Mohon tunggu...
DANA NURIL IBAD
DANA NURIL IBAD Mohon Tunggu... Suka Menulis

Manusia itu punya 4 jenis sifat yaitu : Api, Angin, Air, Tanah. Tinggal kita mau tingkatkan yang mana dari keempat sifat itu. Semua pilihan dan setiap orang punya pilihan masing-masing. Hargai saja pilihannya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

4 Tradisi Haji di Indonesia

23 September 2021   18:39 Diperbarui: 23 September 2021   19:06 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pergi ke Mekkah dan Madinah bagi orang muslim adalah cita-cita yang rata-rata dimiliki, karena selain sebagai rukun Islam juga ada kepuasan secara intelektual dan spiritual. Apalagi di Indonesia hingga sekarang adalah negara dengan peserta Ibadah Haji terbanyak sedunia dari tahun ke tahun.

Secara bahasa, haji berarti mengunjungi atau bertamu. Oleh karena itu, istilah ini digunakan untuk menyebut orang yang akan berziarah, bukan orang yang berhaji. Jadi ketika seseorang kembali dari haji, sebenarnya haji itu sudah selesai baginya karena dia tidak lagi mengunjungi atau bertamu.

Untuk Indonesia, ada beberapa tradisi-tradisi bagi orang yang melaksanakan ibadah haji. Baik sebelum berangkat, pada saat melaksanakan, saat pulang, hingga penambahan nama setelah tiba di tanah air.

1. penambahan pada nama

Pada sejarahnya, berbagai sumber mengatakan bahwa penambahan nama pada orang yang pergi haji dimulai dari zaman kolonial belanda yang semakin tertekan adanya gerakan yang dilakukan pribumi dalam mempertahankan negara.

Orang pergi ibadah haji yang kemudian tiba di tanah air, ternyata mempunyai semangat yang lebih setelah pergi ibadah haji. Hal itu membuat belanda semakin terancam dengan semangat juang yang dimiliki.

Lalu pihak belanda mempunyai cara dalam menekan situasi itu dengan cara memisahkan orang yang telah pergi ibadah haji dengan menambahkan kata "Haji (disingkat H untuk pria)" dan "Hajjah (disingkat Hj untuk perempuan)

Hal ini dapat dilihat pada masa pendudukan Belanda, banyak pahlawan Indonesia yang berziarah seperti HOS Cokroaminoto, Pangeran Diponegoro, Ki Hajar Dewantara dan lainnya. 

Kepulangan mereka dari haji membawa banyak perubahan di Indonesia, menjadi lebih baik tentunya. Misalnya, Ki Hajar Devantara yang berjuang di dunia pendidikan. Pangeran Diponegoro yang sedang ibadah haji dan sekembalinya ke tanah air berperang melawan Belanda.

HOS Cokroaminoto juga melakukan hal yang sama, Sepulang dari haji ia mendirikan Sarekat Islam. Imam Bonjol yang sedang berziarah dan ketika kembali berperang melawan Belanda dengan pasukan Padri-nya. 

Muhammad Darwis, yang pergi haji dan ketika kembali, mendirikan Muhammadiyah. Hasyim Asy'ari yang selepas naik haji kemudian mendirikan Nadhlatul Ulama'. 

Begitu pula dengan Samanhudi yang setelah haji kemudian mendirikan Serikat Buruh Islam. Ini bisa terjadi karena ketika mereka berada di Tanah Suci, dan kemudian mereka bertemu dan bertukar ide-ide dari Jama'h Haji dari negara-negara Islam lainnya.

Berawal dari itu kebiasaan penambahan nama itu turun temurun hingga sekarang tetap dan terus berlaku di Indonesia. Penambahan nama Haji bagi laki laki dan Hajjah bagi perempuan diperuntukkan orang yang dianggap mampu pergi ibadah haji ke mekkah dan madinah dan ketika pulang "pencapaian" itu kemudian diabadikan dengan menambahkan "H" untuk laki laki dan "Hj" bagi perempuan.

Anggapan lain menggarisbawahi bahwa penambahan nama yang dilakukan dalam rangka mengingat perjuangan yang dibutuhkan dan telah dilakukan orang yang pergi menunaikan ibadah haji. Baik perjuangan berupa persiapan sebelum, selama tinggal di Mekkah & Madinah, sampai persiapan menyambut kepulangan dari ibadah haji.

Antropolog UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bernama Dadi Darmadi mengatakan tradisi seperti itu tidak hanya ada di Indonesia. Hal yang sama juga terjadi di bagian lain dunia Islam Melayu, termasuk Malaysia, Singapura, Brunei, dan bahkan Thailand selatan. 

Menurut Dadi Darmadi bahkan di Mesir Utara mempunyai tradisi bukan hanya memberikan tambahan nama depan selepas pergi haji,melainkan melukis sebagian sudut rumah dengan lukisan ka'bah dan moda transportasi yang dipakai selama di sana.

2. walimatus safar/Haji

Sebelum berangkat, biasanya orang yang akan melaksanakan ibadah haji akan tasyakuran dan minta do'a kepada tetangga, kerabat agar diberi kesehatan, keselamatan bisa pulang ke tanah air dengan sediakala.

Mengutip dari www.nu.or.id, Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulam (LBM NU) Lampung KH. Munawwir menjelaskan, upacara Walimatussafar untuk keberangkatan jemaah haji bukan hanya tradisi lokal. Upacara Walimahan merupakan sunnah yang dilakukan oleh umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. 

"Menyelenggarakan acara Walimatul Haji atau Tasyakuran setelah seseorang kembali dari perjalanan jauh merupakan perilaku yang disunahkan. Oleh karena itu, Walimatus Safar bukanlah acara yang sepenuhnya tidak berdasar, sehingga merupakan acara yang dilarang." Jelas beliau.

Artinya, tasyakuran adalah suatu sunnah yang bisa dilakukan jika semuanya mencukupi dan bisa juga tidak melakukan karena sifatnya sunnah. 

Dari bahasanya tasyakuran berarti rasa/ungkapan syukur atas nikmat dari Allah yang telah diberikan kepadanya. Salah satunya adalah tasyakuran haji dimana tasyakuran dilakukan karena telah diberikan kecukupan untuk bisa menunaikan ibadah haji dan segala macam aturan yang telah dilakukan.

3. Sambung do'a selama di Tanah Haramain.

Tradisi ini tidak semua tempat atau daerah melakukannya, tapi ada beberapa juga yang melakukan. Sambung do'a ini teknisnya pihak keluarga yang ditinggali akan meminta sanak saudara atau tetangganya untuk mendo'akan keluarga yang sedang menunaikan ibadah haji.

Mendo'akan bisa berbagai macam jenisnya mulai dari pembacaan yasin dan tahlil, khataman Al-Qur'an, istighosah, dan lain sebagainya. Biasanya pelaksanaan bisa tiap seminggu sekali atau dua minggu sekali. Kegiatan ini juga dibenarkan oleh para ulama' karena pada dasarnya mendo'akan orang baik yang masih hidup ataupun telah meninggal adalah perbuatan baik.

4. penyambutan dan tasyakuran sepulang haji

Orang yang telah datang dari ibadah haji, dalam tradisi di Indonesia khususnya di Jawa akan menyambut kedatangan keluarga yang telah selesai melaksanakan ibadah haji. Bahkan jika perlu ada yang sampai membawa rombongan beberapa mobil menjemput ditempat yang telah ditentukan kemudian di arak sampai tiba dikediaman yang bersangkutan. Sangking meriahnya biasanya mirip seperti kampanye pemilu.

Sebelum sampai rumah, biasanya yang bersangkutan akan mampir sebentar di masjid terdekat untuk melaksanakan sholat safar dan sujud syukur.

Setelah sampai rumah, barulah orang-orang akan bergantian berdatangan berkunjung kepada orang yang selesai menunaikan ibadah haji. Tak lupa juga biasanya tuan rumah akan mengeluarkan beberapa jamuan dan oleh-oleh dari mekkah-madinah. Apalagi yang ditunggu-tunggu adalah air zam-zam oleh para peziarah haji khususnya keluarga.

Demikian beberapa tradisi yang sampai saat ini masih dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia khususnya di jawa. Terlepas dari stigma berlebih-lebihan atau terlalu menghamburkan uang untuk itu, sisi lain adalah sebagai rasa syukur bisa menunaikan ibadah haji pulang-pergi dengan keadaan sehat dan selamat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun