Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

''Are You Happy?''

3 Januari 2018   19:37 Diperbarui: 6 Januari 2018   11:56 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sendirian kadang mengasyikkan (Danau Okutama. Dokumentasi Pribadi)

Teknologi yang berkembang pesat saat ini juga menjadi salah satu penyebab (atau berpengaruh pada) berubahnya pola hidup masyarakat. Misalnya, dengan tersedianya jaringan komunikasi (data) yang cepat dan merata, maka orang sudah tidak perlu lagi pergi jauh2 untuk misalnya belanja bersama teman. Cukup dengan beberapa klik dengan komputer atau gawai, mereka sekarang sudah bisa berbelanja dengan mudah dan praktis, sendiri (an).

Para penyedia jasa hiburan seperti karaoke dan film sekarang juga bisa menyediakan jasa hiburan melalui jaringan, sehingga orang tidak perlu lagi susah2 keluar rumah (plus keluar biaya untuk transportasi) untuk menikmatinya. Para penyedia jasa ini sekarang menyediakan layanannya melalui internet dengan biaya (bulanan) yang murah, sehingga lagi2 orang lebih cenderung untuk menikmatinya sendiri (an).

Smartphone yang merupakan salah satu produk teknologi, juga menjadi salah satu sebab orang lebih sering merasa nyaman dan "bahagia" sendirian. Bahkan saat bertemu dengan teman atau kerabat, orang lebih keranjingan (asyik) memainkan smartphone, daripada mencoba berkomunikasi dengan orang2 yang secara fisik nyata dan berada di sekitarnya. Lalu, orang juga lebih condong untuk menonjolkan dirinya sendiri, misalnya dengan swafoto (selfie). 

Atau, bisa kita lihat di sekeliling sewaktu kita pergi ke warung makan (restoran) bahwa mereka lebih sibuk dan konsentrasi untuk memfoto makanan supaya bisa di posting di sosial media dan mendapat "like" yang banyak untuk kepuasan dirinya sendiri, ketimbang menikmati makanannya sambil ngobrol dengan teman makan.

Sendirian kadang mengasyikkan (Danau Okutama. Dokumentasi Pribadi)
Sendirian kadang mengasyikkan (Danau Okutama. Dokumentasi Pribadi)
Temukan kebahagiaan anda sendiri

Jaman sekarang, dengan semakin majunya teknologi, maka orang akan lebih sulit untuk menjadi "dirinya" sendiri. Jika sedang ramai2 nya orang mendengarkan suatu jenis lagu atau musik, maka jika tidak ikut2 an maka dia akan merasa terkucil. Jika tidak memakai baju yang sedang tren atau tidak menggunakan gawai terbaru, maka dia akan merasa minder. Jika postingan di instagram atau facebook sedikit yang melihat atau memberi "jempol", maka rasa gelisah dan rasa kesepian akan melanda.

Tidak semua yang berbau "sendiri", itu jelek atau negatif. Salah satu yang positif adalah, menjadi "diri sendiri", walaupun untuk bisa begitu diperlukan keberanian (yang tidak mudah bagi sebagian orang). 

Bahkan, terkadang memang diperlukan suatu waktu bagi kita untuk menyendiri dan berdialog dengan diri sendiri. Rasa kesepian yang melanda seseorang, salahsatu sebabnya adalah orang tidak bisa berdialog dengan diri sendiri, menurut Hannah Arendt, seorang filsuf Jerman. Olehkarena itu kita kadang merasa kesepian walaupun berada di keramaian. Rasa sepi ini, menurut Hannah, adalah karena kita tidak bisa (tidak biasa) berdialog dengan diri sendiri, bukan karena kita secara fisik sendiri (an).

Rasa bahagia juga jangan dibandingkan atau meniru dengan apa yang menjadi ukuran kebahagiaan orang lain. Sebab seperti yang saya sudah tulis diawal, standar orang pasti berbeda-beda untuk ukuran apa yang dia rasakan sebagai suatu kebahagiaan.

Maka, temukanlah dan carilah sesuatu yang menjadi sumber rasa bahagia pembaca sendiri, bukan hasil contekan maupun hasil ikutan tren. Yang terpenting, kalau kita bahagia maka kemungkinan kebahagiaan kita bisa menular kepada orang lain. Namun ada catatan kecil, kita harus menjadi (atau merasakan jadi) orang yang bahagia dahulu, sebelum kita bisa  membuat bahagia orang lain.

Mulailah pencarian itu sekarang, karena belum terlambat. Sebab, kita baru saja membuka lembaran baru tahun 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun