3. Faktor kemauan. Kemauan berkaitan dengan posisi anak sebagai subyek yang aktif dan dinamis. Ia akan terus bergerak dan aktif memfungsikan segala kemampuannya. Hal ini bisa diperhatikan dari sejak lahir. Ketika pertama kali anak mulai membuka matanya, ia akan mencoba melihat semua benda-benda yang ada di sekitarnya, yang mampu ia lihat.
Ketika tangannya sudah kuat dan lincah bergerak, ia akan berusaha meraih semua yang ada di sekitarnya. Ketika kakinya sudah kuat, ia akan menjejak apa saja, hingga akhirnya ia berhasil tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, dan seterusnya.
Ketika mulutnya sudah bisa menyuarakan sesuatu, ia akan berusaha untuk bisa menyebutkan nama-nama benda, memanggil orang tuanya, lalu ia akan banyak bertanya tentang apa saja. Begitu seterusnya, ia akan selalu mengeluarkan kemauannya untuk terlibat aktif dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
4. Faktor lingkungan. Lingkungan di mana anak berada, dapat memberikan pengaruh yang besar dalam perkembangan anak. Lingkungan akan melatih fungsi-fungsi jasmani-rokhani anak untuk berkembang dengan pesat.Â
Karena itu lingkungan yang sehat akan memupuk perkembangan anak secara sehat pula, begitu juga jika lingkungannya tidak baik, akan mengarahkan perkembangan anak menuju yang tidak baik.
Interaksi anak dengan lingkungan, misalnya dengan teman yang seusia akan membuat anak belajar untuk mengembangkan aspek sosial dan emosi. Interaksi dengan teman sepermainan akan memberikan pengalaman tentang kebersamaan, mau berbagi, mau berempati. Interaksi anak dengan alam akan merasakan pengalaman rileks dan tenang. Kondisi itulah yang sangat dibutuhkan anak dalam proses belajar dan bermain.
Dari semua itu, lingkungan yang paling dominan mempengaruhi perkembangan anak adalah keluarga, dan yang paling utama ialah ibu. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H