Mohon tunggu...
Dandi M S.S.M.
Dandi M S.S.M. Mohon Tunggu... Konsultan - Pembaca

Hi warga Kompasiana, nama saya Dandi Mailana Saputra.,S.M. Full time Business Part time Blogger Kegiatan saya dapat kalian kunjungi di instagram @dandi_m_s

Selanjutnya

Tutup

Music

Dari Slipknot sampai Blackpink Bukti Hebatnya Promotor Indonesia, Bahan Pertimbangan agar Indonesia Tidak Dilangkahi Lagi!

20 Maret 2023   11:40 Diperbarui: 20 Maret 2023   11:42 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram.com/@hammersonicfest

Minggu (19/03/2023) kemarin, Slipknot tampil di Hammersonic 2023 Jakarta. Acara yang sempat ditunda ini akhirnya sukses membawa Corey Taylor dan kawan-kawan tampil di Indonesia. Band Cadas ini bukan  bintang internasional sendirian yang tampil di Hammersonic, masih ada Black Flag, Trivium, dan banyak band Metal internasional lainnya. Setiap pagelaran Hammersonic memang selalu membawa bintang internasional aliran keras mancanegara. Bahkan event 2018 mereka menghadirkan in flames dan pada tahun sebelumnya mereka berhasil membawa Megadeth untuk tampil di Hammersonic.

Tahun 2023 seperti Oasis di tengah Gurun Pasir bagi para pecinta musik. Mulai dari konser Sheila on 7 bertajuk Tunggu aku di Jakarta, Konser Raisa yang sempat tertunda pada tahun 2020 sampai Konser Dewa 19 yang di laksanakan di Jakarta Internasional Stadium (JIS). Tak Hanya itu, Bagi pecinta K-POP juga telah dipuaskan dengan Born Pink World tour milik Blackpink. Banyak sekali festival musik yang sudah start dari akhir tahun lalu sampai puncaknya di tahun 2023. Akan banyak sekali musisi yang membuat konser dan EO yang mulai menjalankan lagi acaranya di tahun ini.

Kesuksesan acara bukan hanya peran penampil sendirian, di belakang itu ada promotor sebagai penyelenggara. Seperti yang kita ketahui khususnya dalam World tour musisi internasional, Indonesia dianggap bukan market yang bagus untuk menggelar konser mereka. Bagaimana tidak, banyak sekali musisi yang "Melangkahi Indonesia" dalam rangkaian tour Mereka. Tak jarang musisi internasional melaksanakan konser di Singapura dan Australia namun tidak memasukan Indonesia dalam catatan tour mereka. Bahkan pada tahun 2017 lalu band Coldplay lebih memilih memutar balik stir nya menuju Tokyo ketika rangkaian tour asia mereka di mulai dari Singapura. Bagi negara sekecil Singapura, maka peluang keberhasilan tour musisi internasional lebih terbuka di Indonesia yang jumlah masyarakat nya berkali-kali lipat jumlah penduduk Singapura.

Padahal pendapatan negara bertambah ketika musisi internasional melaksanakan konser nya di Indonesia. Pemerintah menetapkan pajak untuk penampilan musisi internasional sebesar 15% dari harga tiket yang dijual. Pendapatan ini belum dihitung dengan kehadiran fans negara lain yang tidak di kunjungi sang musisi  maupun perputaran keuangan yang terjadi di sekitar venue. Tentu dengan begitu banyak sekali keuntungan yang akan didapatkan negara.

Dengan berhasilnya para promotor membawa musisi internasional, turut membantu musisi lain menjadi percaya dengan penikmat musik di Indonesia dengan begitu kedepannya mereka tidak ragu memasukan list negara yang akan di-sambangi-nya. Musisi internasional perlu mempertimbangkan Indonesia sebagai negara penting yang memiliki market musik yang baik sama halnya dengan Singapura dan Australia.

Tak hanya sebagai devisa negara. Musisi internasional turut membentuk pasar musik di Indonesia ke arah yang lebih maju, mereka memaksakan musisi tanah air agar dapat menciptakan karya yang bagus karena Demand nya akan berubah menjadi Potential Demand. Dimana Pasar mampu membayar lebih untuk suatu produk dengan kualitas "lebih". Dengan begitu perputaran ekonomi di bidang kreatif ini akan semakin produktif. Djakarta Warehouse Project (DWP) juga telah aktif sejak awal mengundang musisi top internasional bergenre EDM.

Selain banyaknya promotor yang telah kompeten, pemerintah juga harus memberi wadah profesional para musisi tanah air agar membantu mereka lebih berkembang lagi. Di tambah banyak sekali festival besar musik di Indonesia yang di promotori oleh perusahaan swasta namun sangat sedikit acara musik besar yang di gelar oleh pemerintah atau BUMN. Saat ini musisi tidak hanya berteriak soal hak cipta, sebagian dari mereka juga sulit mendapatkan izin keamanan, harga sewa venue yang terlalu mahal maupun permasalahan penyelenggaraan lainnya.

Penggemar K-POP sudah menunjukkan fanatisme mereka tanpa melihat harga tiket yang di jual penyelenggara, di tengah harga tiket yang tinggi mereka tetap memenuhi konser musisi idola mereka bahkan rela pesan dari jauh-jauh hari. Semakin menunjukan Potential Market yang tercipta di Indonesia semakin membuat Musisi internasional berfikir dua kali untuk melangkahi indonesia. Dan ini peluang para musisi juga agar membuat karya yang lebih baik lagi kedepannya.

Bagaimana menurut kalian tentang festival musik di Indonesia? Apa saja yang harus di benahi dan didukung agar lebih maju?

Terimakasih kepada para Pembaca. Semoga hal-hal baik bersama kalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun