Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Makna Bulan Agustus bagi Indonesia dan Jepang

13 Agustus 2017   19:34 Diperbarui: 14 Agustus 2017   01:36 2951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yasukuni Shrine dengan patung Oomura Masujiro, Bapak Angkatan Darat Jepang (dokumentasi pribadi)

Perkembangan Jepang

Tentu kita sudah tahu bagaimana perkembangan Jepang setelah hancur dan kalah di PD-II. Setelah kurang dari 20 tahun, tepatnya di tahun 1964, Jepang dengan segera bangkit dan mampu menggelar pesta olahraga paling bergengsi di dunia yaitu Olimpiade musim panas. Bersamaan dengan Olimpiade, kereta cepat pertama di dunia yang bernama Shinkansen, juga berhasil diciptakan, dioperasikan dan dipamerkan kepada dunia oleh Jepang saat itu. 

Juga mengenai pertumbuhan ekonomi setelah itu, tentu saya tidak perlu banyak bercerita lagi. Jepang adalah negara maju, dengan GDP urutan ke-3 setelah Amerika dan Tiongkok. Disamping sebagai negara adidaya ekonomi, dalam teknologi Jepang juga masih giat mengembangkan inovasi2 baru, misalnya dalam bidang elektronik, automotif, robotik dan lainnya.

Tahun 2020 yang akan datang, Jepang kembali akan menggelar pesta olahraga Olimpiade. Seperti pada Olimpiade sebelumnya di tahun 1964, kali ini Jepang juga sudah dapat dipastikan akan unjuk gigi dengan perkembangan teknologinya, misalnya di dunia telekomunikasi. Sekarang mereka sedang mengembangkan, dan sudah masuk pada tahap uji coba non-komersil teknologi 5G. 

Teknologi penyiaran digital dengan resolusi 4K (resolusinya 4x dari full HD) juga diharapkan bisa digunakan luas dan dijadikan standard penyiaran televisi, menggantikan standard siaran televisi yang sekarang. Bahkan teknologi 8K (resolusinya 16x dari full HD) juga sedang dikembangkan juga. Jadi bukan tidak mungkin nantinya, kita bisa melihat siaran Olimpiade 2020 dengan televisi ber-resolusi 4K dan 8K sekaligus.

Untuk moda transportasi, sebenarnya Jepang juga sedang mengembangkan kereta cepat Magnetic Levitation (Maglev). Maglev adalah kereta yang memanfaatkan gaya magnet yang membuatnya mengambang sekaligus juga sebagai pendorong geraknya. Rencananya Maglev ini juga akan dipakai juga untuk "pamer" teknologi seiring dengan pergelaran Olimpiade 2020, seperti halnya Jepang pamer Shinkansen di Olimpiade 1964 yang lalu. Namun sayang, karena jadwal pembangunan jalurnya mengalami keterlambatan, maka hal ini tidak bisa terwujud.

Kereta Magnetic Levitation (dokumentasi pribadi)
Kereta Magnetic Levitation (dokumentasi pribadi)
Dan inovasi Jepang juga tidak akan berhenti sampai disitu. Impian atau lebih tepat, ide-ide yang menarik untuk masa depan juga banyak dilontarkan. Ide2 misalnya mengenai bagaimana wujud teknologi dan aplikasinya di masa depan, agar bisa membantu kehidupan di dunia (dan mungkin di luar angkasa) supaya lebih baik dan membawa kesejahteraan bagi orang banyak.

Di artikel saya ini, saya pernah menuliskan tentang ide-ide orang Jepang untuk masa tahun 2030.

Disini saya tidak akan membahas lebih jauh mengenai apa pencapaian Indonesia sejak momentum Proklamasi Kemerdekaan sampai sekarang, karena kita masing2 sudah tahu dan bisa merasakan sendiri bagaimana dan apa bentuknya. Misalkan saya menceritakan pencapaian Indonesia menurut sudut pandang saya (yang terbatas) pun, kemungkinan besar tidak sama dengan persepsi orang lain. Jadi, saya mempersilahkan pembaca untuk menilai pencapaian tersebut dengan caranya masing2 :)

Ini adalah akhir dari tulisan bagian pertama. Di bagian kedua, saya akan mencoba menulis kenapa Jepang yang sudah hancur lebur, luluh lantak setelah kekalahannya di PD-II itu, bisa dengan cepat bangkit dan menjadi negara seperti yang sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun