Mohon tunggu...
Danar Prayoga
Danar Prayoga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memecahkan Masalah Kelaparan dengan Membuat Restoran Gratis untuk Orang Miskin

13 Januari 2023   22:07 Diperbarui: 13 Januari 2023   22:09 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tinggi adalah cara untuk mengentaskan kemiskinan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi saja tidak cukup untuk memerangi kemiskinan, kebijakan lain juga harus berjalan beriringan.

Berdasarkan permasalahan di atas, sudah sewajarnya kepedulian pemerintah dan masyarakat untuk ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat miskin agar perekonomian Indonesia dapat tumbuh. Krisis pangan global saat ini berdampak besar bagi Indonesia. Ini pasti akan mempengaruhi kebutuhan mereka yang lebih lemah. Menurut Global Hunger Index (GHI), tingkat kelaparan Indonesia berada di peringkat 18 pada tahun 2021, cukup menurun dari tahun 2000 yang indeksnya masih berada di peringkat 1 (databooks.2022). Di Asia Tenggara, indeks kelaparan Indonesia masih relatif tinggi. Banyak warga yang kurang beruntung membutuhkan makanan untuk bertahan hidup di kota.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia dan bagaimana upaya pemerintah untuk memerangi kemiskinan melalui bantuan pendapatan.

Kemiskinan belum terpecahkan. Di negara berkembang seperti Indonesia, kemiskinan merupakan salah satu masalah terbesar. Pemerintah masih terus berupaya untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia. Dalam pembahasan berikut, peneliti menjelaskan penyebab dan dampak kemiskinan terhadap indeks kelaparan Indonesia dan upaya untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Indonesia

Pemerataan Pendapatan

Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau tidak meratanya pembangunan suatu negara di antara penduduknya. Pembagian pendapatan dibagi menjadi dua bagian yaitu; Distribusi ukuran berarti berapa banyak atau berapa bagian pendapatan yang diterima setiap orang. Dan distribusi fungsional dari faktor-faktor produksi. (Rahayu, 2021) Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi pendapatan menunjukkan ketimpangan atau pemerataan hasil pembangunan suatu daerah atau negara, baik yang menerima, maupun pemilikan faktor-faktor produksi di dalam wilayah tersebut. . populasi

Mencapai Pemerataan dalam Pelayanan Kesehatan.

Kemiskinan dan kesehatan adalah dua isu yang berkaitan. Kesehatan yang buruk menyebabkan produktivitas yang lebih rendah. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas hidup dan kemiskinan. Beberapa penyebab yang menyebabkan hal tersebut adalah terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap informasi dan pelayanan kesehatan yang memadai, kurangnya pengetahuan dan gaya hidup yang abai terhadap kesehatan. Kelaparan yang menyertai kemiskinan membuatnya lemah secara sik, sehingga sulit bagi orang miskin untuk mengatasi kesehatannya yang buruk. Di sisi lain, kesehatan juga berperan penting dalam mengubah status seseorang menjadi miskin atau meningkatkan kemiskinan. Kesehatan yang buruk mengurangi produktivitas. Produktivitas yang rendah menyebabkan pendapatan semakin terbatas (Adrianan, 2020) c. Perbedaan besar antar daerah.

Salah satu akar penyebab kemiskinan Indonesia adalah ketimpangan yang besar antara daerah dan kelompok sosial akibat distribusi pendapatan yang tidak merata, yang meningkatkan perbedaan antara si kaya dan si miskin di Indonesia. Pemerintah sendiri selalu berusaha untuk menurunkan angka kemiskinan dari tahun ke tahun, namun angka kemiskinan Indonesia tidak mengalami penurunan yang signi kan, meskipun data BPS menunjukkan kecenderungan menurun, namun secara kualitatif belum menunjukkan efek perubahan yang nyata. kondisinya semakin parah setiap tahunnya (Rahman, 2018)

. Dampak Tingkat Kemiskinan terhadap Kelaparan di Indonesia

Berbicara tentang kemiskinan, dapat diartikan secara sederhana atau luas. Sederhananya, kemiskinan dapat dijelaskan dengan kurangnya harta benda atau pendapatan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar. Dalam arti yang lebih luas, kemiskinan mencakup de sit lain seperti kurangnya pendidikan, rendahnya kesempatan kerja dan usaha, kurangnya berbagai hal, dan lain-lain. (Hamzah, 2012) Besaran kemiskinan berubah secara dinamis, mengingat aspek kemiskinan non ekonomi. . miskin Karakteristik penduduk miskin lebih spesi k, ditandai dengan: (a) mayoritas penduduk miskin tinggal di perdesaan dan mata pencaharian utamanya adalah berwiraswasta di sektor pertanian (, 0); b) mayoritas penduduk miskin (60) berpendapatan rendah dan mengkonsumsi energi kurang dari 2100 kkal per hari; c) Berdasarkan indikator silang pangsa pengeluaran pangan (>60) dan kecukupan gizi (energi >80), diketahui bahwa pangsa rumah tangga rawan pangan nasional adalah sekitar 0; dan (d) masyarakat miskin yang memiliki sedikit sumber daya manusia dan biasanya tinggal di daerah dengan karakteristik marjinal,

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa berbagai program telah dilaksanakan di Estonia untuk mengentaskan kemiskinan . dan kelaparan. Indonesia. Mengatasi kelaparan dan kemiskinan bertujuan untuk menciptakan usaha ekonomi produktif yang diharapkan mampu menjawab masalah kemiskinan, Meningkatkan akses pendidikan dan pelayanan kesehatan, Memperluas program mata pencaharian yang menjadi tanggung jawab pemerintah, dan Restoran gratis untuk pekerja informal dan yang kurang beruntung. Sebagai salah satu program yang dilaksanakan untuk mengurangi kelaparan di tengah kekurangan pangan di Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun