Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani - Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diorama

21 Agustus 2023   06:30 Diperbarui: 21 Agustus 2023   06:49 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diorama 

di pendopo museum
tepat ditengah-tengah ruangan
tertata rapi
sebuah meja kayu berbentuk persegi
memanjang dan mengkilap, sangat mewah
dengan ukiran khas Jepara
tidak ada debu, tidak ada kutu
bersih berwibawa

sekumpulan boneka tidak berbeda
diam, bisu dan kaku
tua, muda, dan remaja,
pria, atau wanita
semua sama
disuruh hidup dan bergerak
menjalankan perannya,
walau mungkin mereka tidak suka
memanggul senjata
berbekal semangat membara
mengusir durjana,
melawan angkara murka

tidak tampak di antara mereka
anak-anak yang kebingungan
mencari arah ke mana jalan pulang
kehilangan emak dan bapak
dunia kecil yang riang gembira sirna
berubah jadi merana

boneka-boneka itu saling bercengkerama
“Untuk mengingat jasa para pahlawan.” Katanya

pengunjung tersenyum
menyaksikan polah mereka

(*)

Baca juga: Balada Topeng Monyet

Baca juga: Gersang

Baca juga: Birahi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun