Mohon tunggu...
Dandi M S.S.M.
Dandi M S.S.M. Mohon Tunggu... Konsultan - Pembaca

Hi warga Kompasiana, nama saya Dandi Mailana Saputra.,S.M. Full time Business Part time Blogger Kegiatan saya dapat kalian kunjungi di instagram @dandi_m_s

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dualisme Visi PSI, Kenapa Kaesang yang Jadi Ketua Umum? (PSI dan Jokowisme)

11 November 2023   19:15 Diperbarui: 11 November 2023   19:17 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram.com/@PSI_id

Partai Solidaritas Indonesia atau PSI menjadi salah satu partai politik di Indonesia sejak tahun 2014 lalu. Namun partai ini baru PSI memang menjadi saya tarik bagi anak muda. Tak hanya tertarik untuk menjadi kader, tetapi banyak anak muda yang tertarik dengan program dan tokoh di PSI. Mereka memiliki banyak kader terbaik pada saat pendiriannya. Mulai dari Grace Natalie, Tsamara Amani, Raja Juli AntonAntoni, Dini Purwono, Giring Ganesha, dan banyak kader lainnya. Tokoh pemuda ini terkenal sangat vokal menyuarakan kepentingan rakyat. Bahkan pada saat itu Giring dipilih banyak pemilih di dapil-nya namun sayangnya Perlemen Threshold PSI belum mencukupi sehingga Giring gagal melaju ke senayan. 

Visi dan Misi PSI juga tegas dengan mengatakan bahwa caleg PSI tanpa mahar. Selain tanpa mahar, PSI juga membawa campaign jika PSI tidak melihat latar belakang caleg yang di-usung dan mereka mengatakan jika bukan anak siapa-siapa bisa menjadi caleg atau bergabung dengan PSI. 

Lain dulu lain sekarang, PSI justru mengangkat Kaesang Pangarep yang mana putra bungsu presiden Jokowi sebagai Ketua Umum yang menggantikan Giring Ganesha. Tentu ini bertolak belakang dengan visi partai yang selalu membawa campaign yang bukan anak siapa-siapa dapat bergabung dengan mereka. Sedangkan Kaesang Pangarep belum genap satu minggu menjadi anggota PSI justru langsung dapat posisi Ketua Umum. 

Dengan begitu banyak pengamat politik mengatakan jika posisi Ketua Umum yang dijabat oleh Kaesang karena nama besar Jokowi atau dengan kata lain, Kaesang dipilih karena anak presiden. Tentu ini juga mengaminkan jika PSI memilih kader tanpa melihat latar belakang, artinya siapapun orang nya dapat menjadi bagian dari PSI. Namun jika ditarik maju ke depan maka tidak mungkin PSI memilih Kaesang bukan atas dasar sosok Kaesang yang merupakan anak presiden. Sebab keluarga presiden Jokowi sangat dikenal masyarakat. 

Menjadi ketua umum partai bukan lah hal yang mudah, terutama dalam mengatasi perbedaan antar anggota dan juga menentukan arah tujuan partai. Maka banyak partai politik yang memilih Ketua umum berdasarkan pengalaman dalam berpartai yang sudah matang atau sebagian partai lainnya memilih Ketua umum karena merupakan salah satu pendiri partai yang dapat merefleksikan visi partai sejak awal. 

Sedangkan Kaesang sendiri belum memiliki pengalaman dalam berpolitik praktis, tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi para dewan pembina partai untuk membentuk Kaesang agar dapat menarik banyak pemilih yang notabene-nya meragukan kemampuan Kaesang. 

PSI dan "JOKOWISME"

PSI juga sangat dekat dengan Jokowi termasuk selalu mendukung jokowi dan semua kebijakannya. Termasuk yang vokal melakukan komunikasi politik mengenai trobosan Jokowi yang memiliki pro-kontra di masyarakat. Bahkan banyak sekali pengamat politik mengatakan PSI lebih Jokowi dibanding PDIP yang merupakan rumah politik Jokowi. Tentu jika dalam konteks "JOKOWISME" Maka langkah PSI benar jika menunjuk Kaesang menjadi ketua umum. Lantas siapa yang dapat merepresentasikan presiden Jokowi selain anak kandungnya Jokowi itu sendiri? Maka Kaesang menjadi ketua umum yang pas untuk PSI. 

PSI bahkan yang selalu berbenturan dengan Gerindra, namun pada akhirnya bersatu dengan Koalisi yang mendukung Prabowo-Gibran sebagai capres-cawapres. Bahkan pada suatu podcast Faldo Maldini mengutarakan curhatan banyak rekannya yang tidak membayangkan akan berteriak "Prabowo Presiden".

Namun situasi bergabungnya PSI yang berjalan bersama Gerindra dapat diasumsikan karena pasangan capres-cawapres ini menyatakan akan melanjutkan program Jokowi bahkan menggandeng putra sulung Jokowi, maka ini dapat diasumsikan jika PSI berideologi "JOKOWISME ".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun