Perkembanganan teknologi informasi membawa perubahan di dunia jurnalistik. Media cetak konvensional berlahan namun pasti tergantikan oleh laman dunia maya yang memuat informasi lebih lengkap dan abadi. Selama file-file berita masih tergantung di server maka infromasi tetap dapat diakses semua orang. Seolah jarak dan waktu tidak  dapat membendung arus informasi yang semakin cepat,  membuat seolah dunia semakin terasa sempit.
Bukan hanya jurnalis saya yang bisa membuat berita. Setiap warga di muka bumi dapat mengabarkan melalui laman pribadi atau yang dikenal dengan blog. Pada awalnya keberadaan mereka tidak terlalu diperhitungkan, namun pada perkembangannya jurnalis warga dirasa lebih jujur, lugas dan terpercaya. Tanpa tedensi apa-apa tulisan mereka sering dijadikan rujukan untuk mencari informasi berdasarkan pengalaman pribadi seperti liburan ke destinasi tertentu , membuat kue, memperbaiki kendaraan, pengalaman  mendidik anak dan aktivitas lainnya.
Dukungan Teknologi
Pada awalnya foto dan video hanya merupakan pendukung tulisan yang membuat konten blog menjadi lebih menarik. Namun pada perkembangannya konten ini dapat berdiri sendiri di platform berbasis media sosial seperti youtube, instagram dan path. Kondisi ini didukung juga  oleh revolusi kamera analog ke digital serta teknologi mikro eletronika. Kamera yang awalnya  seukuran sama dengan kotak sepatu kini dapat dibenamkan di ponsel cerdas yang membuat semua orang dapat membuat video atau foto hanya dengan bermodal gawai.
Jurnalis warga pun bermetamorfosis tak hanya menjadi blogger yang mengandalkan tulisan untuk berbagi warta tapi juga vlogger (video blogger). Keisengan membuat video liputan dan reportase ternyata disambut baik oleh stasiun televisi swasta dengan menghadirkan program khusus bagi jurnalis warga. Hingga akhirnya beberapa televisi swasta memutuskan untuk tidak memiliki kontributor di daerah dan benar-benar mengandalkan jurnalis warga yang rajin mengirimkan video. Video yang dikirimkan tidak langsung tayang, nantinya akan dikurasi  terlebih dahulu.
Melihta kondisi maka kebutuhan komunikasi data jurnalis warga tak hanya besar tapi juga cepat. Jika dulu blogger cukup internet berkecepatan puluhan kbps untuk mengirimkan data ke web server. Sekarang vlogger membutuhkan kecepatan dalam Mbps untuk mengunggah video. Standar kualitas  video yang disyaratkan stasiun televisi adalah HD 1080. Kira-kira video berdurasi 5 menit memiliki file sebesar 500 MB.Â
Jika dalam seminggu  saja seoarang jurnalis warga mengunggah satu video dan tulisan, setidaknya membutuhkan kuota internet minimal 5GB. Ini belum termasuk jika  sang jurnalis warga mendapat panggilan video call  di lokasi berita untuk siaran langsung. Dukungan teknologi telepon seluler dan jaringan telekomunikasi yang ada sekarang memang bukan masalah. Meski di Indonesia masih mengadopsi  jaringan telekomunikasi  berteknologi  3G dan 4G, paling tidak fasilitas ini sudah membuat jurnalis warga video tersenyum sumringah melakoni hobi yang semakin berwarna.
Ngeblog Atau Ngevlog?
Mungkin pertanyaan ini tidak hanya ada di benak saya tapi juga para blogger yang pelan-pelan sudah mencoba membuat video blog. Keduanya memang memiliki keasikan tersendiri, apalagi jika video jurnalis warga tayang di televisi. Rasa bahagianya mirip ketika tulisan dimuat di kolom freez kompasiana pada harian kompas. Karyamu ditonton seluruh pemirsa televisi di nusantara bahkan mancanegara.
Seperti tulisan dan video Museum Topeng Setia Darma beberapa waktu lalu. Dalam satu kunjungan wisata ke destinasi, saya mendapat materi ngeblog sekaligus ngevlogÂ
Apa sih yang harus dipersiapkan sebelum ngeblog sekaligus ngevlog? Riset adalah hal pertama yang harus dilakukan.  Karena kebanyakan tulisan dan video saya adalah traveling, sebelum melakukan perjalanan saya akan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari buku dan internet.  Tidak hanya tentang objek yang akan saya sambangi tapi hal-hal detail seperti transportasi, bahasa lokal, cuaca, posisi matahari, dan nara sumber jika ada. Penuntun dasarnya adalah 5W + 1H. Idealnya sebelum ke lokasi sudah tahu ide cerita dan video yang akan dibuat agar  ketika di lapangan tidak bingung.
Setelah semua materi cukup, saatnya membuat tulisan untuk blog yang nantinya  menjadi panduan untuk membuat skenario  video blog yang akan dibuat. Setelah tulisan selesai saatnya mengedit video dan mengisi narasi  dengan over voice.
Langkah terkahir mengunggah karya tulisan dan video. Untuk tulisan biasanya saya akan memposting ke blog pribadi atau kompasiana. Sedangkan video saya unggah ke youtube dan aplikasi video jurnalis warga NET CJ. Saya tak perlu khawatir dengan kecepatan transfer data karena saya menggunakan internet jaringan smartfren yang sudah berteknologi 4G.
Sekilas mungkin terlihat sangat merepotkan tapi kalau dijalankan akan mengasikan. Apalagi dalam proses kreatif kita bekerjasama dengan orang dan mempelajari hal-hal baru. Kecanggihan gawai  bukanlah hal yang mutlak untuk membuat video yang bagus. Intinya maksimalkan apa yang kamu punya untuk berkarya.
Fleksibilitas Modem Smartfren Wifi M5
Hobi ngevlog dan ngeblog pastinya membutuhkan dukungan perangkat dan koneksi internet yang tak biasa. Dulu ketika awal mengenal dunia maya saya membutuhkan telepon kabel, komputer dan modem untuk terkoneksi dengan jaringan internet. Namun sekarang jaman sudah berubah, berinternet sekaligus bekarya bisa dimana saja dengan laptop dan modem mobile. Tapi sekarang saya membutuhkan modem yang juga bisa dipakai sebagai media transfer data dan USB on The Go. Jadi ketika traveling akan sangat mudah berbagi data antar gadget dan teman. Kalau bisa modem juga berfungsi sebagai powerbank sehingga ketika gawai kehabisan daya saya tidak mati gaya. Tetap bisa online dan eksis.
Jadi blogger sekaligus vlogger jaman now memang harus cerdas. Cerdas bukan hanya soal karya tapi mencari solusi hidup praktis. Live smart! Kalau ada gadget yang memiliki kemampuan multifungsi kenapa harus satu fungsi. Oleh karena itu saya memilih Modem Wifi M5 dari smartfren sebagai patner kerja dan melakoni hobi.
Riset destinasi wisata, memesan tiket pesawat hingga mencari hotel dengan harga terbaik pastinya membutuhkan internet. Selama perjalanan kebutuhan internet tak dapat dihindari apalagi ketergantungan saya dengan google map dan aplikasi transportasi online sangat tinggi. Dan sesekali saya harus video call ke rumah untuk memberi kabar ke orang tua bahwa anaknya yang hobi jalan-jalan ini baik-baik saja.
Ketika Modem Wifi M5 Â berada di ransel saya maka semua terasa mudah. Saya tak perlu pusing dengan kebutuhan koneksi internet beberapa gadget sekaligus seperti laptop, kamera, ponsel dan tablet. Tak perlu menarik kabel data hanya untuk transfer foto ke gadget-gadget tadi. Tanpa hambatan sayapun mudah mengunggah video untuk dikirimkan ke stasiun televisi.
Ketika hidup dinamis mengikuti perkembangan jaman, mau tidak mau aktivitas yang kita lakukan juga akan berubah, termasuk kegemaran dan hobi. Jika sekarang ngeblog lalu ngevlog kemudian, kira-kira setelah ngevlog apa lagi selanjutnya?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI