Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mobil Listrik, antara Kenyataan dan Impian

22 September 2017   11:18 Diperbarui: 22 September 2017   11:26 6483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu produk startup GLM (glm.jp)

Di Jepang, mobil listrik pertama kali diciptakan pada tahu 1937. Namun penelitian dan pengembangan mobil listrik secara intensif dimulai sekitar tahun 2000. Dan pada tahun 2009, Mitsubishi merilis massal produk mobil listriknya ke pasaran untuk pertama kalinya di Jepang.

Meskipun sebenarnya mobil listrik mempunyai sejarah yang lebih panjang daripada mobil BBM, perkembangannya memang agak lambat karena beberapa faktor, misalnya mengenai biaya riset yang tidak murah dan juga kebutuhan pasar yang masih rendah. 

Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka GLM, sebuah perusahaan startup mobil listrik yang berlokasi di Kyoto, berinisiatif untuk melakukan terobosan dalam bisnis mobil EV.

Mobil EV umumnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian bawah berupa platform chassis yang berisi module seperti baterai, motor, controller dll, dan bagian atas berupa badan mobil (package). GLM mengembangkan bisnis baru dengan menjual platform dan package secara terpisah.

Dengan cara ini, jika ada perusahaan/perorangan ingin mengembangkan mobil listriknya sendiri, maka dia bisa membeli platformnya kemudian mendesain package (badan mobil) nya sendiri. Selain itu, pembeli juga bisa memodifikasi sendiri platform yang dibelinya kemudian, sesuai dengan kebutuhan. Dengan cara ini, jika ada perusahaan/perorangan yang ingin terjun ke bisnis mobil EV, maka biaya yang harus dikeluarkan untuk penelitian/pengembangan mobil EV bisa dipangkas/dihemat.

GLM sementara ini hanya menjual 3 jenis platform, yaitu untuk tipe mobil sport, grand touring dan untuk mobil ukuran kecil.

Salah satu produk startup GLM (glm.jp)
Salah satu produk startup GLM (glm.jp)
Bagaimana dengan Indonesia ?

Negara2 lain sudah mengumumkan tidak akan memproduksi mobil BBM atau melarang mobil BBM untuk digunakan. Sehingga mau tidak mau industri otomotif dalam negeri yang mempunyai pasar di luar akan merasakan efeknya baik langsung maupun tidak langsung dimasa yang akan datang. Lalu, kita juga harus memikirkan bahwa energi yang tidak terbarukan jumlahnya terbatas, selain pemikiran akan beban APBN dimana Indonesia sekarang adalah negara pengimpor BBM.

Inilah "kenyataan" yang ada saat ini.

Namun disisi lain, untuk pengembangan mobil listrik, ada beberapa kendala yang perlu dipikirkan (selain dari teknologinya sendiri) diantaranya biaya produksi (termasuk riset dan pengembangan) dan juga dibutuhkan kecermatan proyeksi berapa unit yang bisa dijual nantinya (supaya tidak merugi). 

Untuk mengatasi hal2 tersebut, maka kita sebaiknya mengkaji beberapa hal yang berhubungan dengan pengembangan mobil listrik dengan seksama dan memberikan daftar prioritas untuk melaksanakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun