Akhir minggu ini, di Makuhari Messe (Convention Center yang berlokasi di prefektur Chiba) diselenggarakan acara tahunan Tokyo Game Show (TGS).
Saya nggak tahu alasan, kenapa namanya "Tokyo" Game Show, tapi acaranya di "Chiba". Jadi harap jangan protes ke saya ya.
Dua hari pertama yaitu tanggal 21-22 September, acaranya khusus bagi kalangan pelaku bisnis game, sehingga pengunjung otomatis tidak perlu membayar untuk melihatnya alias gratis kalau sudah registrasi. Lalu dua hari berikutnya yaitu tanggal 23-24 September, acaranya dibuka untuk umum tapi nggak gratis, alias harus membayar harga tanda masuk sebesar 1200 yen.
Saya mempunyai kesempatan untuk melihat acaranya hari ini. Acara dimulai jam 10:00 dan saya tiba di lokasi sekitar jam 10 lewat sedikit. Walaupun sudah banyak orang yang menunggu untuk masuk, namun (seperti kebiasaan orang Jepang) mereka antri dengan rapi jali, dipandu oleh petugas untuk memasuki area di mana acara dilaksanakan.
TGS pertama kali diadakan pada tahun 1995. Di tahun ini, industri perangkat game dikatakan memasuki generasi ke 5. Dua bulan sebelum acara pembukaan TGS, Nintendo ikut dalam "perang" pemasaran perangkat game dan meluncurkan game terbarunya Nintendo64. Namun sayangnya, mereka tidak ikut memamerkan produknya di acara tersebut.
Hanya produk-produk game (software) untuk Nintendo yang dikeluarkan oleh beberapa developer saja yang ikut pameran. Produk PlayStation dari Sony mendominasi acara tersebut, sehingga masyarakat pada saat itu sudah menduga bahwa Sony akan menjadi penggerak dan pemimpin dalam dunia game Jepang ke depan.
Tahun ini, penyelenggaraan acara menitikberatkan pada 4 unsur, yaitu memperkuat penyiaran secara langsung penyelenggaraan (semua acara) melalui internet, menyebarluaskan e-sport kepada masyarakat, pengenalan game yang berbasis Virtual Reality, Augmented Reality dan campuran antara keduanya (Mixed Reality), dan terakhir memperbanyak peserta (industri atau perusahaan) dari luar Jepang.
Yang menarik, ada sekitar 317 perusahaan dan organisasi dari luar Jepang yang ikut meramaikan acara pada tahun ini. Dimana jumlah tersebut adalah lebih dari setengah dari jumlah total perusahaan/organisasi yang ambil bagian pada TGS 2017.
Archipelageek adalah program yang diusung oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) dan Asosiasi Game Indonesia. Ada sekitar 6 developer game dan publisher yang ikut serta tahun ini.
Pasar Game di Jepang
Pada saat pembukaan TGS pada tanggal 21 September, saham2 JASDAQ yang dilaporkan Nikkei mengalami kenaikan sebesar 0.19%. Sayangnya, kenaikan ini bukan karena adanya pergelaran TGS. Bahkan sebaliknya, ada beberapa saham yang berhubungan dengan game malah dijual ke pasaran, atau ada anak perusahaan pembuat game yang ikut pada perhelatan TGS mengalami sedikit kenaikan harga pada pembukaan pasar saham di pagi hari (tanggal 21), namun akhirnya malah mengalami penurunan harga di penutupan pasar.
Hal ini berhubungan erat dengan perubahan pola bermain masyarakat, dari pola bermain game yang sifatnya "statis" (yaitu alat permainan membutuhkan suatu tempat dan hubungan koneksi ke layar televisi), kemudian berubah ke pola permainan game yang sifatnya "dinamis" (yaitu permainan dimainkan dengan gawai yang tidak membutuhkan tempat maupun koneksi ke layar televisi).
Pada TGS tahun ini, e-sport merupakan jenis game yang mendapat perhatian khusus dari pengunjung. Delapan perusahaan game Jepang ternama, seperti Capcom (mungkin ada yang ingat dengan game legendaris Street Fighter ?) dan Sega Games mengadakan kompetisi terbuka e-sport selama acara TGS.
Menurut perusahaan riset Newzoo, sampai dengan tahun 2020, populasi masyarakat di dunia yang menikmati permainan e-sport ditaksir ada sekitar 500 juta orang.
Namun perkembangan e-sport di Jepang termasuk lambat. Salah satu sebabnya adalah belum adanya undang2 yang mengatur misalnya berapa besarnya hadiah (maksimal) yang bisa diberikan pada pemenang kontes e-sport. Lalu, kurangnya pusat2 latihan untuk mendidik orang yang ingin menjadi gamer profesional juga merupakan salah satu sebab lambatnya perkembangan e-sport di Jepang.
Di TGS kali ini, seperti tahun sebelumnya ada banyak acara yang bisa disaksikan. Mulai dari acara peluncuran game baru, stan untuk mencoba langsung game, atau jika ada yang mau menguji ketrampilannya, kita bisa ikut pertandingan game.
Ada juga acara talk show yang berisi cerita atau tanya jawab dengan pelaku kreatif game mulai dari game designer, director, dll. Ada juga acara bincang2 para pelaku bisnis anime (dimana anime mempunyai hubungan yang kuat dengan game) dan pelaku industri game, dengan menghadirkan tokoh anime (pengisi suara) atau animatornya sendiri.
Dan tentunya, yang ditunggu-tunggu dari para pengunjung (tentunya bagi saya juga) adalah acara foto bersama cosplayer di area yang sudah disediakan, atau memfoto para gadis penunggu stan yang menarik, maupun sekedar antri untuk mendapatkan merchandise yang khusus disediakan pada saat pameran.
Acaranya TGS dilangsungkan setiap tahun. Jadi jika ada pembaca yang gemar game dan berminat, mungkin bisa menengok acara TGS berikutnya sambil berwisata tahun depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H