Namun apakah keinginannya untuk mencalonkan diamini oleh Partai Demokrat? Atau justru partai pimpinan AHY ini memiliki calon lain?
Partai Demokrat masih memiliki taji di Tanah Pendekar ini, meskipun Golkar tetap punya peranan penting sebagai kendaraan para politikus di Banten, terutama di Tangerang Raya yang setiap kepala daerahnya memiliki relasi baik dengan Partai Beringin ini.
Iskandar salah satu nama lama yang mulai muncul di sudut Kota Tangerang membuat penulis bertanya-tanya, apakah langkah Iskandar ke depan bertekad maju Pilwalkot Tangerang setelah sebelumnya pernah dikalahkan dalam Pilwalkot Tangerang juga?
Atau justru berniat untuk ikut sebagai Bakal Calon Gubernur Banten? Meski juga masih banyak calon Balon Gubernur yang kuat. Mulai dari WH yang baru 1 periode, Ratu Tatu, bahkan sampai Iti Jayabaya.
Bagaimana dengan Rektor UMT yang akhir-akhir ini tampangnya banyak ditemui di sudut Kota Tangerang?
Memang tak selalu politis, namun ini cara komunikasi baru bagi UMT yang menampilkan rektornya pada setiap media promosinya.
Sedangkan langkah yang diambil Ahmad Amrullah bukan langkah baru. Seperti ketua Yayasan Unis yang pada saat itu hadir pada setiap baliho Unis, yang ternyata tak berapa lama memang mengikuti Pileg.
Sachrudin sebagai pendamping Arief, menjadi calon kuat Walikota Tangerang selanjutnya. Namun apakah elektabilitasnya sekuat kendaraan politiknya?
Tidak seperti Arief saat jabat Wakil Walikota Tangerang yang nama dan prestasinya lumayan moncer.
Pada awal kehadiran Sachrudin justru menimbulkan polemik saat setatusnya sebagai ASN. Namun keunggulannya adalah namanya dikenal di Kota Tangerang, sehingga menjadi keuntungan tersendiri bagi Sachrudin.