Sehingga kalau dilihat dari segi OSnya, iOS lebih unggul dibanding dengan smartphone berbasis Android. Juga aplikasi di Apple Store mendapatkan pengawasan ketat sehingga konsumen bisa terlindungi (misalnya dari malware), walaupun jumlah aplikasinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan aplikasi berbasis Android.
Apple selalu mengontrol OSnya agar bisa optimal di setiap HW (jenis iPhone) nya. Memang OS yang terbaru akan selalu dituning supaya kinerjanya bisa optimal di HW terbaru keluaran mereka. Jadi terkadang kalau kita menggunakan HW lawas dengan OS terbaru, terasa agak lemot dan bahkan tidak mungkin akan macet (hang).
Sebenarnya ini hal yang biasa saja. Hal yang sudah lumrah dalam hukum Ekonomi. Untuk memuaskan pemakai, maka vendor tentunya harus mengeluarkan uang (yang tidak sedikit) untuk mengembangkan HW atau SW yang baru. Jika pemakai ingin merasakan manfaat hasilnya, tentunya harus rela mengeluarkan uang untuk "membayar" jerih payah vendor sebagai pengganti biaya pengembangan dan tetek bengeknya.Â
Tentunya, jika pemakai tidak sudi untuk mengeluarkan dana lebih, maka dia harus puas dengan SW/HW yang dimilikinya. Dan pastinya, lama kelamaan pemakai ini juga pasti "terpaksa" untuk, entah upgrade SW atau HW nya, karena memang kebutuhan (misalnya saja applikasi tidak mendukung karena mengharuskan kita upgrade) atau performa gawai lamanya sudah menurun (misalnya sering hang atau baterai nya sudah soak).
Apple memang lihai dalam berinovasi, dan selalu mempunyai visi ke depan. Kalau kita lihat, teknologi yang diusung oleh iPhone memang bukan teknologi yang termasuk baru, bahkan paling muktakhir. Sebutlah misalnya dual-lens, yang sudah diusung lebih dahulu oleh Huawei dan finger recognition. Namun selalu saja ada inovasi, dan "nilai tambah" dari produk2 iPhone. Dan terutama, petinggi dari Apple selalu mempunyai visi kedepan dan selalu dapat memprediksi tren yang akan terjadi di pasar.
Bagaimana wujud iPhone baru dan pergerakan saham setelah itu ?
Sejak 2012 dimana Apple selalu merilis produk barunya di bulan September, pergerakan saham Apple memang tidak menggembirakan karena harga sahamnya mengalami penurunan 3 kali, walaupun tercatat juga ada kenaikan 2 kali. Salah satu sebabnya adalah, dengan merilis produk barunya, maka tidak ada bahan (produk) baru lagi yang bisa dimunculkan setelah itu. Ekspektasi pasar sudah mencapai klimaksnya pada saat peluncuran produk baru. Tak ada lagi yang ditunggu dalam beberapa bulan sesudahnya, sehingga bisa memicu penjualan saham.
Menurut orang2 yang berhubungan dengan produksi seperti yang dilansir Wall Street Journal, ada keterlambatan dalam proses pembuatan produk baru iPhone. Perusahaan Hon Hai Precision company yang merupakan perusahaan yang diserahi tugas memproduksi iPhone sekarang sedang mempercepat laju produksinya. Namun jika kemudian laju produksi ini tidak bisa memenuhi permintaan terutama permintaan besar yang diperkirakan akan terjadi di setiap akhir tahun, maka akan berpengaruh (bisa membuat lesu) pada pergerakan saham.
Minggu depan akan menjadi minggu yang penting, karena pelaku ekonomi akan memantau dengan hati2 dan teliti 2 hal, yaitu pergerakan badai Irma dan bagaimana tren penjualan iPhone baru nantinya di pasaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H