *

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Buruk Membentak Anak dan Solusi Mengatasinya

10 Desember 2021   07:49 Diperbarui: 10 Desember 2021   07:58 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendidik Anak Usia Balita

Tindakan membentak anak nampaknya sudah menjadi hal yang sering dilakukan oleh para orang tua di luar sana dalam mendidik anaknya. Para orang tua berdalih bahwa dengan membentak, seorang anak akan menjadi patuh, hormat dan taat kepada perintah-perintah yang diberikan orangtuanya. Perlu diketahui bersama bahwa tindakan membentak anak merupakan hal yang sia-sia dan tidak ada manfaatnya. 

Oleh karnanya, sangat dianjurkan kepada bapak dan ibu dalam mendidik anaknya sebisa mungkin untuk menghindari tindakan membentak. Disamping tidak ada manfaatnya, tindakan tersebut juga mempunyai dampak negatif yang nantinya dialami oleh seorang anak. Apakah bapak dan ibu tahu apa saja dampak negatif tersebut? Simak dampaknya dibawah ini : 

1. Rasa Takut 

Ini adalah dampak pertama dari mendidik anak dengan cara membentak, yakni seorang anak nantinya mempunyai rasa takut terhadap orangtuanya. Takut dalam hal ini adalah takut melakukan komunikasi dengan orangtuanya sehingga terdapat adanya jarak/batas antara anak dengan orang tuanya. Bahkan jika bapak/ibu memiliki anak yang mempunyai karakter agresif, tidak menutup kemungkinan bahwa anak tersebut akan berontak dan gemar berbohong terhadap orangtuanya.

2. Konsentrasi Terganggu 

Mungkin bapak dan ibu bertanya, memangnya apa hubungan antara membentak dengan konsentrasi seseorang? Jadi, ketika seorang anak dibentak oleh orangtuanya dan timbul rasa takut maka munculah hormon kortisol di dalam otak yang menyerang dan mematikan hormon neuron. Sementara, hormon neuron muncul ketika anak sedang belajar. Kebayang kan bagaimana susahnya seorang anak mendapatkan konsentrasi belajarnya karna hormon neuronnya terputus? Maka sekali lagi, sebaiknya hindari mendidik anak dengan cara membentak. 

3. Introvert 

Introvert dalam arti lain adalah menutup diri. Ketika seorang anak sering dibentak orang tuanya, maka anak akan cenderung menutup dirinya untuk berinteraksi dan bersosial. Bahkan seorang anak akan menutup dirinya dari informasi dan nasehat-nasehat positif yang diberikan oleh orangtuanya alias tidak didengar dan nasehat yang diberikan oleh bapak/ibu berujung sia-sia. 

Lalu sebaiknya bagaimana dalam memberikan pendidikan  kepada anak? Secara umum penulis telah merangkum beberapa metode atau cara yang dapat diaplikasikan dalam mendidik seorang anak, diantaranya :

1. Memberikan nasehat atau pengajaran dengan kisah positif, dengan harapan seorang anak dapat mengikuti perilaku positif yang kita ajarkan atau ceritakan.

2. Dr. Aisyah Dahlan mempunyai metode bernama " teguran 1 menit " yang mana 30 detik pertama digunakan untuk menegur dan 30 detik kedua digunakan untuk memuji perilaku positif anak yang sebelumnya pernah dilakukan.

3.  Sebisa mungkin untuk tidak melakukan didikan keras, pasalnya anak yang mendapat didikan keras dari orangtuanya sangat sering menemui keraguan dalam memilih keputusan.

4. Membangun komunikasi yang efektif.

Sebagai penutup, penulis ingin membawakan sebuah cerita yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad saw. Kala itu ada seorang Ibu berjumpa dengan Rasulullah saw dan memberikan anaknya untuk digendong oleh beliau saw. Ketika anak tersebut digendong oleh Nabi Muhammad saw, justru mengencingi jubah beliau. Melihat hal itu, sang Ibu terkejut dan menarik anaknya dengan kasar serta memarahinya. 

Satu hal yang luar biasa, Nabi Muhammad saw tidak marah sedikitpun kepada anak tersebut melainkan memberikan nasehat yang tegas kepada sang Ibu 

" Jangan sekali-kali engkau melakukan itu, noda yang menempel di bajuku ini sangat mudah untuk dibersihkan, akan tetapi noda yang ada di dalam hati anakmu belum tentu dapat dibersihkan "

Silahkan bapak/ibu mengambil pelajaran dari kisah tersebut dan semoga anak cucu kita menjadi anak yang sholih/sholihah dan menjadi penyejuk mata bagi kedua orangtuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun