Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani - Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Umar bin Khattab, Mengenal Allah Melalui FirmanNYA

1 April 2023   06:00 Diperbarui: 1 April 2023   06:16 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu keistimewaan ajaran Islam adalah pengaruhnya yang sangat dalam pada jiwa manusia. Sebagai contoh, Fathimah binti Khattab, adik Umar bin Khattab ra, yang memiliki keteguhan jiwa dan pendirian yang mantap. Dengan keteguhan sikapnya itu ia berhasil membuka fitrah nurani kakaknya, Umar bin Khattab. Sementara sebelum masuk Islam Umar bin Khattab dikenal sebagai salah satu tokoh Quraisy yang paling menentang seruan Nabi Muhammad SAW. Pada masa jahiliyyah, Umar ra juga dikenal memiliki sifat yang kejam, bengis, dan suka khamr.

Sebelum Umar bin Khattab masuk Islam, Fathimah telah lebih dulu menerima dakwah Rasulullah SAW. bersama suaminya, Sa’id. Ia mengimani ajaran Islam di tengah tekanan dan permusuhan kaum Quraisy yang kejam terhadap kaum muslimin. Saat itu, kaum muslimin jumlahnya masih sangat sedikit. Dalam suasana seperti itu mempelajari Islam masih dengan cara sembunyi-sembunyi. Salah satunya di rumah Fathimah. Di tempat itu selalu diadakan pembahasan ayat-ayat Al-Qur’an oleh para utusan Rasulullah SAW.

Suatu hari Fathimah dan suaminya belajar pada Khabbab bin Arats. Mereka baru saja mengaji dan menghafalkan wahyu yang baru diturunkan kepada Rasulullah SAW. Saat itu datanglah Umar bin Khattab mengetuk pintu dengan garang. Umar terkenal sebagai pemuka Quraisy yang gagah dan berwibawa serta tidak senang dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, kedatangannya membuat peserta pengajian merasa cemas. Setelah pintu dibuka, nampaklah kemarahan Umar. Ia sangat murka, karena adiknya telah menerima ajaran Islam. Fathimah dengan berani menghalangi Umar. Tanpa berpikir panjang lagi, Umar menempeleng adiknya hingga mulut Fathimah mengeluarkan darah. Tetapi adiknya itu tetap tegar, tidak menunjukkan wajah ketakutan atau penyesalan.

Ketika melihat darah ini, hati Umar semakin mendidih. Tadi, sebelum Umar masuk rumah, ia sempat mendengar ayat Al-Qur’an dibacakan. Tetapi tidak jelas. Ia ingin mengetahuinya. Kemudian Umar berkata, “Apakah yang kalian baca tadi !”

Dengan tegas dan beraninya Fathimah menjawab, “Engkau najis. Tidak boleh menyentuh apa yang kami baca sebelum mandi terlebih dahulu.”

Karena rasa ingin tahu yang sangat besar, Umar menuruti kata-kata adiknya, ia pun mandi. Kemudian datang lagi dan meminta apa yang dibaca Fathimah. Setelah diterimanya lembaran-lembaran shuhuf Al-Qur’an. Dibacalah oleh Umar ayat demi ayat awal surat Thaha: “Thaha. Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah, melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), diturunkan dari (Allah) yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi, (yaitu) Yang Maha Pengasih, yang bersemayam di atas ‘Arsy." (QS. Thaha: 1-5)

Luar biasa pengaruhnya, setelah membaca firman Allah tersebut Umar bin Khattab seketika menemukan apa yang selama ini dirindukan oleh kekosongan hatinya. Ia sadar, bahwa ini bukanlah ucapan manusia, melainkan benar-benar firman Allah Yang Maha Berkuasa. Hati Umar bin Khattab pun luluh, wajahnya tertunduk, sekujur tubuhnya berkeringat, dan tangannya gemetar. Lantas dia berkata, “Ini bukan ucapan manusia. Ini bukan perkataan Muhammad.” Sungguh tinggi nilai mu’jizat itu sampai-sampai Umar bin Khattab yang terkenal keras itu terkagum-kagum dengan keluhuran Al-Qur’an. Hijab yang selama ini menutup hatinya, terbuka. Ia mengenal Allah melalui firmanNya. Ia sangat yakin dan seketika itu juga menyatakan dirinya ingin masuk Islam. Maka Fathimah menunjukkan kepadanya dimana Rasulullah SAW berada.

Mengapa Umar menerima Islam, setelah mendengar ayat-ayat suci Al-Qur’an dibacakan kepadanya ? Padahal sebelumnya ia sedang marah. Tidak lain hal itu karena Fathimah bersikap teguh dalam mempertahankan keyakinannya. Fathimah tidak gentar sedikitpun dalam menegakkan kebenaran dari Tuhannya. Fathimah yakin Islam bukan ingin mempersulit manusia, tapi sebaliknya, Islam ingin mempermudah kehidupan manusia. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun