Mohon tunggu...
Dandi Rivaldi
Dandi Rivaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Lingkungan

Seseorang yang terus belajar yang memiliki keinginan dalam memajukan perekonomian berbasis lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Atasi Persoalan Sampah, Mahasiswa Terapkan Teknologi Maggot BSF di Ciparigi Kota Bogor

1 Desember 2022   16:20 Diperbarui: 1 Desember 2022   16:31 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa IPB melalui program Mahasiswa Mengabdi Reguler LPPM IPB University melakukan pengabdian di RT 03 RW 10 Kelurahan Ciparigi Kota Bogor untuk mengatasi persoalan sampah. Hal ini dilakukan karena warga RW 10 mengelola sampah dengan cara membakar sebagian besar sampahnya. Ketua RW 10, Pak Uus pada pertemuan pertama dengan mahasiswa (29/10), menjelaskan bahwa pengelolaan sampah di RW-nya selama ini masih kurang baik.” Ada tukang sampah yang ngangkutin, kalau RT 01 dan RT 02 dikumpulin di lahan salah satu warga, kalau RT 03 sampai RT 05 dikumpulin dibelakang. Warga iuran untuk bayar tukang sampahnya itu.” tambahnya. Sampah organik yang tercampur sebagian dibakar karena dianggap akan menimbulkan bau. “Iya dibakar karena mobil dari DLH ngambilnya seminggu sekali, jadi sampah2 yang basah yang bikin bau kita bakar, sisanya nanti diambil DLH.” 

Untuk mengatasi persoalan tersebut, mahasiswa IPB berinisiatif  untuk menerapkan bioteknologi maggot Black Soldier Fly (BSF) yang dapat digunakan untuk mereduksi sampah organik dengan waktu yang singkat. Hal ini disambut baik oleh Ketua RW 01 dan ketua RT 03. Mereka menyampaikan bahwa hal seperti ini sudah mereka harapkan sejak dulu. “Oh iya yang kaya ulet itu ya? Kemarin saya sempet denger juga dari temen. Mau belajar tapi gatau dimana. Saya sih mau banget kalau dibuat disini.” ujar ketua RT 03. 

Pada Rabu, 2 November 2022 diselenggarakan sosialisasi pemilahan sampah kepada warga RT 03 RW 10 di aula Masjid. Sosialisasi ini dilakukan untuk mengajak masyarakat ikut serta pada program pengelolaan sampah dengan melakukan pemilahan sampah dari rumah masing-masing. Pada sosialisasi ini dijelaskan cara mengelola sampah organik menggunakan maggot BSF secara optimal, sampah organik yang dikumpulkan kepada petugas harus sudah dalam keadaan terpilah. Selain itu, memilah sampah juga dapat memudahkan pendaur-ulangan sampah anorganik. Masyarakat dapat menjual kembali sampah anorganik atau memberikan kepada pemulung sehingga jumlah sampah yang terbuang akan berkurang secara drastis.

Dokpri
Dokpri

Selanjutnya, mahasiswa IPB membantu membuatkan instalasi untuk budidaya maggot berupa rak dan box maggot di lahan milik salah satu warga yang dihibahkan untuk lahan Kelompok Wanita Tani (KWT). Pembuatan instalasi dimulai dari tanggal 20 November dan direncanakan selesai pada 5 Desember 2022. Berikutnya, petugas sampah yang ditunjuk untuk mengelola maggot diberikan pelatihan budidaya maggot BSF mulai dari siklus telur hingga menjadi lalat kembali, jumlah dan durasi pemberian sampah, hingga cara pemanenan. Maggot BSF yang dihasilkan direncanakan akan dijadikan pakan ternak ayam dan lele untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat setempat. 

Ketua RW 10 menyambut baik bantuan mahasiswa dalam pengelolaan sampah di wilayahnya. Ia berharap program ini dapat berhasil dan mengurangi sampah yang dibuang/dibakar dan dapat diterapkan di RT-RT di wilayahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun