Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani - Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Irin Menjadi Monumen Pengingat

19 Oktober 2023   08:00 Diperbarui: 19 Oktober 2023   11:42 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wallpaperbetter.com

“Siapa namamu ?”

Tidak yakin pertanyaan itu untuk dirinya, dia menunjuk dadanya.

“Iya, siapa namamu ?” ulang Marta

Irin,” jawabnya. Suaranya mendesis hampir tidak terdengar.

“Irin ?”

Dia mengangguk.

“Baiklah aku panggil Irin,” tegas Marta sambil memegang tangan Irin. “Haah….” tersentak Marta ketika telapak tangannya menyentuh lengan Irin, seperti memegang kertas amplas yang kasar. Bahkan sesekali ia menahan napas, ketika bau menyengat dari tubuh Irin menerobos masuk saluran pernafasannya. Entah sudah seberapa lama Irin tidak mandi.

“Kopi panas mbak,” pedagang kopi asongan mencoba menawarkan dagangannya dengan ramah, mencairkan ketegangan suasana.

“Makanannya ada ?" Tanya Marta.

“Ada mbak.” 

Di sudut warung yang masih gelap, di bawah cahaya temaram lampu jalanan, Marta memesan kopi susu dan mengambil beberapa makanan, dimasukkan dalam kantong plastik. Irin sudah duduk di aspal jalan, di sebelah kaki Marta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun