Keberadaan jurnalis warga memang semakin diakui di dunia literasi. Meski hanya bernaung di komunitas banyak penggiat dunia yang juga berprofesi sebagai buzzer memiliki  penghasilan yang tak kalah dibandingkan kuli tinta media cetak. Apalagi belakangan ini lebih banyak brand yang mempercayakan promosi kepada para blogger. Tak perlu memasang iklan cetak atau billboard dengan durasi terbatas mereka dapat beriklan maksimal melalui job review para blogger.
Acara launching produk yang dibungkus dengan meet up atau gathering blogger semakin banyak digelar. Bagi para blogger yang mencari konten tulisan tentu saja ini hal yang menguntungkan. Terkadang  ada souvenir cantik dan lomba yang hadiahnya lumayan. Layaknya ibu-ibu arisan sosialita, semakin sering hadir di acara sejenis akan hits dan banyak job. Cukup masuk akal , karena semakin sering  silaturahmi maka akan  membuka pintu rejeki?
Tak mengherankan manis gurih dunia blogger ini makin dilirik banyak orang. Mereka yang sudah berstatus sebagai wartawan terkadang bermetamorfosis sejenak menjadi blogger untuk dapat mengekpresikan diri lebih bebas di jurnalis warga. Namun ada juga yang tergoda dunia bloggging yang terlihat lebih manis. Dengan harapan mendapat undangan dan fasilitas dengan menyandang nama blogger.
Sekarang hampir semua produk selalu melibatkan blogger dalam kegiatannya dari pengenalan produk sampai menyamarkan isu satir. Tak mengherankan agenda blogger di akhir pekan lebih sibuk dari artis ibu kota. Pagi menghadiri launching produk A, siang meet and lunch dengan brand B dan malam  gala dinner di restoran C . Ini belum termasuk menginap gratisan di hotel  D dan famtrip.
Fenomena  kondangan blogger membawa seluruh anggota keluarga melahirkan banyak kisah dan  diangkat oleh mantan jurnalis yang membuat pro kontra di kalangan blogger.
Memang ada ya etika menghadiri sejumlah acara bagi jurnalis warga. Secara tertulis sih tidak  tapi dari nila rasa dan moral sepatutnya menjadi acuan agar blogger tetap beradab.
1. Hadir Tepat Waktu
Terlalu sibuk dengan banyaknya undangan semua acara membuat blogger kesulitan mengatur jadwal. Datang terlambat terkadang menjadi pilihan agar bisa hadir di semua acara dan eksis. Lebih baik datang terlambat daripada tidak datang sama sekali. Kalau ketinggalan informasi minta saja press release dan foto ke panitia yang penting pulangnya bawa goodie bag.
2. Berpakaian Rapi dan Sopan
Kebanyakan  acara kondangan blogger memang tidak terlalu formal. Tetapi alangkah baiknya tanyakan  kepada panitia dress code setiap acara agar tidak salah kostum. Kalau saya sih biasanya membawa kemeja atau batik  di dalam ransel untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Tapi kadang masih kecolongan ketika dress code menggunakan warna tertentu. Saya nggak punya baju warna pink Kakak!
3. Isi Buku Tamu
Ini nggak ada hubungan dengan pembagian goodie bag lho. Tapi panitia perlu tahu siapa orang yang datang ke acaranya dan mempunyai data untuk diundang ke acara sebelumnya. Tapi jangan memaksakan diri dengan menitip absen ke blogger lain.
4. Ikuti Acara Dengan Baik
Tak menampik ajang kondangan blogger menjadi tempat untuk bersilaturhami dengan teman lama atau mantan (eeh). Tapi jangan lupa sebesar apapun rasa kangen kamu dengan teman-temanmu tetap fokus  mengikuti acara yang telah dipersiapkan oleh panitia. Jangan keasikan mengobrol dan sibuk dengan teman atau gank sendiri. Meski kamu kenal baik dengan penyelanggara atau panita tolong hargai peserta lain yang hadir.
5. Datang Sendiri Bukan  Rombongan
Saya tidak akan membahas blogger yang membawa keluarga karena sudah ada yang membahas sebelumnya . Dan jujur kenyataan ini menghadirkan pro kontra sekaligus kebaperan di kalangan blogger.
Seperti kebanyakan undangan (apapun) biasanya hanya mengakomodir maksimal dua orang. Hal ini berhubungan dengan akomodasi yang dipersiapkan oleh panitia.
"Mas anak saya usianya lima tahun makannya nggak banyak dan bisa dipangku."
Oke tapi bayangkan jika semua blogger membawa anak usia lima tahun , padahal produknya tidak berkaitan dengan anak-anak sama sekali. Dipastikan acara blogger akan berubah taman bermain anak.
Tapi yang lebih dasyat dari semua ini , bagaimana sebuah undangan bloggger dihadiri empat orang yang mewakili satu buah blog. Dengan alasan  tim yang terdiri dari : marketing, tukang foto, tukang video dan penulis. Ini jurnalis warga apa jurnalis RW ( rukun warga ).
6. Menghargai Media Lain
Layaknya seorang artis  yang laris dikontrak seratus episode sinetron, terkadang blogger menjadi  jumawa  , merasa memiliki kasta lebih tinggi dari wartawan beneran.
"Eh kok brand anu kok launching nggak undang aku."
Memang situ siapa. Artis? Kita ini hanya pewarta warga lho kak , tugasnya hanya mewartakan dengan jujur. Jika pada perkembangnya menjadi buzzer atau influencer  tetap harus berimbang dan rendah hati. Jadi tetap membumi dengan teman-teman media lain selama acara kondangan blogger.
7. Nggak Gampang Baper
Ini penting banget buat blogger yang suka curhat dan caper di media sosial. Hanya gegara sebongkah goodie bag atau sepiring makan siang.
Memang sih suara hati berawal dari curhatan di grup wa terbatas , tapi di era digital seperti sekarang bukan tak mungkin print screen-an chating kamu tersebar instant sampai ke panitia atau penyelenggara. Inget goodie bag dan makan siang itu cuma bonus, walau nggk ada makan siang gratis.
8. Tanggap Situasi
Seorang jurnalis idealnya memiliki kepekaan sosial yang lebih dibandingkan manusia pada umumnya. Jadi dengan cepat mampu memahami situasi yang terjadi di lapangan.
Sudah menjadi kebiasaan untuk acara famtrip biasanya peserta berbagi kamar dengan blogger lain. Dan tiba-tiba salah satu blogger berinisitaif membawa anak dengan alasan tidak ada yang menjaga . Panitia acara yang baik hati tentu saja tak akan menolak keinginan blogger tapi lagi lagi harus memutar otak , meminta kamar tambahan kepada pihak sponsor.
Ah cuma satu kamar saja kok , lebih satu juga nggak apa-apa , tidak akan bikin bangkrut. Teman blogger yang budiman  jangan pernah menyepelakan hal tertentu kalau tidak mau disepelekan orang lain.
9. Â Iklas
Jika niat untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya dengan menjadi blogger, kubur impianmu dalam-dalam. Lebih baik kamu membuat media online yang fokus dengan menyebar berita hoax. Itu duitnya jadi lebih besar apalagi kalau nyambi jadi buzzer black campaign.
Secara  materi datang ke acara kondangan blogger tidak terlalu menguntungkan, apalagi kalau rumah kamu jauh di ujung dunia. Berapa ongkos taksi, ojek atau biaya bensin jika menggunakan kendaraan pribadi. Apakah sebanding dengan goodie bag yang diterima?
Nah untuk itu kita butuh keiklasan dan kesabaran yang luas andai acara kondangan tidak sesuai dengan harapan.
10. Menulis Dengan Baik
Karena kita blogger yang diharapkan penyelenggara adalah tulisan yang baik. Tulisan yang baik tak harus memuji  produk sesuai keinginan pengundang , tapi jujur , berimbang dan memiliki sentuhan personal.
Apa bedanya blog kamu dengan katalog online jika isi tulisan menyadur ulang press release yang disiapkan oleh panitia. Karena kita adalah jurnalis warga , maka jadilah penulis yang bebas tanpa beban dan cerdas.
Mohon maaf jika ada pihak yang merasa tersentil dengan tulisan di atas. Namun ini bentuk keprihatinan penulis atas segala yang terjadi di dunia blogging dan aktivitas kondangannya.
 Wartawan  yang memiliki asosiasi dan etika profesi  masih ada menyimpang menjadi wartawan bodrex. Bagaimana dengan blogger yang tak memiliki asosiasi dan etika profesi. Bukan mustahil akan lahir  blogger bodrex yang tak mengusung idealis jurnalis warga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H