Derasnya aliran sungai dan intensitas hujan yang tinggi dapat mengakibatkan banjir berhari-hari, bahkan genangan banjir menyerupai danau sehingga tanaman padi akan terendam serta terkena lumpur yang berimbas terjadinya gagal panen, sebaliknya jika musim kemarau tiba akan sangat kesulitan mendapatkan pasokan air.
      Gagal panen atau hasil panen yang tidak maksimal bukan hanya berpengaruh terhadap para pemilik lahan saja, para buruh tani yang bergantung kepada para pemilik lahan juga sangat terpengaruh.Â
Dalam satu bulan biasanya para buruh tani bekerja membantu para pemilik lahan sekitar 10 kali pada lahan yang berbeda-beda, namun hal tersebut tidaklah menentu.Â
Para buruh tani mengatakan bahwa dirinya ikhlas menjalankan pekerjaan tersebut karena untuk menambah penghasilan, walaupun beberapa kali berfikir ingin berganti profesi seperti membuka usaha sendiri. Para buruh tani juga berharap agar kelak anak-anaknya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari mereka, kalaupun anaknya ingin menjadi petani harus bisa menjadi petani yang sukses, namun menurut mereka untuk menjadi petani sukses harus memiliki modal yang besar.
      Masih banyak kondisi para buruh tani yang lebih memprihatinkan, namun mereka ikhlas untuk melakukan pekerjaannya. Taraf cukup setiap orang berbeda-beda, saat mendapatkan upah yang kecil namun mereka dapat ikhlas dan bersyukur atas pendapatannya upah tersebut dapat untuk menyambung hidup mereka dan keluarganya.Â
Pelajaran yang dapat diambil dari para pekerja buruh tani ini adalah rasa ikhlas dalam melakukan pekerjaan dan bersyukur atas gaji yang diterima. Nikmati juga liputan kami di reels Instagram @selama.bicara untuk mengetahui kisah perjuangan dan harapan dari buruh tani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H