Misalnya, untuk penghematan biaya, menurut saya Indonesia bisa menggunakan/membeli teknologi platform mobil listrik (misalnya dari GLM yang sudah saya tulis diatas) dan kemudian mengembangkan sendiri packagenya (badan mobil, interior, dll). Seiring waktu berjalan, maka kita bisa memperbaiki atau menambah komponen untuk platform tersebut, misalnya dengan baterai yang lebih efisien dan tahan lama untuk jarak jauh, atau motor yang lebih kecil namun mempunyai daya yang kuat, sehingga kemudian bisa digunakan misalnya untuk kendaraan angkutan umum, dll. Syukur2 kalau baterai dan motor tersebut bisa kita kembangkan/produksi sendiri nantinya.
Lalu pembangunan infrastrukturnya juga harus lebih dipercepat, misalnya pembangunan SPLU. Ini penting karena kita tidak mau saat mobil listrik tersedia namun infrastruktur tidak menunjang. Sebagai catatan, PLN rencananya akan membangun sekitar 1000 unit SPLU di Indonesia. Sayangnya saya tidak bisa menemukan di artikel itu bagaimana angka "1000" ini bisa didapat.
Sebelum mencermati SPLU, tentu kita tidak boleh lupa bahwa saat ini kemampuan pasokan listrik masih tidak memadai misalnya di beberapa daerah terkadang ada pemadaman listrik bergilir, atau pasokan listrik yang masih tidak stabil (voltase sering naik-turun).
Pemberian insentif juga mungkin perlu dipikirkan untuk memberikan stimulan, karena harga mobil listrik termasuk mahal bila dibandingkan dengan mobil BBM. Untuk catatan, di Jepang ada insentif sekitar 400 ribu yen bagi masyarakat yang membeli mobil listrik.
Namun, kita juga tidak mau kalau pemberian insentif ini kemudian menjadi beban pemerintah dalam menyusun APBN. Mungkin pemberian insentif bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah, dimana nantinya mobil listrik itu akan digunakan.
Juga yang tidak kalah penting, regulasi lain tentang mobil listrik harus dipercepat, karena Indonesia termasuk negara yang tertinggal dalam pengembangan mobil listrik.
Beberapa tahun yang silam sebenarnya Indonesia sudah memulai pengembangan mobil listrik. Bahkan sudah ada beberapa unit mobil listrik hasil dari anak negeri. Saya tidak tahu bagaimana atau dimana mobil2 itu sekarang, maupun sampai dimana perkembangan dari penelitian tentang mobil listrik itu. Yang pasti, pengalaman tersebut jangan sampai jadi mubazir, namun hendaknya dijadikan catatan ataupun pelajaran untuk pengembangan mobil listrik ke depan.
Kapasitas jalan sekarang yang tampaknya sudah tidak memadai, juga akan menambah makin panjangnya daftar pekerjaan rumah sebelum kita benar2 bisa mengembangkan mobil listrik. Namun, pemerintah saat ini sedang mengembangkan moda transportasi massal. Mudah2-an moda transportasi massal ini cepat selesai, sehingga nantinya bisa mengurangi kemacetan jalan.
Keterbatasan energi yang tidak terbarukan (terutama karena indonesia sekarang adalah negara pengimpor BBM) dan tuntutan untuk menjaga dan melestarikan kekayaan alam dari kerusakan akibat pencemaran (salah satunya pencemaran udara) tidak bisa menunggu waktu lebih lama lagi.Â
Walaupun daftar pekerjaan rumah masih panjang, boleh kan kita mempunyai "mimpi" bahwa Indonesia harus mampu mengatasi hal tersebut dan siap untuk memakai mobil listrik yang teknologinya juga sudah berkembang saat ini. Karena seandainya kita bisa mewujudkan "mimpi" tersebut, maka diharapkan itu adalah sebagai salah satu jawaban demi kelangsungan hidup masa depan penerus kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H