Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bunga Musim Hujan di Jepang

12 Juli 2017   17:59 Diperbarui: 19 Agustus 2017   15:56 2593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ajisai dan kuil (dok.pribadi)

Bunga ajisai dianggap cocok untuk dipersembahkan bagi orang yang sudah meninggal. Sehingga mulai jaman ini, di beberapa daerah (khususnya di kuil) banyak ditanam bunga ajisai. Cara pengembangbiakan yang mudah juga salah satu sebab kepopulerannya.

Ajisai di kuil Takahatafudouson di Hino (dok.pribadi)
Ajisai di kuil Takahatafudouson di Hino (dok.pribadi)
Dengan kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu kedokteran, perlahan wabah penyakit menular ini kemudian bisa diatasi. Jumlah korban wabah pun menjadi berkurang dan kemudian wabah itu sendiri bisa dihentikan. 

Namun bunga ajisai yang ditanam di kala itu tetap dirawat dan terus berkembang biak hingga saat ini. Sehingga di kuil-kuil yang besar seperti Meigetsuin atau Hasedera di daerah Kamakura, terdapat banyak ajisai yang menyebabkan kuil-kuil ini punya julukan lain yaitu ajisai dera (kuil ajisai). Saat musim hujan tiba, orang berbondong-bondong berkunjung untuk menikmati ajisai di tempat-tempat seperti ini.

Perubahan warna

Warna bunga ajisai ada bermacam-macam. Ada yang biru, merah, kuning, putih, hijau dan lain-lain. Warna ajisai juga mengalami perubahan dari mulai saat berbunga sampai dengan layunya. Warna ini dipengaruhi oleh keasaman tanah (pH) dan kandungan zat aluminium yang diserap oleh bunga. 

Terkadang dalam satu pohon, kita bisa menemukan warna yang berbeda-beda, karena masing-masing bunga menyerap kandungan zat alumunium dengan kadar yang berbeda dari bunga yang lain. Semakin banyak zat alumunium yang diserap maka warnanya akan menjadi biru, dan semakin sedikit akan berwarna merah. 

ajisai biru (dok.pribadi)
ajisai biru (dok.pribadi)
Bahasa bunga yang berkontradiksi

Karena warna bunga yang berubah berdasarkan kandungan zat yang diserap, dulu bahasa bunga yang populer untuk ajisai sangat berkonotasi negatif seperti "hati yang sering berubah",dan juga "selingkuh". Oleh karena itu, bunga ajisai pantang untuk dikirim misalnya untuk pacar atau untuk perayaan pesta perkawinan.

Sekarang, bahasa bunga yang populer adalah yang berkonotasi positif yaitu "kerukunan keluarga". Bahasa bunga ini berdasarkan bentuk dari bunganya, yaitu satu bunga ajisai terdiri dari banyak kelopak bunga yang berkumpul, sehingga diasosiasikan seperti sebuah keluarga. 

Dengan konotasi positif ini, ditambah dengan bentuknya yang unik dan indah, ajisai mulai dipergunakan untuk pesta perkawinan. Bahkan sekarang untuk memperingati hari ibu, disamping mengirimkan bunga anyelir, bunga ajisai merah juga menjadi pilihan populer untuk dikirimkan.

Ajisai Putih (dok.pribadi)
Ajisai Putih (dok.pribadi)
Bunga beracun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun