![Ilustrasi MaaS (source:https://www.intelligenttransport.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/15/maas6-410x246-5a332a83f133442d632befe4.jpg?t=o&v=555)
Dimasa datang, mungkin kendaraan (untuk digunakan oleh) pribadi sudah tidak laku lagi?
Seperti juga sharing sepeda (bike sharing) yang sudah berkembang di Eropa, Tiongkok dan sudah merambah Jepang, maka di masa datang sharing kendaraan roda empat (mobil) pun akan menjadi penopang utama untuk perpindahan (mobilitas) orang. Kata kuncinya adalah MaaS, dimana mobil (yang di sharing) dengan angkutan umum yang lain seperti bus dan kereta api akan terintegrasi untuk memberikan pelayanan transportasi kepada masyarakat.
Di masa depan (yang tidak terlalu lama lagi), mobil2 yang menggunakan teknologi auto drive, connected car, diharapkan akan menjadi penopang utama transportasi. Orang sudah tidak perlu lagi membeli mobil pribadi karena mobil2 dengan teknologi tersebut bisa dimiliki bersama dan dipakai bersama. Sehingga biaya perawatan (maintenance) maupun operasional nya bisa lebih murah karena ditanggung bersama.
Salah satu startup Finlandia telah memulai usaha ini dengan merilis aplikasi Whim. Di Jepang ada juga layanan serupa yang bernama NOREL. Kita berharap akan munculnya layanan berbasis MaaS yang lain di tahun 2018.
Bagaimana dengan Indonesia terutama Jakarta sebagai ibukota negara, dimana kemacetan sudah merupakan stigma yang tidak bisa lepas selain banjir ? Akankah muncul layanan berbasis MaaS? Atau, orang2 akan lebih gengsi/bangga untuk membeli (memiliki) mobil walaupun kapasitas jalan sudah tidak mampu lagi menampung jumlah kendaraan, sehingga kadang2 sampai harus parkir kendaraan di lahan tetangga?Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI