Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antara Manga, Musik Rock dan Aku di Tengahnya

21 Januari 2018   12:00 Diperbarui: 21 Januari 2018   13:00 1870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Japan Rock (amazon.co.jp)

Manga dan musik rock, keduanya mempunyai satu jiwa, yaitu "menyuarakan kebebasan". 

Manga menyuarakan kebebasan karena arti dari manga sendiri adalah menggambar dengan santai dan bebas tanpa terikat aturan. Manga Jepang banyak diminati karena memang jalan/alur ceritanya yang unik. Salah satu sebab mengapa mereka bisa mengarang jalan cerita yang unik adalah, karena orang Jepang tidak banyak yang terpaku pada hal2 yang tabu (misalnya masalah agama dan kepercayaan). Hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat karya manga mereka lebih bervariasi. 

Musik rock juga menyuarakan kebebasan. Karena, seperti yang sudah saya tulis diatas, untuk mengarang syair lagu-nya mereka tidak usah terikat pada aturan suku kata go-shichi-go seperti dalam haiku maupun tanka.

Jadi Manga dan musik rock sama2 menyuarakan kebebasan. Bedanya, manga tidak "bersuara" secara harafiah, karena kita tidak bisa mendengar suaranya. Kita semua tahu kan kalau manga tidak bisa berbunyi maupun bersuara (kalau bisa serem juga tuh, soalnya di kamar banyak berserakan manga sih ...hehehehe)

Tapi, sebenarnya kita bisa mendengar "suara" kebebasan dari manga kok, karena kadang kalau saya sedang membaca suatu manga, maka rasanya saya sedang mendengarkan lagu dari suatu penyanyi atau grup dari aliran rock.

Contohnya kalau saya sedang membaca manga "Vagabond" karangan Inoue Takehiko, saya seperti mendengar musik Van Halen dengan petikan gitar Eddie yang tajam dan manis, persis seperti ayunan pedang ciamik dalam setiap pertarungan dari Miyamoto Musashi, tokoh dari manga "Vagabon" (manga ini memang mengambil dasar cerita dari novel Miyamoto Musashi karangan Yoshikawa Eiji). Saya seperti mendengar teriakan Sammy Hagar "Go Ahead and Jump," kemudian Miyamoto loncat dan menghunuskan pedangnya ke lawan dengan sigap, sesigap Eddie memetik Frankenstein Guitar nya.

Atau kalau saya sedang membaca manga "Uchuu Kyoudai" karangan Koyama Chuuya, saya seperti sedang mendengarkan musik dari Depeche Mode. Sentuhan Keyboard dari Martin Gore dan suara berat dari Dave Gahan bisa membawa saya seperti menjelajahi planet di tatasurya, persis seperti Mutta dan Hibito, dua tokoh kakak beradik dalam manga "Uchuu Kyoudai" yang berpetualang di luar angkasa. Terutama kalau sedang membaca manga ini, saya seperti mendengarkan lagunya Depeche Mode yang berjudul "Enjoy the Silence."

Lalu kalau saya sedang membaca manga "Higanjima", saya seperti sedang mendengarkan musik yang agak mistis dari Bjork, membaca manga "Initial D" akan membawa saya hanyut dalam alur cerita cepat balapan drift menuruni gunung, seperti mendengarkan petikan gitar yang super cepat dari si dewa gitar Yngwie Malmsteen.

Singkat cerita, manga dan musik rock, bagi saya merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya bisa "bersuara" bagi saya. Terlebih, terutama keduanya adalah teman yang paling setia sejak saya "mendarat" dan berkelana di Jepang. Dari manga saya banyak belajar kanji dan kata2 untuk percakapan, dan musik rock selalu setia menemani saya saat kutak-katik sesuatu baik di komputer (seperti saat saya menulis ini) maupun di kertas. Musik rock mampu membuat encer pikiran, terutama kalau sedang menggarap sesuatu yang sulit dan rumit. Ini bagi saya lho...

Jadi, mulai sekarang dan masa yang akan datang, saya akan selalu terjepit diantara manga dan musik rock dan menikmati kedua "suara"nya. Rasanya saya juga tidak mau berontak untuk lepas dari jepitan itu karena.......ya mungkin sudah takdir. Jadi saya akan nikmati saja pembaca.

Selamat berakhir pekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun