Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani - Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mencintai Allah SWT, Mencintai Rasulullah SAW

15 April 2023   06:00 Diperbarui: 15 April 2023   06:15 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
I'tikaf | Foto: Dandung N. (Dok. pribadi)

Dilain pihak, ada hal yang menakjubkan dari perilaku kita sekarang. Sepertinya dengan Utbah saja, kita tidak tampil lebih baik. Utbah masih bersedia mendengarkan perkataan Nabi dan menyuruh kaumnya membiarkan Nabi menyelesaikan pembicaraannya.  

Sedangkan kita, yang mengaku umat pengikut Nabi, jangankan mendengarkan pendapat orang kafir, terkadang mendengarkan pendapat saudara kita sendiri saja yang sesama muslim, tidak bersedia. Contoh yang sering terjadi, dalam pengajian atau tablig, suara pembicara kadang-kadang tertutup oleh suara obrolan jamaah.  Masya Allah !

***

Dalam suatu kesempatan yang lain menjelang Nabi SAW wafat. Beliau menyampaikan pesan kepada para sahabat, "Mungkin tidak lama lagi Allah SWT akan memanggilku, aku tak ingin di padang Mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Jika ada yang tidak berkenan dengan perbuatanku kepada kalian, katakanlah !"

Hampir seluruh sahabat yang ada terdiam. Tiba-tiba seorang sahabat bangkit dan berkata; "Dahulu ketika engkau memeriksa barisan di saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisiku dengan tongkatmu. Entahlah, apakah saat itu sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut qishash hari ini".

Para sahabat terbelalak, tidak menyangka ada seseorang yang berani menutut balas seperti itu. Umar langsung berdiri dan siap "membereskan" orang itu. Nabi menahannya. Beliau menyuruh Bilal mengambil tongkat ke rumah Nabi. Siti Aisyah yang ada di rumah heran ketika Nabi meminta tongkat. 

Kepada Aisyah, Bilal menjelaskan duduk perkaranya, “Mengapa ada seorang sahabat yang berani berbuat senekat itu, padahal Rasul telah mencurahkan perhatian, bimbingan, pertolongan dan sebagainya kepada mereka ?”.

Selanjutnya setelah Nabi SAW menerima tongkat dari Bilal, diberikannya tongkat itu kepada sahabat tadi yang menuntut qishash, seraya beliau menyingkapkan bajunya. Terlihatlah perut Nabi. "Lakukanlah!" Kata Nabi SAW

Sesaat waktu berjalan dengan sangat menegangkan. Tetapi suatu keanehan terjadi. Sahabat itu dengan cepat segera memeluk Nabi, menciumi perut Nabi sambil menangis. Di sela-sela tangisnya ia berkata, "Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu !. Ya Rasulullah, aku ikhlas atas semua perilakumu".

Seketika terdengar takbir berkali-kali. Sahabat itu amat sadar bahwa permintaan Nabi itu tidak mungkin terucap seandainya beliau tidak merasa ajalnya sudah semakin dekat. Para sahabat pun tahu bahwa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Nabi sebelum Allah memanggilnya.

Satu pelajaran berharga buat kita, bahwa menyakiti orang lain, baik secara lahir maupun batin, merupakan perbuatan yang amat tercela. Allah SWT tidak akan memaafkan sebelum yang disakiti itu memaafkan. Rasul pun sangat berhati-hati karena khawatir ada orang lain yang beliau sakiti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun