Ledakan dari uji coba ini dapat dideteksi dari goncangan gempa yang diakibatkan, yang terdeteksi sebesar 6.1 SR. Percobaan nuklir ini merupakan percobaan ke-6, setelah percobaan terakhir yang mereka lakukan di bulan yang sama tahun lalu.
Bom Hidrogen
Lalu bagaimana sih bedanya bom jenis hidrogen dan bom nuklir yang lain? Perbedaan jenis hulu ledak nuklirnya bisa dilihat di gambar dibawah.
Jenis hulu ledak plutonium mekanismenya adalah ledakan bahan peledak di dalam lapisan pertama "bola" memberikan tekanan pada plutonium di tengahnya sehingga menimbulkan reaksi fisi nuklir.
Jenis boosted fission mekanismenya adalah kombinasi dari reaksi fusi dan fisi plutonium/uranium. Jenis bom hidrogen mekanismenya adalah meledakkan trigger bom (atom) yang energinya bisa memicu reaksi fusi nuklir.
Dari ketiga jenis hulu ledak nuklir ini, bom hidrogen mempunyai daya ledak yang paling besar. Bom Hidrogen yang diledakkan Korut pada tanggal 3 September lalu diduga berkekuatan 70 kiloton, 6 kali lebih besar dari kekuatan bom yang di uji coba Korut di tahun sebelumnya.
Di tahun 2016,terbit sebuah buku novel fiksi yang berjudul "2017 War With Russia", yang ditulis oleh mantan orang nomor 2 di NATO, Jendral Richard Shirreff.
Ceritanya adalah tentang presiden rusia khayalan yang menggunakan muslihat dengan suatu peristiwa agar bisa menjadi alasan untuk berperang melawan NATO. Dengan dipicu peristiwa itu, Rusia menginvansi negara-negara Baltik yang merupakan anggota NATO yang kemudian memicu Perang Dunia.
Walaupun merupakan cerita fiksi, namun sikap presiden rusia dalam novel itu yang mengambil tindakan militer mungkin karena ambisi politik atau mungkin saja karena dia sendiri adalah orang yang irrasional, mempunyai kemiripan dengan tindakan yang diambil oleh petinggi Korut saat ini.
Tentu kita tidak menginginkan terjadinya Perang Dunia ke-3. Tidak terbayang bagaimana jadinya bumi kita bila perang terjadi nanti.