Mohon tunggu...
Dandi Bachtiar
Dandi Bachtiar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ayah dari tiga putra dan putri

Manusia biasa yang sedang berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Membangun Jaringan Sistem Pembayaran ASEAN sebagai Transisi Menuju Visi Mata Uang Tunggal

20 Juni 2023   18:40 Diperbarui: 20 Juni 2023   18:47 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bank Indonesia (Antara Foto)

Kebutuhan akan koneksi sistem pembayaran yang mumpuni akan terbangun dengan sendirinya ketika suasana pertumbuhan kegiatan ekonomi meningkat pesat. Untuk itu perlu dipicu dengan rangsangan akan tumbuhnya kegiatan ekonomi di setiap negara anggota ASEAN. Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi perlu digalakkan, sehingga pembenahan kepada sistem pembayaran yang menjadi nadi ekonomi kawasan akan diperlukan pula.

Artinya semua lini perlu dipersiapkan dan diperkuat. Sistem pergerakan ekonomi perlu diperluas dan diperbanyak jenis kegiatan ekonominya, selanjutnya barulah dibangun sistem pembayaran terpadu yang mendukung kegiatan ekonomi yang tumbuh pesat tadi.

Sistem pembayaran antara negara anggota perlu dibuat efisien dan efektif agar dapat menyumbang kepada margin keuntungan dan kemudahan bagi para pelaku ekonomi. Negara Indonesia dalam hal ini Bank Indonesia berperan besar menjadi inisiator bagi bank sentral negara ASEAN lainnya untuk berkolaborasi membangun sistem keuangan integratif yang kuat di antara sesama ASEAN. Berbagai kemudahan perlu terus dibina dan dikembangkan untuk menunjang pergerakan pelaku ekonomi dalam kawasan ini.

Hal nyata yang telah dirintis Indonesia adalah dalam bentuk perjanjian kerjasama dengan Malaysia dan juga Thailand berupa implementasi QRIS dalam transaksi pelaku ekonomi di antara kedua-dua negara. Dengan aplikasi QRIS transaksi perdagangan menjadi lebih mudah. Warga Indonesia yang tengah berada di negara Malaysia atau Thailand dapat dengan mudah berbelanja atau bertransaksi dengan bantuan QRIS. Kemudahan yang diberikan oleh QRIS sangat nyata adanya. Seseorang tanpa perlu memakai uang cash/tunai dapat terus berbelanja di outlet luar negeri yang telah bergabung dalam sistem QRIS ini. Dengan menggunakan uang yang ada di dalam saldo debitnya di Indonesia ia dapat terus berbelanja produk di luar negeri dengan harga sesuai kurs yang berlaku saat itu. Jadi tanpa perlu lagi menukar uang di money changer. Sistem ini banyak memberi kemudahan bertransaksi. Hemat, waktu, hemat biaya dan hemat tenaga.

Kerjasama sistem QRIS antar semua negara ASEAN perlu digalakkan dan dilanjutkan secara meluas. Ini diperlukan kolaborasi yang intens antara semua bank sentral di negara-negara anggota ASEAN. Kerjasama membangun sistem QRIS ini dapat dipercepat dengan adanya kondisi keketuaan Indonesia di ASEAN. Indonesia dalam hal ini Bank Indonesia dapat segera berinisiatif merangkul semua bank sentral di ASEAN ini untuk bergabung dengan sukarela dalam sistem QRIS ini.

Dalam pengalaman implementasi yang sudah dilakukan selama ini adalah dengan Malaysia dan Thailand secara teknis telah menunjukkan keberhasilannya. Setidaknya terlihat dari data nilai transaksi yang terjadi di tahun 2022 adalah sebanyak 8,54 milyar Rupiah dari orang Indonesia yang belanja di Thailand. Sedangkan nilai transaksi orang Thailand yang berbelanja di Indonesia masih sekitar 114 juta Rupiah saja.

Apa yang dapat diambil pelajaran dari hasil implementasi uji coba ini bahwa sistem ini telah nyata memberi kemudahan kepada kegiatan transaksi keuangan antara warga ASEAN yang berbelanja di negara anggota lainnya. Jadi layaknya kita berbelanja di negara sendiri. Cukup menggunakan saldo debit di rekening sendiri, kita sudah bisa bertransasksi di mana saja.

Tantangan yang masih harus diselesaikan untuk ke depan adalah merangkul semua bank sentral ASEAN untuk mengembangkan sistem QR di masing-masing negara anggota ASEAN, kemudian mengintegrasikannya dengan sistem QRIS yang sudah dibangun oleh Indonesia. Dengan demikian semua negara anggota dapat memetik manfaatnya dari kemudahan bertransaksi di antara penduduk negara ASEAN ketika bepergian di negara sesama ASEAN. Ini tentunya akan menggalakkan juga sektor pariwisata ASEAN. Juga selain itu sektor perdagangan lainnya, seperti ekspor impor komoditi, bidang kesehatan, bidang pendidikan dan banyak bidang lainnya.

PENUTUP

Jaringan yang kuat dalam membangun konektifitas sistem pembayaran di antara negara anggota ASEAN tentunya akan mendukung pengembangan dan pertumbuhan sektor ekonomi kawasan. Sistem ekonomi yang integratif ini akan mendukung pula visi ekonomi kawasan yang lebih futurisik dan menantang kepada kekuatan ekonomi kawasan ASEAN seperti upaya penyatuan mata uang tunggal ASEAN. Memang visi itu masih belum bisa segera dicapai untuk saat ini dikarenakan oleh berbagai faktor. Namun, cita-cita menggapai penyatuan mata uang tunggal ASEAN tentunya perlu terus digaungkan untuk menjadikan kawasan ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang kuat dan menjadi magnet kepada pertumbuhan ekonomi dunia. Penguatan konektifitas sistem pembayaran ASEAN yang integratif tentunya baru bisa dicapai dengan kerjasama yang kuat dan konstruktif antar bank sentral negara-negara ASEAN. Dan ini akan menjadi modal penting dalam membangun strategi transisi menuju kepada visi futuristik mata uang tunggal ASEAN di masa depan.

Potensi besar cukup kita miliki, yaitu jumlah penduduk ASEAN yang mencapai 600 juta jiwa. Suatu potensi nilai ekonomi yang sangat berarti untuk menjadi pusat kekuatan baru ekonomi dunia. Dengan konektifitas sistem pembayaran yang mumpuni tentunya akan sangat mendukung efisiensi dan efektifitas transaksi ekonomi di kawasan ini. Sehingga ketika semuanya semakin tumbuh berkembang dengan kuat dapat menjadi kontribusi utama kepada upaya pencapaian kesejahteraan masyarakat ASEAN secara bersama-sama.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun