Wabi-sabi merupakan puncak pengungkapan rasa estetika masyarakat Jepang. Orang lain mungkin bisa merasakan wabi-sabi saat mengadakan upacara minum teh, atau meresapi sajak-sajak buatan Matsuo Basho. Dan saya bisa merasakannya pada musim gugur, saat daun sudah rontok ke bumi yang merupakan pertanda alam sudah siap menyambut kedatangan musim dingin yang sepi dan panjang.
Keempat, entah mengapa (dengan alasan yang susah untuk diungkapkan) saya merasakan ada romantisme di musim gugur.
Saat musim gugur, banyak spot yang bagus untuk "berburu" momiji. Dan saya akan membahas salah satu spot yang "agak" anti-mainstream, yaitu Kuil Heirinji di Saitama.
Butsuden dari dalam taman (Dokumentasi Pribadi)
Kuil HeirinjiKuil Heirinji bernama lengkap
Kinpouzan Heirinji, dibangun pada tahun 1375. Pada saat dibangun,
kuil ini letaknya di Iwatsuki-ku. Namun pada tahun 1663 kuilnya dipindah ke daerah Nobitome, masih di prefektur yang sama di Saitama sampai sekarang.
Kuil ini merupakan kuil Buddha dari aliran Rinzaishuu Myoushinji. Selain sebagai pusat pendidikan dan latihan Zen, di kuil ini juga terdapat komplek makam dari keluarga Oukouchi Matsudaira, di mana nenek moyangnya ada yang menjadi penasihat Shogun Tokugawa Ieyasu.
Jalan dari pintu masuk atau Soumon (Dokumentasi Pribadi)
Kuil ini terletak di daerah yang bernama Musashino, daerah yang dahulunya adalah dataran yang dipenuhi dengan tanaman
hagi dan
susuki yang sangat indah bila dipadukan dengan bundarnya bulan di saat bulan purnama. Sehingga Musashino sering menjadi inspirasi keindahan dan bahan untuk seni sastra, kesenian dan kerajinan tangan. Bahkan nama Musashino sudah tertulis juga di Manyoushuu, yang merupakan kumpulan puisi tertua di Jepang.
Sanmon di area tengah kuil (Dokumentasi Pribadi)
Daerah Musashino dahulunya adalah daerah yang kekurangan air, sehingga di Zaman Edo dibangun jalur perairan yang sumbernya berasal dari Tamagawa Jousui. Dengan dibukanya aliran air, maka banyak orang yang kemudian pindah ke daerah ini dan membuka pertanian, perkebunan, juga menanam pohon-pohon dari berbagai jenis. Kemudian pohon-pohon ini membentuk hutan dengan jenis pohon campuran, yang masih ada sampai sekarang.
Patung A-Un di Sanmon (Dokumentasi Pribadi)
Komplek Kuil Heirinji mempunyai daerah yang luas dengan campuran berbagai macam jenis pohon (dalam Bahasa Jepang disebut
Zoukibayashi) dalam area 43 hektar.
Zoukibayashi di Komplek Kuil Heirinji ini merupakan daerah yang telah ditetapkan sebagai Kekayaan Alam Nasional (hanya di sini yang menyandang predikat ini di Jepang).
Di kuil ini juga disimpan hasil karya dari seniman-seniman terkenal Jepang seperti Tomioka Tessai dan Hayami Gyoshuu. Lalu Kaisar Akihito (Kaisar Jepang yang sekarang) juga sudah dua kali mengunjungi kuil ini (tahun 1977 sewaktu masih sebagai putra mahkota, dan tahun 2009).
Bangunan yang bernama Hansouboukannouden (Dokumentasi Pribadi)
Akses dan HTMAkses ke kuil ini bisa dengan beberapa jurusan kereta api. Namun, jika pembaca ingin sampai ke sini dengan biaya yang paling murah dan cepat dari pusat kota, pembaca bisa naik kereta dari Stasiun Shinjuku dengan menggunakan JR line dan turun di Stasiun Niiza. Jarak tempuhnya sekitar 40 menit. Lalu dari Stasiun Niiza, pembaca bisa naik bus dengan jurusan Higashikurumeeki Higashiguchi, atau bisa juga jalan kaki.
Fotografi adalah mengenai momen dan cahaya. Objek orang bisa menambah rasa suasana foto (Dokumentasi Pribadi)
Berdasarkan pengalaman, maka saya merekomendasikan pembaca untuk berjalan kaki, karena pemandangannya alamnya bagus dan sekaligus bisa
trekking. Kita bisa melalui jalan yang masih banyak ditumbuhi pohon tinggi. Di kanan-kiri jalan, selain ada berbagai macam tanaman, ada juga saluran air yang airnya juga bening mengalir. Jarak yang harus ditempuh dengan jalan kaki sekitar 3 Km. Nggak begitu capek kok :)
Lihat Travel Story Selengkapnya