Tape ketan akan selalu kita jumpai saat menjelang bulan puasa. Penduduk Klaten Jawa Tengah khususnya masih kental dengan budaya sadranan. Budaya yang turun menurun pada masyarakat jawa.
Sadranan sendiri dalam KBBI berasal dari kata sadran yangmempunyai arti  mengunjungi makam atau tempat keramat pada bulan Ruwah untuk memberikan doa pada leluhur (ayah, ibu dan sebagainya) dengan membawa bunga atau sesajian.
Pada umumnya serangkaian acara sadranan dilakukan di bangsal makam dengan cara selametan dan  kenduri,  bersih-bersih makam dan mendoKan arwah leluhur keluarga yang telah meninggal.
Budaya pada bulan Ruwah atau Syakban ini biasanya lebih meriah di bandingkan lebaran.
Saudara dan kerabat jauh meluangkan waktunya untuk pulang kampung, sebagai penghormatan kepada kerabat yang sudah meninggal, kepada yang masih hidup  mereka salingmeminta maaf, agar saat ramadan datang diantara mereka tidak ada salah.
Saat sadranan datang masyarakat terlihat sibuk mempersiapkan aneka cemilan dan makan besar untuk para tamu dan kerabat mereka.
Beberapa menu cemilan memenuhi meja tamu. Di daerah perkotaan tempat saya sudah sedikit berbeda cara merayakan sadranan ini, hanya mengumpulkan dana yang di kelola untuk pihak pengurus makam dan dilaksanakan di bangsal makam dihadiri sesepuh desa untuk memimpin doa dan kenduri.
Setiap sadranan datang saya dan keluarga selalu berkunjung ke rumah keluarga besar pak lik saya saya yang dari pak suami. Kalau saya sekedar silaturahmi karena kesempatan bertemu saudara jauh.
Makanan khas sadranan yang selalu tersedia adalah tape ketan, rasanya kurang afdhol sadranan tanpa tape ketan, sebagai sendok untuk makan tape ketan adalah emping.
Dasar kesukaan saya tape ketan, maka setiap bertandang saat di persilahkan menikmati jamuan, pasti saya ambil tape ketan.
Saya juga bisa membuat tape ketan, karena ibu saya juga ahli dalam membuat tape ketan.
Simak ya resep tape ketan dari ibu saya. Saya buat dengan porsi sedikit saja.
Cara membuat tape ketan:
Bahan-bahan:
1 kg Ketan putih
1 butir ragi tape
2 sendok teh gula pasir
Daun pisang
Cara membuat:
Rendam ketan putih kira-kira selama satu jam ,
Siapkan dandang dan panaskan masukan ketan tadi untuk di kukus, setelah terlihat setengah matang, angkat dan cuci sampai bersih kemudian dinginkan dengan cara taruh di tempat yang luas kalau saya tempah agar cepat dingin.
Selagi menunggu dingin saya tumbuk ragi tape sampai lembut.
Setelah ketan dingin kita taburi dengan ragi dengan cara di ayak di atas ketan, taburi juga gula pasir agar manisnya semakin mantap.
Bungkus dengan daun pisang kecil-kecil saja.
Setelah itu masukkan di tempat yang tertutup dan ditutupi semacam  serbet atau lap makan yang bersih.
Tunggu kurang lebih dua hari.
Setelah dua harisiap di hidangkan , maka akan keluar airnya yang manis.
Selamat makan
Oleh : Danar Styorini