Mohon tunggu...
Dandi M S.S.M.
Dandi M S.S.M. Mohon Tunggu... Konsultan - Pembaca

Hi warga Kompasiana, nama saya Dandi Mailana Saputra.,S.M. Full time Business Part time Blogger Kegiatan saya dapat kalian kunjungi di instagram @dandi_m_s

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wahidin Halim (WH) dan Langkah Menuju Gubernur Banten, Harus Keluar dari Partai demi Jadi Banten 1

20 Maret 2023   20:43 Diperbarui: 20 Maret 2023   21:10 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram.com/@wh_wahidinhalim

Wahidin Halim adalah mantan gubernur banten yang berhasil memimpin provinsi paling barat pulau jawa selama 1 periode yaitu dari tahun 2017-2022. Sebelum menjadi gubernur, lulusan FISIP Universitas Indonesia ini telah malang melintang menjadi birokrat di Tangerang. 

Mulai dari kepala desa, Lurah, Camat, Kepala Dinas, sampai Sekretaris Daerah sudah pernah di emban oleh WH. Sampai akhirnya WH berani memulai langkah politisnya dengan bergabung dengan partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya pada pemilihan umum walikota Tangerang tahun 2003. Wahidin Halim menggandeng pengusaha muda sebagai wakilnya yaitu Deddy syafei dan pada akhirnya memperoleh kemenangan mutlak.

Kepercayaan besar yang dibayar masyarakat kota Tangerang kepada WH dibayar dengan kinerja Apik WH. Kota Tangerang bahkan mendobrak dengan pemberian layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Kota Tangerang. Bukan hanya itu, WH pun menggratiskan seluruh sekolah negri di Kota Tangerang. Bahkan dengan tegas tidak melakukan kompromi dengan pihak sekolah agar tidak meminta pungutan atau sumbangan untuk sekolah.

Tokoh masyarakat Pinang ini telah membuktikan kapabilitas nya memimpin kota Tangerang sehingga WH juga melanjutkan kepemimpinan Kota Tangerang pada periode kedua-nya. Pada periode kedua WH menggandeng pengusaha muda asli Tangerang yaitu Arief Rachdiono Wismansyah sebagai wakilnya yang kelak berhasil meneruskan kepemimpinan di Tangerang. WH dan Arief bahkan berhasil mendapatkan Adipura tahun 2010 bersama dengan Surabaya.

Pada 2 Tahun sebelum berakhir masa kepemimpinannya di Kota Tangerang, WH mengikuti Kontestasi pemilihan Gubernur Banten tahun 2011. Dengan reputasi yang baik di Tangerang, tentu membuat partai Demokrat tertarik untuk mengusung WH-Irna Narulita walau hanya dengan satu partai namun perolehan suara yang diperoleh cukup besar meskipun tetap kalah dengan Ratu Atut-Rano Karno. Setelah kalah pada Pilgub 2011 WH kembali ke kantornya di Tangerang dan melanjutkan tugas sebagai Walikota Tangerang.

Setelah habis masa jabatannya sebagai Walikota WH maju ke senayan pada Pileg 2014 pada dapil Banten III yang meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Dengan reputasi yang baik di Tangerang tentu WH berhasil memperoleh banyak suara untuk ke senayan. Bahkan pada saat di DPR RI WH sempat di tawarkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi wakil ketua DPR namun ditolak dengan WH yang pada saat itu ia merasa belum pantas. 

WH masih ingin membesarkan namanya di daerah asalnya, terbukti ketika WH mengundurkan diri di DPR pada tahun 2016 dengan Pergantian Antar Waktu. Dengan begitu para pengamat politik menilai bahwa WH hanya menepi di senayan sambil menunggu Pilgub Banten periode selanjutnya.

Pada tahun 2017 WH maju menuju Banten 1 dengan meminang anak mantan gubernur banten Ratu Atut yaitu Andika Hazrumy. Dengan dominasi partai Golkar di Banten maka akan memudahkan WH menjadi gubernur karena Andika merupakan politikus Golkar. Di Tambah nama WH yang besar di Tangerang raya saja tentu perlu menggandeng nama besar di kulon (Barat) Banten. Nama Ratu Atut dan keluarganya sangat besar di Banten, tentu Andika menjadi pasangan ideal guna melawan pasangan calon lain. 

Meski saat itu muncul kontroversi dan amunisi menyerang WH yang sebelumnya berteriak lantang melawan Dinasti Politik Banten, namun ia menggandeng Andhika yang merupakan anak Ratu Atut yang dinilai bagian dari politik dinasti. Lawan WH juga bukan lawan sembarangan, yakni Rano Karno-Embay. Rano Karno yang sebelumnya pernah menjadi Bupati Kabupaten Tangerang, Wakil Gubernur Banten sampai akhirnya menjabat Gubernur banten menggandeng Embay yang merupakan Tokoh besar banten yang juga pendiri provinsi Banten.

Pada saat memimpin Banten, WH dinilai tidak mesra dengan wakilnya. Mereka dinilai berjalan masing masing, seiring dengan ketidak mesraan Demokrat dan Golkar di Banten. Termasuk Andika Hazrumy yang seperti sedang melakukan safari politiknya untuk maju pada Pilgub banten periode selanjutnya tanpa WH. Namun seiring berakhirnya masa jabatan WH sebagai Gubernur Banten, membuat nama bakal calon gubernur bermunculan salah satunya Iti Octavia Jayabaya yang menjabat ketua DPD Demokrat Banten yang membuat posisi WH tidak jadi pilihan tunggal partai Demokrat.

Keinginan Besar WH melanjutkan kepemimpinan nya sebagai gubernur Banten membuat WH secara gamblang membuka peluang partai meminang dirinya agar menunjuk WH maju di Banten 1 2024 mendatang. WH khawatir apabila Demokrat menilai ia tidak lagi relevan menjadi calon Gubernur tahun 2024 di tambah usia WH yang tidak muda lagi, tentu menjadi bahan pertimbangan regenerasi Demokrat di Banten. 

WH yang pernah tercatat sebagai Gubernur terkaya di Pulau Jawa ini melakukan komunikasi dengan partai yang bersedia mencalonkan dirinya, hingga akhirnya beliau memilih Partai Nasional Demokrat. Ia mengatakan alasan hengkang dari partai berlogo Mercy ini karena ia butuh partai yang mendukung nya menjadi calon gubernur Banten.

Wahidin Halim mengatakan Nasdem mendukung penuh langkahnya bahkan di ucapkan langsung oleh Ketua Umumnya yaitu Surya Paloh. WH mengaku di tawari Surya Paloh yang siap mendukungnya sebagai Gubernur periode 2 sampai calon DPR RI. Bahkan dengan nama besar WH di Banten, Anies Baswedan yang merupakan calon presiden dari partai Nasdem sampai Sowan ke kediaman WH di Pinang kota Tangerang pada 25 Januari lalu guna memenangkan Anies di Banten.

Nama besar yang dimiliki WH di banten tentu sangat disayangkan apabila Demokrat harus kehilangan salah satu kader Terbaik nya. Tentu berbanding terbalik dengan Nasdem yang kini di untungkan dengan merapatnya WH ke partai pimpinan surya Paloh ini. Nasdem memang secara nasional memiliki pemilih yang banyak namun di Banten sendiri Nasdem masih membutuhkan tokoh besar untuk mendompleng suaranya tentu dengan merapatnya WH membuat Nasdem memiliki tokoh besar di Banten.

Wahidin Halim tentu masih harus membentuk koalisi dengan partai lain agar ia masuk pada Pilgub Banten 2024. Nasdem perlu menjaga koalisi baik dengan kawan politiknya di kancah nasional guna ikut barisan WH di banten. Nasdem masih kurang bangku di DPRD Provinsi namun dengan kemesraan Nasdem di nasional tentu mempermudah bergabungnya partai lain untuk mendukung WH. 

Salah satunya kemesraan dengan PKS yang juga memiliki kursi yang cukup banyak di Banten. Kehadiran banyak bakal calon Gubernur Banten membuat partai memiliki banyak pilihan juga untuk mengusung salah satu calon pilihannya. Mulai dari Iti Jayabaya, Andika Hazrumy, Airin, Maupun nama lama lainnya.

Kepemimpinan WH yang apik perlu di apresiasi bagi warga banten. Penulis sendiri melihat hasil kerja WH di banten, salah satunya program saat di Kota Tangerang yang menggratiskan biaya pendidikan di Banten. Sebagai Contoh dulu SMK negeri di Kabupaten Tangerang di patok besaran biaya SPP perbulannya, namun setelah WH menjabat beberapa bulan seluruh sekolah negri di larang keras memungut sumbangan biaya sekolah sepeser pun.

Tentu perlu ditunggu juga kehadiran calon lain dan kendaraan koalisi politik WH. Pilgub Banten kali ini memang lebih seru dari Pilgub sebelumnya, setelah banyak yang membuka diri dan secara terbuka menyatakan akan maju di Pilgub Banten.

Terimakasih kepada para pembaca. Semoga Hal-hal Baik menyertai anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun