Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani - Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mencari Calon Istri?

9 April 2023   16:35 Diperbarui: 10 April 2023   11:41 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suami, istri, dan anak-anak | Foto: Sauki Azam (Dok. pribadi)

Siti Fatimah r.a. yang selalu patuh itu, segera memenuhi kehendak ayahnya dan ingin sekali mengetahui amaliyah apa yang dikerjakan Siti Muthi’ah sehingga ia dikatakan oleh Rasulullah SAW sebagai seorang perempuan yang sangat baik akhlaknya.

Dengan mengajak putranya Hasan yang masih kecil, mereka berkunjung ke rumah Siti Muthi’ah. Sesampainya di rumah Siti Muthi’ah, ia mengucapkan salam. Nyonya rumah membukakan pintu. Betapa gembira Siti Muthi’ah bercampur heran melihat tamunya itu adalah Siti Fatimah r.a..

“Apa gerangan maksud kedatangan putri Nabi SAW itu.” Tanyanya dalam hati.

Setelah Siti Fatimah mengutarakan maksudnya, dengan ramah Siti Muthi’ah menyatakan penolakannya. “Wah, bahagia sekali aku menyambut kedatanganmu ini, Fatimah. Namun, maafkanlah aku, sahabatku, sesungguhnya aku hanya dapat menerima kedatanganmu saja. Sesungguhnya suamiku, telah beramanat bahwa aku tidak diperbolehkan menerima tamu lelaki dirumah ini.”

Siti Fatimah menjawab sambil tersenyum, “Ini Hasan, putraku sendiri wahai Muthi’ah.  Dan lagi, ia kan masih anak-anak”. 

Siti Muthi’ah menjawab lagi, “Namun, sekali lagi maafkan aku, walaupun ia masih kecil, tetapi ia laki-laki. Sungguh aku tidak berani melanggar wasiat suamiku!”

Pada saat itu, Siti Fatimah mulai merasakan keutamaan Siti Muthi’ah seperti yang dikatakan ayahnya. Sehingga ia semakin menggebu ingin mengetahui lebih dalam akhlaq wanita itu.

Kemudian Siti Fatimah berkata lemah lembut, “Kalau begitu, baiklah Muthi’ah. Sangat kuhargai keteguhan hatimu dalam mengemban amanah suami.” Lalu, Siti Fatimah mengantarkan pulang anaknya.

Tidak berapa lama ia telah datang kembali ke rumah Siti Muthi’ah. Perempuan itu menyambutnya dengan senang hati seraya membimbing Fatimah masuk rumah.

“Aku jadi berdebar dan bertanya-tanya. Sesungguhnya apa sebenarnya maksud kedatanganmu kesini, wahai sahabatku? Sepertinya ada sesuatu yang sangat penting sekali.  Hal apakah itu, wahai putri Rasulullah?”

“Memang benar, Muthi’ah. Ada berita gembira buatmu dan ayahku sendirilah yang menyuruhku datang kemari.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun