Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ishiguro Kazuo, Novelis Inggris Pemenang Nobel Sastra 2017 Kelahiran Jepang

6 Oktober 2017   22:05 Diperbarui: 7 Oktober 2017   05:26 4511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku2 Ishiguro berjejer di rak khusus di toko buku Jepang (sankei.com)

Setidaknya ada 2 hal yang membuat publik Jepang kecewa sekaligus juga terkejut denganpengumuman pemenang Nobel Sastra tahun ini.

Kekecewaan terjadi karena novelis Jepang Murakami Haruki, yang sudah menjadi "kandidat" penerima Nobel Sastra sejak tahun 2006 (kandidat dalam arti dijagokan oleh publik, karena panitia Nobel sendiri tidak membuka kepada publik tentang informasi kandidat penerima Nobel), belum juga beruntung untuk tahun ini.

Murakami sudah dijagokan untuk mendapat Nobel Sastra sejak memenangkan Franz Kafka Prizedi tahun 2006. Karena menurut pengalaman, pemenang Franz Kafka Prize tahun 2004 dan 2005 kemudian memenangkan Nobel Sastra untuk tahun yang sama.

Namun, masyarakat Jepang juga terkejut karena penerima Nobel Sastra tahun ini mempunyai namaJepang yaitu Ishiguro Kazuo, walaupun di media Jepang nama ini ditulis dengan huruf katakana (catatan : penulisan katakana umumnya adalah untuk kata yang merupakan serapan dari bahasa asing). Masyarakat Jepang tidak begitu mengenal nama ini, meskipun ada beberapa karyanya yang sudah dibuat sebagai drama di Jepang dan novelnya pun sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Di twitter , nama ini juga sempat menjadi topik pembicaraan publik Jepang.

Siapa Ishiguro Kazuo ?

Ishiguro Kazuo lahir di Jepang, tepatnya di prefektur Nagasaki pada tahun 1954. Di usia 5 tahun, keluarganya pindah ke Inggris karena ayahnya yang ahli oseanografi, diundang oleh Pusat Oseanografi Nasional pemerintah Inggris untuk melakukan penelitian tentang cadangan minyak di Laut Utara. Ishiguro tinggal bersama keluarganya di daerah Guildford, Surrey County dan bersekolah di Grammar School .

Lulus dari sini kemudian, pada masa gap yearsebelum dia memasuki universitas, dia mengisinya dengan jalan2 ke Amerika Utara. Lalu karena dia juga terampil bermain gitar dan piano, cita2nya dulu adalah menjadi musisi. Bahkan dia juga pernah membuat rekaman demo lagu dalam bentuk tape, dan mengirimkannya ke perusahaan rekaman. Andai saja waktu itu rekaman lagunya menarik minat perusahaan dan dia berhasil menjadi musisi,  mungkin dia akan menjadi musisi ke-2 setelah Bob Dylan yang meraih penghargaan Nobel Sastra.

Setelah gap year, Ishiguro kuliah di Kent University jurusan Sastra Inggris dan Filosofi. Kemudian dia meraih gelar Master of Arts dalam bidang Creative Writing dari University of East Anglia. Tutornya kala itu adalah novelis terkenal asal Inggris yaitu Angela Carterdan Malcolm Bradbury.

Buku2 Ishiguro berjejer di rak khusus di toko buku Jepang (sankei.com)
Buku2 Ishiguro berjejer di rak khusus di toko buku Jepang (sankei.com)

Karya2 Ishiguro Kazuo

Novel pertama Ishiguro adalah A Pale View of Hills,yang diterbitkan tahun 1982. Novel ini meraih penghargaan Winifred Holtby Memorial Prize. Di tahun yang sama, Ishiguro memperoleh kewarganegaraan Inggris. Novel berikutnya dirilis tahun 1986 dengan judul An Artist of the Floating World.  Novel ini memenangkan  Whitbread Book of the Year. 

Dua novel tersebut mempunyai hubungan dengan Jepang, terutama masa2 Perang Dunia ke-2 dan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Novel pertamanya bercerita tentang perjuangan seorang wanita setelah Perang Dunia ke-2 dengan mengambil setting di kota Nagasaki yang merupakan tanah kelahirannya. Novel kedua adalah cerita tentang seorang pelukis Jepang yang berjuang setelah keadaan masyarakat berubah drastis akibat Perang Dunia ke-2. 

Kemudian tahun 1989 dia merilis novel The Remains of the Dayyang berhasil meraih penghargaan The Booker Prize. Novel ini kemudian juga dijadikan film dengan judul yang sama, dimana film ini berhasil menggaet nominasi untuk 8 kategori di Piala Oscar (Academy Award).

Di tahun 1995 dia merilis The Unconsoled , yang merupakan satu2 nya novel yang dirilis di tahun 90-an. Pada tahun 2000 dia merilis When We Were Orphans, berikutnya di tahun 2005 Never Let Me Go. Novel Never Let Me Go kemudian dibuat filmnya oleh produser film Inggris dan diedarkan di seluruh dunia termasuk Jepang.

Novel yang ke-7 dirilis tahun 2015 dengan judul The Buried Giant. Novel ini mengambil setting di Inggris, bercerita tentang pasangan suami istri tua yang berkelana di Inggris dan menghadapi berbagai rintangan dan cobaan demi untuk mencari anaknya yang hilang. Komite Nobel memuji novel ini dengan mengatakan bahwa Ishiguro berhasil mengeksplorasi cerita dengan tema sejarah, lalu juga berhasil menggambarkan bagaimana ingatan manusia berhubungan dengan sesuatu yang terlupakan, dengan tidak lupa menyisipkan unsur mitos dan fantasi.

Ishiguro juga menulis beberapa naskah drama maupun cerita pendek. Di tahun 1983 dan 1993 dia dipilih menjadi 20 Granta Best Young Novelist. Di tahun 1995 dia mendapat gelar OBE (gelar"Officer" dari Kerajaan Inggris dengan ranking ke-4 diatas gelar "Member") untuk sumbangannya di dunia sastra, dan tahun 1998 dianugerahi the Chevalier de l'Ordre des Arts et des Lettres dari pemerintah Perancis.

Ishiguro dan Jepang

Ishiguro pernah berkata bahwa dia sebenarnya ingin kembali ke Jepang pada usia 20-an. Namun karena pekerjaan ayahnya, akhirnya dia tidak bisa kembali ke Jepang. Tahun 1982 dia memperoleh kewarganegaraan Inggris.

Ishiguro menginjakkan kakinya kembali di Jepang pertama kali pada tahun 1989 melalui program Japan Foundation. Lalu, 6 tahun yang lalu dia juga hadir saat rilis film "Watashi wo Hanasanaide" di Jepang yang dibuat berdasarkan Novelnya Never Let Me Go.

Menurut sekertaris panitia Nobel Sara Danius, dalam wawancara yang dimuat di Koran Asahi, dia menyebutkan beberapa hal mengenai karya sastra Ishiguro yang menarik. Danius menyebutkan bahwa walaupun Ishiguro lahir di Jepang dan mempunyai latar belakang (kebudayaan) Jepang dan besar di Inggris, namun dia tidak bisa melihat hal spesifik dalam tulisannya yang berhubungan langsung dengan latar belakang Ishiguro di dua negara tersebut. Karya2 Ishiguro seakan bisa mengambil jarak diantara dua negara yang menjadi latar belakang kehidupannya.

Cara penulisan Ishiguro juga tidak begitu mencolok, dan tidak ada susunan kalimat yang seperti ingin mempengaruhi pembaca. Tapi di sisi lain, seiring dengan berjalannya alur cerita, maka pembaca bisa menemukan dan menikmati masa lalu dari sosok yang tidak ditulis begitu detail. Hal ini sangat dramatik dan menarik sekali bagi pembaca karena narasi dalam tulisan yang datar dan tenang, namun Ishiguro bisa memberi pengaruh emosi yang dalam bagi pembaca. Secara singkat, Danius mengatakan bahwa cara penulisan novel Ishiguro merupakan campuran dari Jane Austen, komedi dan Franz Kafka.

Walaupun Ishiguro pernah berkata bahwa gaya penulisan novelnya tidak dipengaruhi oleh novelis Jepang, namun dalam interview dengan BBC dia mengatakan bahwa pendekatan yang dia gunakan untuk menulis novel, sebagian besar diturunkan dari kedua orang tuanya yang merupakan warganegara Jepang.

Untuk penghargaan Nobel Sastra ini, Ishiguro sendiri juga terkejut dan bahkan dia awalnya mengira bahwa informasi yang dia terima melalui telepon yang mengatakan bahwa dia terpilih sebagai pemenang Nobel dalam bidang sastra adalah sebuah hoax.

Dunia sekarang ada pada masa2 yang tidak menentu, baik dari segi pandangan hidup orang, leadership maupun dari segi keamanan. Dengan menerima penghargaan ini, Ishiguro berharap agar karya2nya bisa menjadi kekuatan, sekecil apapun itu, bagi orang2 yang ingin mencari niat baik dan kedamaian.

Terakhir, Ishiguro berkata bahwa melalui karya2 sastranya dia juga berharap agar pembaca bisa merenungkan apa yang dirasa penting dalam hidup, karena kehidupan di dunia adalah lebih singkat daripada yang kita pikirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun