tiba-tiba hpku berdering, aku lihat sms masuk dari dani. sepertinya rani memberi tahu tentang semua ini kepada dani setelah aku baca sms dari dani yang menanyakan kebenaranya tentang kepergianku besok pagi.
"iya"Â balas smsku agak jutek, karena aku masih merasa kesal dengan sikap dia yang menggantungkan perasaanku.
dan akhirnya dia menelponku dengan berkata "kenapa mendadak? kenapa nggak bilang dari kemarin-kemarin win?"
"maaf dan, ini semua juga mendadak"
"tapi kenapa juga kamu kerja jauh-jauh. disini kan juga bisa"
"gak apa-apa dan, aku pengen suasana baru aja"
"kalau itu emang sudah jadi keputusanmu, aku hanya bisa berdoa, dimanapun kamu berada, Tuhan senantiasa selalu melindungi kamu. dan jaga diri baik-baik ya disana"
"aku pikir kamu akan bilang kalau kamu sayang aku dan" ucapku dalam hati. aku menhela nafas dan berkata "amin. iya pasti aku akan jaga diri baik-baik kok"
"aku juga ingin mengatakan kalau aku sayang kamu win. aku pengen jadi pacar kamu"
aku terhenyak dan terdiam, akhirnya kata-kata yang aku tungu itu terucap juga dari mulutnya. tapi aku justru tak habis pikir dengan dia. kenapa disaat aku ingin pergi justru dia mengatakan itu yang seharunya ia katakan sejak dulu sebelum aku putuskan untuk pergi dari jogja.
"kamu tu aneh ya dan, disaat aku akan pergi kamu malah bilang pengen jadi pacarku. kenapa nggak dari dulu kamu bilang itu ke aku. kamu nggak salah dengar kan, kalau akau akan pergi. dan kalau aku menerimamu, kamu tau kan resikonya, kita akan pacaran jarak jauh. sudah urungkan saja niatmu itu dan, dan cari saja wanita lain yang bisa menemani kamu disetiap saat"