Mohon tunggu...
Dandi M S.S.M.
Dandi M S.S.M. Mohon Tunggu... Konsultan - Pembaca

Hi warga Kompasiana, nama saya Dandi Mailana Saputra.,S.M. Full time Business Part time Blogger Kegiatan saya dapat kalian kunjungi di instagram @dandi_m_s

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bisakah Partai Gelora Mengikuti Jejak Nasdem?

26 Oktober 2022   21:14 Diperbarui: 26 Oktober 2022   21:19 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai Gelora atau Partai Gelombang Rakyat Indonesia, partai politik baru yang menarik perhatian. Partai gelora hadir dengan warna yang menarik, sebab hadirnya partai gelora disebut ingin merangkul para kader muda. 

Dengan Warna biru muda membuat Gelora berbeda dari partai lain yang menggunakan warna yang terang dan mencolok. Banyak pihak yang menyebut Partai Gelora adalah PKS Versi "Rebranding" atau barisan patah hatinya PKS. Ya, Memang para petinggi partai Gelora adalah para mantan politisi PKS. Anis Matta, Fahri Hamzah, Achmad Rilyadi, dan Mahfudz Siddiq adalah para pucuk pengurus Partai ini yang berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

Mungkin masih banyak pengurus DPD partai yang juga mantan politisi PKS. Salah satu keberhasilan partai Gelora sebagai partai pendukung pasangan calon Benyamin-Pilar Saga pada Pemilukada serentak 2020 yang notabene-nya Benyamin sebagai Ketua DPD Nasdem Kota Tangsel yang mana partainya lebih memilih mengusung paslon Muhammad-Saraswati. Memang partai Gelora belum memiliki kursi baik di DPR,DPRD Provinsi, Maupun DPRD Kab/Kota guna mengusung Bakal Calon. 

Namun, ke-pandai-an Gelora dalam mendukung paslon dapat tercermin dari sini. "Senioritas" para kader partai Gelora memang takperlu diragukan lagi, belum lagi pada pilkada daerah lain yang gelora juga sebagai barisan partai pendukung. Gelora pun cukup gencar mempromosikan diri sebagai partai baru dan inipun mendapat simpati tinggi dari masyarakat.

Namun keberhasilan tersebut belum tentu membawa salah satu anggota parlemennya melenggang ke senayan. Sebab PSI dan perindo yang pada awal pendiriannya menarik perhatian para kaum millenial, dan banyak masyarakat yang sepakat dengan Visi Misi kedua partai tersebut. Pada faktanya kedua partai itu tidak dapat melenggang ke senayan kendati beberapa Caleg mereka memiliki jumlah suara yang tinggi.

Tapi apakah Partai Gelora akan senasib dengan partai Perindo dan PSI atau justru Partai Gelora dapat mengikuti jejak Partai Nasdem yang pada tahun pertamanya mengikuti Pileg, mengirim banyak wakilnya dan berada pada posisi 8. Namun kehadiran Partai Nasdem yang berangkat dari Organisasi Masyarakat tentu berbeda dengan Partai Gelora yang sejak awal memang berniat sebagai Partai Politik. Tentu tidak salah Partai Gelora belajar banyak dari partai Nasdem yang pada tahun keduanya masuk sebagai 5 Besar Partai pemenang pemilu.

Partai Gelora tidak dapat dianggap remeh juga bagi partai lain. Walaupun baru muncul di panggung politik, sepertinya Partai Gelora dapat meloloskan bayak kadernya melenggang ke senayan. Sebab nama lama para kadernya telah berada pada perhatian khusus dari masyarakat berbeda dengan PSI dan Perindo yang nama "POP" para kadernya bukan berasal dari Politikus. 

Ingat, para kader Partai Gelora berasal dari PKS yang suaranya lumayan banyak secara nasional. Inj juga menjadi keuntungan lebih bagi partai ini guna meramaikan Pemilu serentak 2024. 

Kehadiran para calon atau simpatisan partai yang berasal dari kalangan Muda juga perlu di dukung dengan banyak memunculkan figur pemuda di Partai Gelora Sebab para petinggi partai ini yang memang muka lama di panggung politik Indonesia akan menghambat Gelora mendapat dukungan dari  kalangan pemuda. Jangan sampai Gelora terkesan "sok asik" di kalangan anak muda. Sebab positioning partai Gelora sudah pas namun perlu melihat banyak aspek juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun