Anak adalah sosok pribadi sosial yang sangat memerlukan komunikasi dan hubungan dengan orang lain, dalam rangka memanusiakan dirinya. Ia ingin dicintai, dihargai bahkan diakui. Anak mempunyai keinginan untuk mendapat tempat dalam kelompoknya.
Untuk memenuhi keinginannya itu, bisa dipenuhi dengan cara komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Seperti misalnya orang tua, teman sebaya dan sebagainya.
Proses tubuh-kembang anak bersifat interdependensi, seperti sebuah sistem yang saling mempengaruhi dan tidak dapat diparsialkan. Anak-anak yang berada pada fase itu, ia memiliki rasa keingintahuan yang besar terhadap lingkungan sekitar, dan itu menjadi arena serta kesempatan bagi anak untuk belajar mengenal sesuatu.
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertumbuhan Anak
Secara umum pertumbuhan diartikan sebagai perubahan fisiologis sebagai akibat dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, dalam kurun waktu tertentu, serta berkaitan dengan perubahan kuantitatif secara fisik.
Perubahan fisik berlangsung secara kontinu dan bersifat dinamis, baik dalam ukuran maupun struktur. Jika perubahan terjadi statis, pertumbuhan anak dianggap tidak dalam kondisi yang baik. Karena itu, orang tua perlu melakukan pemantauan secara periodik.
Cara termudah mengetahui pertumbuhan anak misalnya melalui berat badan, tinggi badan, atau jika bayi diistilahkan panjang badan. Kemudian bisa juga diukur lingkar kepala, lengan, paha, dada, pinggul, dan sebagainya.
Semua perubahan fisik itu bersifat seimbang. Untuk mengetahui keseimbanangan pertumbuhan fisik, bisa menggunakan pembanding. Misalnya, melihat postur anak yang kekurangan gizi, anak yang kelebihan lemak dalam tubuhnya, atau anak yang memperoleh asupan gizi yang seimbang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak antara lain:
 1. Faktor semasa dalam kandungan. Pada umumnya kesehatan bayi yang masih berada dalam kandungan, sangat tergantung dari kondisi ibunya pada saat hamil. Misalnya, sering mengkonsumsi minuman beralkohol, merokok, kurang memperoleh gizi untuk ibu hamil. Bisa juga pengaruh penyakit yang diderita oleh ibunya, misalnya diabet.