Turbin dibuat sedemikian rupa agar bisa maksimal menghasilkan tenaga listrik dengan stabil dalam kondisi kecepatan arus laut yang bervariasi. Desain dari turbin diperoleh dari hasil simulasi komputer serta hasil dari percobaan model skala kecil turbin di laboratorium dengan memperhatikan unsur-unsur fluid mechanics/dynamics, torsi maupun gaya reaksi. Berdasarkan analisa dari hasil percobaan model skala kecil dan simulasi yang diperoleh ini, kemudian dibuatlah ukuran turbin yang sebenarnya.
Kabel pengait turbin
Kabel pengait mengikat turbin yang menjadi satu dengan unit pembangkit listriknya dengan anker (atau pemberat) yang tertanam di dasar laut. Komponen turbin dan unit pembangkit listriknya, serta kabel yang terhubung dengan anker kelihatan seperti menaikkan/memasang layang-layang di dalam lautan, dengan turbin dan unit pembangkit listriknya sebagai layang-layang. Kabel pengait ini juga berguna untuk mengubah posisi turbin dari permukaan laut -> memasukkan ke dalam laut -> melayangkan di dalam laut dan beroperasi untuk menghasilkan tenaga listrik -> memberhentikan turbin -> menaikkan kembali ke permukaan laut.
Unit pembangkit listrik
Karena arus air laut (kuroshio) yang lambat, maka unit pembangkit listriknya pun disesuaikan agar bisa menghasilkan tenaga listrik yang efisien dan maksimal. Perakitan atau design dari unit pembangkit listriknya diupayakan agar bisa membuat sistem yang sebisa mungkin minim perawatan (bahkan kalau bisa maintenance free), karena akan dioperasikan tanpa operator dalam waktu yang lama, dan juga karena posisinya akan di tempatkan di dalam laut yang jauh dari pantai. Perancangan kabel yang tepat juga dibutuhkan agar kabel tahan terhadap tekanan air dan bisa efisien dalam menyalurkan energi listriknya ke daratan (daerah yang membutuhkan).
Setelah sukses dengan ujicoba yang pertamakali di dunia ini, para peneliti akan menganalisa dengan seksama hasil (data-data) yang diperoleh. Bila hasil analisa memuaskan, maka diharapkan sistem ini bisa benar-benar dibangun dan dipergunakan pada tahun 2020 yang akan datang. Harapan dari pemerintah Jepang amat besar pada sistem ini, karena menurut penelitian, jika sistem ini nantinya dapat beroperasi maka merupakan terobosan baru karena sumber energi arus air laut adalah sumber energi yang lebih efisien dan stabil dibanding dengan pembangkit listrik tenaga matahari.Â
Walaupun Indonesia tidak mempunyai arus kuroshio, namun sebagai negara maritim dengan luas laut mencapai 70% dari luas wilayah, apakah tidak ada kemungkinan teknologi yang sama bisa diterapkan/diaplikasikan untuk digunakan di Indonesia?Â
Mungkin jika ada ahli yang berminat untuk menerapkan atau mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi laut di Indonesia, maka sistem ini bisa diandalkan karena siapa tahu dengan luasnya laut yang kita miliki, maka laut bukan hanya bisa berfungsi sebagai lumbung pangan, namun kemudian laut bisa juga menjadi lumbung energi. Apalagi sumber energi arus laut adalah sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan.
Semoga saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H