Mohon tunggu...
Danang TriWibowo
Danang TriWibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Saya Danang Tri Wibowo, mahasiswa Magister Manajemen Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Pengaruh Kemampuan Adaptasi, Mengelola dan Merespon Perubahan, Inovasi, serta Pemanfaatan Teknologi Terhadap Kinerja UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo

14 Maret 2024   22:21 Diperbarui: 17 Maret 2024   22:23 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Karyawan UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo. (Sumber Gambar : Dokumen Pribadi / Danang Tri Wibowo)

Penulis : Danang Tri Wibowo

(Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta)

Pada era globalisasi seperti sekarang ini teknologi-teknologi baru terus bermunculan dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Hampir semua aktivitas tidak dapat terlepas dari adanya pemanfaatan teknologi. Khususnya pada dunia bisnis, hampir semua perusahaan, khususnya perusahaan-perusahaan besar pasti memanfaatkan teknologi untuk menunjang kegiatan bisnisnya supaya dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Selain perusahaan-perusahaan besar, adanya fenomena era globalisasi yang memunculkan banyak teknologi baru yang terus berkembang juga mengharuskan suatu UMKM untuk dapat memanfaatkan teknologi dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, jika memang UMKM tersebut ingin tetap bisa bersaing dan eksis dalam bisnis yang mereka jalankan. Karena dengan adanya teknologi dapat memungkinkan UMKM untuk mengembangkan produk dan layanan baru yang lebih inovatif dan menarik, memungkinkan UMKM untuk mencapai pasar yang lebih luas melalui platform online seperti media sosial, situs web, atau marketplace, membantu UMKM meningkatkan efisiensi operasional mereka melalui otomatisasi proses bisnis, kemudian teknologi juga memungkinkan UMKM untuk meningkatkan kualitas layanan pelanggan mereka. Terdapat aspek-aspek yang perlu dipersiapkan dan dimiliki, serta hal-hal yang harus dilakukan untuk menunjang keberhasilan UMKM dalam memanfaatkan teknologi untuk beradaptasi dengan perubahan, memanfaatkan peluang dengan cepat, dan merespon tuntutan pasar dengan fleksibilitas. Adanya ketangkasan dapat berpengaruh sangat signifikan pada penciptaan keunggulan kompetitif atau nilai bagi UMKM, beberapa dampaknya antara lain: 1). Ketangkasan memungkinkan UMKM untuk merespon perubahan tren pasar, permintaan konsumen, merespon peluang inovasi dengan cepat, serta lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan, 2). Ketangkasan dapat membantu UMKM meningkatkan efisiensi operasional mereka, 3). Dengan menjadi lebih tangkas dalam merespon perubahan pasar dan peluang bisnis, UMKM dapat meningkatkan daya saing mereka. Selanjutnya suatu UMKM juga harus memiliki beberapa cara untuk merespon dan memantau perubahan lingkungan dan tren pasar secara positif, diantaranya yaitu: 1). UMKM harus siap untuk menyesuaikan dan melakukan inovasi pada model bisnis, produk, atau layanan mereka sesuai dengan perubahan pasar, 2). UMKM harus melakukan pelatihan dan pengembangan karyawan sehingga dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dan adaptabilitas organisasi, 3). UMKM perlu memiliki strategi pengelolaan risiko yang efektif untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan pasar serta fokus pada kebutuhan dan keinginan pelanggan adalah kunci kesuksesan. Kemudian untuk mampu bereaksi dengan cepat dan tegas terhadap hal-hal yang tiba-tiba terjadi seperti pergeseran kondisi pasar secara keseluruhan, munculnya pesaing baru, dan pengembangan teknologi baru maka UMKM dapat mengambil langkah-langkah berikut: 1). Pemantauan dan Analisis Kontinu, 2). Tim Respon Krisis, 3). Perencanaan Krisis dan Skenario, 4). Fleksibilitas dan Adaptabilitas, 5). Kemitraan dan Aliansi, 6). Penggunaan Teknologi, 7). Pelatihan dan Pengembangan Karyawan, serta 8). Komitmen Pemimpin. Selain dari segi kemampuan yang tangkas dan strategi serta langkah yang harus dimiliki dan dilakukan, suatu UMKM juga harus memiliki kemampuan pemahaman yang baik tentang teknologi digital dan cara menggunakannya dalam kegiatan bisnis mereka. Maka dari itu UMKM harus mampu menganalisis data dengan baik untuk mendapatkan wawasan tentang kinerja bisnis mereka, perilaku pelanggan, dan tren pasar, memiliki kemampuan manajemen proyek yang baik untuk merencanakan, mengorganisir, dan mengelola implementasi teknologi dengan efektif, termasuk mengelola sumber daya dan waktu dengan bijaksana, memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menerapkan teknologi dalam bisnis mereka, memiliki kemampuan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan para karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis, serta memiliki kemampuan untuk memahami hukum dan ketertiban yang berhubungan dengan penggunaan teknologi. Terakhir, untuk berhasil dalam melakukan proses perubahan dengan memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses bisnisnya, UMKM harus memiliki budaya kerja dan perilaku yang mendukung inovasi, adaptabilitas, dan kolaborasi. Berikut adalah beberapa budaya kerja dan perilaku yang penting untuk dimiliki oleh UMKM: 1). UMKM harus memiliki budaya yang mendorong pembelajaran berkelanjutan di dalam organisasi, 2). Budaya fleksibilitas dan adaptabilitas sangat penting untuk memungkinkan UMKM merespon perubahan dengan cepat, 3). Budaya kreativitas, inovasi, kolaborasi, dan kerja tim di dalam organisasi sangat penting dalam memfasilitasi proses perubahan, 4). Semua anggota tim harus memiliki pemahaman yang jelas tentang visi dan tujuan bisnis UMKM, serta komitmen untuk mencapainya, 5). Keterbukaan dalam komunikasi adalah kunci dalam mendukung proses perubahan. Dengan memiliki kemampuan serta mampu melakukan hal-hal tersebut akan membuat suatu UMKM mampu untuk merespon dan beradaptasi dengan adanya perubahan yang ada, serta mampu memanfaatkan teknologi secara efektif untuk menunjang kegiatan bisnisnya. Maka dari itu hal tersebut haruslah menjadi perhatian bagi seluruh UMKM, khususnya bagi UMKM yang masih belum memiliki atau belum melakukan aspek-aspek penting tersebut, salah satunya yaitu UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo. Mie Ayam dan Bakso Utomo merupakan UMKM kuliner dengan produk andalan berupa Mie Ayam dan Bakso. UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo sudah berdiri cukup lama yaitu sejak tahun 2007 hingga sekarang, untuk alamat lokasi usaha berada di Jl. Soragan No. 177a, Cungkuk, Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan karyawan UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, serta berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan salah satu pesaing sejenisnya yaitu UMKM Mie Ayam dan Bakso Mandala, maka penulis mendapatkan hasil bahwa UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo belum mampu untuk menguasai persaingan di pasaran. Hal tersebut terbukti dengan masih kalahnya rata-rata jumlah porsi Mie Ayam dan Bakso yang terjual per harinya jika dibandingkan dengan pesaing sejenisnya yaitu UMKM Mie Ayam dan Bakso Mandala yang juga berada tidak jauh dari sekitaran lokasi usaha UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, padahal jika dilihat dari segi harga keduanya memiliki harga yang relatif sama. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan karyawan UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, rata-rata paling tinggi terkait jumlah porsi Mie Ayam dan Bakso yang terjual per harinya yaitu sekitar 175 porsi. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan karyawan UMKM Mie Ayam dan Bakso Mandala, rata-rata paling tinggi terkait jumlah porsi Mie Ayam dan Bakso yang terjual per harinya yaitu mencapai sekitar 450 porsi. Hasil ini menandakan bahwa terdapat kinerja yang masih kurang maksimal dari UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo dibandingkan dengan pesaing sejenisnya. Kemudian berdasarkan observasi dan wawancara yang penulis lakukan di UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, penulis menemukan beberapa aspek yang menjadi penyebab masih kurang maksimalnya kinerja dari UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo. Yang pertama yaitu masih kurangnya inovasi pada produk, baik itu inovasi pada produk makanan Mie Ayam dan Bakso yang menjadi produk utama yang ditawarkan, maupun inovasi pada produk pelengkap yaitu minuman. Berdasarkan observasi dan wawancara yang penulis lakukan, penulis melihat bahwa UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo kurang berani dalam melakukan inovasi pada menu produk yang ditawarkan. Jadi menu produk yang ditawarkan baik menu makanan maupun minuman, bisa dibilang seperti menu-menu standar yang ada di UMKM Mie Ayam dan Bakso pada umumnya, seperti Mie Ayam dan Bakso Jumbo atau Biasa, Mie Ayam Ceker, Es Teh, Es Jeruk, Teh atau Jeruk hangat, dan Lemon Tea. Sehingga hal tersebut membuat UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo masih kurang memiliki ciri khas atau keunggulan kompetitif yang membuat UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo berbeda atau selangkah lebih maju dibandingkan para pesaingnya. Pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo harus segera lebih berani lagi dalam melakukan inovasi pada produknya, karena para pesaing-pesaing sejenisnya cenderung sudah memiliki inovasi yang cukup menarik, apalagi para pesaing-pesaing tersebut memiliki lokasi usaha yang tidak jauh dari lokasi usaha UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, bahkan bisa dibilang jaraknya saling berdekatan. Misalnya UMKM Mie Ayam dan Bakso Mandala, yang mempunyai inovasi produk yang cukup menarik yaitu adanya menu Bakso Isi Telur. Kemudian ada juga UMKM Mie Ayam dan Bakso Mas Dedi, yang memiliki inovasi menu Bakso Krikil atau semacam bakso kecil-kecil dalam jumlah yang banyak dan melimpah. Lalu ada UMKM Mie Ayam dan Bakso Duta yang mempunyai inovasi menu Mie Ayam Goreng, dan yang terakhir ada UMKM Mie Ayam Pak Sis, yang mempunyai inovasi produk yang cukup menarik dan berbeda dari biasanya yaitu adanya menu Mie Ayam Rica-Rica. Selain dari segi masih kurangnya inovasi, hal lain yang juga menjadi penyebab kurang maksimalnya kinerja dari UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo yaitu tidak adanya pemanfaatan teknologi untuk menunjang kegiatan bisnisnya. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan karyawan UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, dulu pada awal beroperasi sempat pernah memanfaatkan aplikasi Go-Food untuk menunjang kegiatan bisnis, namun sekarang malah sudah tidak menggunakan lagi. Hal tersebut tentunya menyebabkan kegiatan bisnis yang dijalankan menjadi kurang efisien dan kurang bisa memberikan fasilitas bagi para konsumen, khususnya konsumen kalangan anak muda yang cenderung akrab dengan pemanfaatan teknologi. Hal ini harus segera direspon oleh pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo untuk segera setidaknya sedikit demi sedikit, satu demi satu mulai memanfaatkan teknologi untuk menunjang kegiatan bisnisnya. Apalagi para pesaing-pesaing sejenisnya beberapa juga sudah melakukan pemanfaatan teknologi untuk menunjang kegiatan bisnisnya, misalnya UMKM Mie Ayam dan Bakso Mas Dedi dan UMKM Mie Ayam dan Bakso Duta, yang memanfaatkan teknologi untuk memberikan opsi bagi konsumen dalam melakukan pembayaran dengan menyediakan metode pembayaran QRIS. Kemudian UMKM Mie Ayam dan Bakso Mas Dedi dan UMKM Mie Ayam dan Bakso Duta juga menggunakan aplikasi Jogjakita untuk melakukan penjualan dan promosi secara online, tentunya hal ini akan membuat UMKM Mie Ayam dan Bakso Mas Dedi dan UMKM Mie Ayam dan Bakso Duta memiliki jangkauan konsumen yang jauh lebih luas, serta mampu memberikan fasilitas bagi konsumen yang ingin membeli produk UMKM Mie Ayam dan Bakso Mas Dedi maupun UMKM Mie Ayam dan Bakso Duta tanpa harus datang langsung ke warung, tetapi hanya tinggal memanfaatkan aplikasi Jogjakita, pilih menu pembelian, kemudian pembayaran, maka produk bisa langsung segera diantarkan ke lokasi konsumen. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis memutuskan bahwa dirasa perlu dan penting untuk memberikan pembahasan terkait dengan konsep teori-teori ketangkasan organisasi serta saran yang didasarkan pada konsep teori-teori ketangkasan organisasi yang relevan dengan permasalahan yang ada, sehingga dapat diimplementasikan oleh UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo dalam menjalankan kegiatan bisnisnya supaya mampu untuk beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan zaman maupun persaingan yang ada serta mampu menjadi UMKM yang lebih tangkas, produktif, dan efisien.

Wawancara dengan Karyawan UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo. (Sumber Gambar : Dokumen Pribadi / Danang Tri Wibowo)
Wawancara dengan Karyawan UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo. (Sumber Gambar : Dokumen Pribadi / Danang Tri Wibowo)

Berikut merupakan konsep teori ketangkasan organisasi menurut Linda Holbeche (2018) yang relevan untuk mengatasi masalah yang telah dipaparkan dalam paragraf kedua, diantaranya yaitu sebagai berikut:

  • Cara untuk Menciptakan Nilai Bagi Perusahaan. Keuntungan dari ketangkasan sangatlah signifikan. Ketangkasan sebagai kunci keberhasilan global dan 50% eksekutif mengatakan bahwa ketangkasan organisasi tidak hanya penting namun juga merupakan pembeda utama.
  • Kemampuan untuk Beradaptasi. Kinerja yang unggul hanya mungkin terjadi bila ada tingkat kesesuaian yang tinggi antara persyaratan lingkungan dan kemampuan organisasi. Untuk tetap sukses, organisasi harus mampu untuk berubah sedemikian rupa sehingga menciptakan keselarasan baru ketika terjadi perubahan lingkungan, dengan kata lain mereka harus gesit. Mereka yang berhasil merespon dan belajar dari peristiwa eksternal dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ekosistem akan bertahan dan berkembang di masa depan.
  • Kemampuan untuk Mengelola Perubahan. Cara perubahan dikelola bisa sangat mengganggu sehingga dapat memecah-belah organisasi, maka para manajer secara konsisten harus memberikan perhatian lebih pada aspek "proses" dan "teknologi".
  • Kecepatan. Mengingat pesatnya perkembangan teknologi dan pertumbuhan persaingan global, ketangkasan juga merupakan kemampuan untuk bergerak "cepat, tegas, dan secara efektif dalam mengantisipasi, memulai dan memanfaatkan perubahan". Dalam fase globalisasi yang sangat kompetitif seperti saat ini, organisasi memerlukannya untuk bergerak cepat untuk mengikuti perkembangan, manfaatkan peluang atau menghindari bencana. Pada zaman moderen seperti sekarang ini dimana ide-ide baru, teknologi dan layanan bermunculan setiap saat, jika organisasi tidak dapat bergerak cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, atau gagal menangkap peluang, gagal melakukan inovasi, memangkas biaya dan menghindari kesalahan besar, maka akan membuat organisasi tersebut gulung tikar.
  • Inovasi. Selain merangkum kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan yang cepat berubah, ketangkasan juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk "menghasilkan produk yang tepat di tempat yang tepat, waktu yang tepat, dan harga yang tepat". Melalui teknologi, kemungkinan inovasi dan peluang bisnis baru tampak tak terbatas.
  • Alasan Organisasi Harus Memiliki Ketangkasan. Pada zaman moderen seperti sekarang ini dimana gangguan yang terus terjadi dapat dianggap sebagai sebuah norma, dan oleh karena itu perubahan kini menjadi sebuah cara hidup dan bukan sebuah pengecualian, cara berpikir yang berguna mengenai konteks saat ini adalah dengan melihatnya sebagai salah satu "stabilitas dinamis". Pola pikir seperti ini memungkinkan perubahan dibingkai ulang sebagai bagian dari proses evolusi, sebagai norma yang harus dianut secara positif, tanpa trauma besar, dan bukan sekedar tambahan yang menyakitkan dalam "bisnis seperti biasa". Perspektif seperti ini juga akan mempengaruhi seseorang melakukan perubahan, beralih dari manajemen perubahan reaktif yang mengakibatkan gangguan radikal menuju perubahan budaya yang siap merangkul dan memicu perubahan dan inovasi. Untuk mencapai perubahan ini, diperlukan pendekatan perubahan yang lebih termodulasi, yang disebut sebagai "pacing", yaitu inisiatif perubahan besar yang sengaja diselingi dengan "periode perubahan kecil dan organik yang dilakukan dengan hati-hati".
  • Teknologi. Teknologi merupakan pusat dari banyak transformasi bisnis dan pesatnya perkembangan teknologi baru yang canggih menyebabkan laju perubahan semakin cepat. Untuk memanfaatkan teknologi, perusahaan harus membangun kemampuan organisasi untuk merespon apa yang dapat dilakukannya. Ini adalah tentang perubahan budaya dan perilaku serta tentang perubahan proses.

Mengacu pada konsep teori ketangkasan organisasi menurut Linda Holbeche (2018) yang relevan dengan permasalahan yang ada, maka saran dan rekomendasi yang bisa penulis berikan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu sebagai berikut, pertama-tama pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, baik itu pemilik maupun para karyawan harus menyadari dan mempelajari adanya perubahan tren pasar pada bidang kuliner, terlebih secara spesifik pada kuliner mie ayam dan bakso. Setelah itu UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo juga harus segera melakukan action (tindakan nyata) dengan melakukan perubahan-perubahan yang positif, baik itu dari segi adaptasi yang dilakukan terhadap tren pasar yang ada, melakukan inovasi produk, pemanfaatan teknologi untuk layanan baru dan model bisnis baru, maupun respon yang cepat dalam menghadapi perubahan. Dengan mampu melakukan hal-hal tersebut akan membuat UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo mampu menciptakan dan memiliki nilai atau keunggulan kompetitif di mata para konsumen, yang membedakan dengan para pesaingnya. Dalam melakukan adaptasi sebagai respon dari perubahan yang ada juga harus benar-benar diperhitungkan dan dipertimbangkan dengan tepat oleh pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, karena setiap perubahan dan respon yang dilakukan haruslah benar-benar sesuai dengan kondisi yang ada di lingkungan dan pasar. Jadi perubahan dan respon yang dilakukan tersebut dapat menjadi suatu cara atau solusi yang benar-benar tepat untuk merespon perubahan yang terjadi di lingkungan maupun perubahan yang terjadi pada tren pasar. Misalnya saat ini terjadi perubahan pada tren pasar dimana warung-warung UMKM Mie Ayam dan Bakso memiliki inovasi menu yang beragam, kemudian juga terdapat fenomena konsumen yang cenderung bosan dengan menu mie ayam dan bakso yang ibaratnya hanya itu-itu saja, sehingga terjadi pergeseran selera dari para konsumen yang lebih tertarik untuk mencoba menu-menu mie ayam dan bakso yang berbeda dari biasanya. Maka dari itu pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo harus meresponnya dengan menciptakan inovasi menu atau inovasi produk yang menarik, yang berbeda dengan para pesaingnya, bukan malah melakukan perubahan pada tampilan warung, seperti melakukan pengecetan ulang warna tembok supaya lebih terlihat baru, atau melakukan perluasan tempat usaha dan lain sebagainya. Memang hal tersebut merupakan usaha perubahan yang baik untuk membuat warung UMKM menjadi semakin bagus, namun merupakan suatu respon yang kurang tepat dengan jenis perubahan tren pasar yang sedang terjadi. Sehingga akan membuat respon yang dilakukan, walaupun merupakan suatu hal yang bagus tetapi akan menjadi kurang tepat dan kurang akurat karena adanya ketidakselarasan antara respon yang dilakukan dengan jenis perubahan tren pasar yang sedang terjadi di lingkungan bisnis. Selain itu pemilik UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo juga harus mampu untuk mengelola perubahan yang dilakukan supaya benar-benar efektif dan memberikan dampak yang menguntungkan bagi UMKM itu sendiri. Tentu perubahan tersebut tidak bisa langsung dilakukan sepenuhnya, atau langsung mengubah total semua aspek bisnis yang ada, dan tentunya perubahan tersebut juga tidak bisa langsung melekat dan diterima baik oleh para konsumen, apalagi jika hal tersebut merupakan perubahan pada inovasi menu baru, karena konsumen pasti akan membutuhkan waktu untuk memahami, menerima,dan menyukai menu baru yang ditawarkan. Pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo harus memiliki pemahaman yang benar terkait perubahan, mereka perlu memahami bahwa setiap perubahan yang dilakukan itu harus dilakukan secara bertahap, secara step by step, dan harus melalui sebuah proses, hingga dimana nantinya perubahan yang dilakukan benar-benar bisa memberikan dampak positif bagi UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo. Karena jika pemilik UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo malah memaksakan perubahan yang dilakukan, dalam artian dilakukan secara berlebihan, dilakukan langsung dalam jumlah yang banyak secara bersamaan, akan membuat setiap perubahan menjadi kurang maksimal, dan bisa juga membuat UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo malah kehilangan keunggulan-keunggulan kompetitif yang sebelumnya sudah disukai atau sudah melekat di benak konsumen. Jadi pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo harus memiliki mindset perubahan sebagai suatu proses, begitu pula dengan pemanfaatan teknologi, dalam pemafaatannya juga harus benar-benar dilakukan secara maksimal, secara efektif melalui sebuah proses yang ada. Misalnya para SDM atau karyawan di UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo sudah berhasil mempelajari cara-cara dalam mengoperasikan bisnis Mie Ayam dan Bakso Utomo di aplikasi GrabFood, GoFood, dan ShopeeFood, mereka sudah mengerti terkait segala menu yang ada di aplikasi tersebut, baik untuk melakukan promosi, menetapkan diskon, membalas dan melihat review dari pelanggan, menerima dan mencocokan pesanan yang masuk di aplikasi dengan driver yang akan menjemput pesanan, serta sudah memahami berbagai sistem pembayaran yang bisa dilakukan. Namun, disisi lain para karyawan UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo belum memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan untuk membuat konten-konten yang bagus dan yang menarik untuk memberikan informasi terkait produk Mie Ayam dan Bakso Utomo di aplikasi media sosial Instagram, TikTok, maupun Facebook. Sehingga alangkah lebih baiknya, jika UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo tidak memaksakan untuk juga langsung menggunakan media sosial tersebut untuk promosi, karena mereka belum mempunyai cukup kemampuan yang mumpuni dalam menggunakan media sosial tersebut, dan jika tetap dipaksakan malah akan membuat promosi yang dilakukan menjadi kurang efektif dan kurang menarik. Mereka harus terlebih dahulu fokus untuk mempertahankan dan terus meningkatkan kemampuan yang sudah bagus dalam pengoperasian aplikasi GrabFood, GoFood, dan ShopeeFood. Jika nantinya memang sudah bisa dilakukan secara baik dengan konsisten, maka barulah mereka bisa beralih untuk mempelajari dengan detail, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka untuk membuat konten di media sosial. Dengan begitu semua platform digital yang digunakan baik itu GrabFood, GoFood, maupun ShopeeFood serta media sosial Instagram, TikTok, dan Facebook semuanya dapat dimanfaatkan dengan efektif, karena adanya keberhasilan dan ketepatan dalam mengelola perubahan dengan menekankan pada proses yang dilakukan secara maksimal. Mengelola perubahan dengan berfokus pada proses merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan, supaya perubahan yang dilakukan tidak hanya asal saja, perubahan harus dilakukan secara bertahap melalui proses yang dilakukan sehingga bisa menghasilkan hasil yang efektif. Namun perlu juga untuk dipahami oleh para pebisnis, dalam hal ini pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, dimana dalam melakukan proses perubahan tersebut juga jangan sampai memakan waktu yang terlalu lama, atau terlalu berambisi untuk dilakukan secara sempurna, karena pasti akan terdapat satu atau dua hal kekurangan dari setiap perubahan yang dilakukan, dan itu merupakan suatu hal yang wajar. Jika pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo hanya berfokus pada penyempurnaan terhadap suatu jenis perubahan yang dilakukan, malah akan membuat mereka menjadi lambat dalam merespon perubahan lain yang mungkin terjadi, dengan begitu akan membuat mereka tertinggal dengan para pesaingnya. Jadi intinya perubahan melalui proses itu penting supaya efektif, namun jangan sampai proses yang dilakukan memakan waktu terlalu lama karena hanya untuk fokus pada satu perubahan saja, tetapi suatu bisnis harus mampu mengusahakan proses yang efisien supaya bisa segera beralih untuk merespon adanya perubahan pada aspek lain yang juga terjadi pada tren pasar atau lingkungan. Kemudian terkait inovasi, pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo harus segera melakukan inovasi terhadap menu produknya, hal tersebut penting dilakukan karena para pesaing-pesaing sejenisnya yang juga berada tidak jauh dari sekitaran lokasi usaha cenderung sudah melakukan inovasi pada menu produknya. Salah satunya yaitu, UMKM Mie Ayam dan Bakso Mandala yang mempunyai salah satu inovasi produk berupa Miayam dan Bakso Isi Telur. Kemudian ada juga UMKM Miayam dan Bakso Mas Dedi, yang mempunyai inovasi produk berupa Mie Ayam dan Bakso "Krikil" yaitu sejenis bakso kecil-kecil dalam jumlah yang melimpah, ada juga UMKM Mie Ayam dan Bakso Duta yang mempunyai inovasi produk berupa Mie Ayam Goreng, dan yang terakhir ada Mie Ayam Pak Sis yang mempunyai inovasi produk berupa Miayam Rica-Rica. Nah, melihat adanya fenomena berupa inovasi yang terus dilakukan oleh para pesaing, apalagi para pesaing tersebut merupakan pesaing dengan usaha yang sejenis, dan memiliki lokasi usaha yang tidak jauh dari lokasi usaha UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, maka pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo harus segera merespon hal tersebut dengan cepat dan tepat, mereka harus segera meluncurkan inovasi produk pada menu mereka, yang tentunya berbeda dengan menu inovasi produk yang diluncurkan oleh para pesaingnya, supaya dapat membuat UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo memiliki ciri khas dan keunggulan kompetitif tersendiri yang membedakan dengan para pesaingnya. Misalnya pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo bisa meluncurkan inovasi produk berupa Mie Ayam Hijau, yaitu dengan mencampurkan sayuran sawi pada adonan Mie nya, selain memiliki warna yang berbeda dan menarik, menu ini juga merupakan produk yang sehat karena terdapat lebih banyak kandungan sayuran sawi yang digunakan dalam adonan Mie nya. Kemudian bisa juga meluncurkan inovasi produk berupa Bakso dengan berbagai isian, seperti Bakso Isi Keju, maupun konsep Bakso Mercon dengan isian cabai rawit dan bumbu pedas didalamnya. Selain itu pemilik UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo juga bisa melakukan inovasi pada produk minumannya, yang masih belum banyak dilakukan oleh para pesaingnya. Misalnya dengan menyediakan menu yang lebih komplit untuk minuman, berupa kemasan-kemasan atau sachet minuman dengan berbagai rasa, seperti nutrisasri, good day, marimas, susu sachet, dan lain sebagainya. Namun juga perlu diperhatikan oleh pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, bahwa dalam melakukan inovasi tersebut harus benar-benar memiliki "timing" atau waktu yang tepat, kemudian dari segi penetapan harga juga harus dipertimbangkan dengan tepat, jangan sampai harga yang ditetapkan terlalu mahal sehingga akan memberatkan konsumen dan pada akhirnya akan membuat konsumen menjadi kurang berminat, namun juga jangan terlalu murah karena bukannya mendapatkan keuntungan tapi malah membuat pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo mengalami kerugian. Pemilik UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo harus dapat memiliki pemahaman dan cara pandang yang tepat untuk menyikapi suatu perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis atau tren pasar yang ada. Pemilik UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo harus memandang bahwa perubahan tersebut merupakan suatu hal yang biasa terjadi dalam suatu bisnis, dan oleh karenanya sebagai pebisnis kita harus mampu menghadapi perubahan tersebut, harus mampu merespon perubahan tersebut dengan setepat mungkin dan secepat mungkin. Perubahan bukanlah suatu hal yang menakutkan, namun merupakan suatu bagian dari proses yang harus dilakukan untuk membuat binis, termasuk UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo ini dapat terus eksis di pasaran dan tidak tertinggal dengan para pesaingnya, sehingga pada akhirnya adanya perubahan yang dilakukan malah dapat mendorong bisnis UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo untuk terus maju dan berkembang. Pemahaman dan sudut pandang seperti ini harus ditanamkan oleh pemilik UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo kepada seluruh karyawannya, sehingga mereka para karyawan juga akan memiliki pemahaman dan sudut pandang yang sama, sudut pandang yang tepat terkait perubahan pada suatu bisnis. Dengan begitu akan membuat mereka memiliki semangat, tekad, dan keyakinan untuk bahu-membahu saling bekerja sama melakukan perubahan pada bisnis UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo sebagai respon dari adanya perubahan tren pasar maupun lingkungan yang terjadi. Nah, hal ini tentunya juga akan membantu menciptakan adanya budaya kerja yang tepat, yang terbuka terhadap perubahan dengan tujuan supaya dapat terus bersaing dan merespon perubahan yang ada. Kemudian terkait dengan pemanfaatan teknologi, pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo dapat memanfaatkan teknologi untuk melakukan perubahan pada bisnisnya dengan cepat, sebagai respon dari perubahan yang terjadi pada tren pasar serta dari persaingan bisnis yang ada. Dengan pemanfaatan teknologi memungkinkan UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo dapat meningkatkan proses penerimaan produk kepada konsumen dengan lebih efektif dan efisien, karena produk dapat diterima oleh konsumen tanpa harus datang langsung ke warung. Melalui pemanfaatan teknologi berupa aplikasi GrabFood, GoFood, maupun ShopeeFood membuat produk UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo dapat diantarkan ke lokasi para konsumen dengan bantuan driver. Selain itu dengan pemanfaatan aplikasi GrabFood, GoFood, maupun ShopeeFood dapat membuat akses konsumen terhadap produk UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo menjadi lebih luas dan terjangkau. Mungkin sebelumnya dalam mengakses produk UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo para konsumen harus datang langsung ke warung UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo yang tentunya akan memakan waktu dan tenaga, khsusunya bagi para konsumen yang memiliki lokasi yang jauh dengan lokasi warung UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo. Namun, dengan adanya pemanfaatan teknologi berupa aplikasi GrabFood, GoFood, maupun ShopeeFood akan membuat konsumen menjadi lebih mudah dan lebih efisien dalam mendapatkan produk UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, khususnya bagi para konsumen yang memiliki lokasi yang jauh dari warung UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, mereka tidak perlu jauh-jauh menempuh perjalanan untuk datang ke warung UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo, namun mereka hanya perlu membuka akun GrabFood, GoFood, maupun ShopeeFood dari UMKM Miayam dan Bakso Utomo, kemudian tinggal pilih menu order atau pesan, serta melakukan pembayaran yang juga dilakukan melalui aplikasi tersebut. Hanya dengan melalui cara yang simpel konsumen dapat mendapatkan produk UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo yang akan diantarkan oleh driver ke lokasi mereka. Selain memudahkan konsumen untuk mengakses dan menerima produk, pemanfaatan teknologi juga memberikan konsumen pilihan atau metode pembayaran yang sangat beragam. Namun perlu untuk diperhatikan dan digarisbawahi oleh pihak UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo bahwa dalam pemanfaatan teknologi ini harus dilakukan secara tepat sesuai dengan apa yang memang harus dilakukan untuk merespon perubahan yang terjadi, dan juga harus didukung dengan fasilitas yang memadai. Misalnya sekarang sedang tren dalam mempromosikan produk makanan atau minuman dengan membuat konten-konten yang menarik di media sosial, baik itu di Instagram, TikTok maupun di Facebook, dengan tujuan supaya dapat memberikan informasi yang lengkap terkait produk dan dapat menjangkau konsumen secara lebih luas, terutama supaya dapat menjangkau konsumen kalangan anak muda yang akrab dengan penggunaan media sosial. Nah, pemilik UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo juga harus mampu berdaptasi dengan hal itu, untuk bisa melakukan hal tersebut maka pemilik harus memastikan bahwa UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo memiliki fasilitas-fasilitas yang mendukung, seperti Gadget dengan kamera yang bagus, yang dapat mengoperasikan aplikasi media sosial untuk pembuatan konten-konten yang menarik dan memiliki kualitas gambar atau video yang bagus pula. Selain kemampuan dari segi fasilitas, pemilik UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo serta para karyawan juga harus memiliki kemauan untuk belajar bagaimana cara dalam membuat konten yang bagus dan yang menarik di aplikasi media sosial tersebut. Nah, dengan sudah memiliki fasilitas yang didukung dengan adanya kemampuan serta pengetahuan dari para pemilik maupun karyawan untuk membuat konten yang yang bagus dan menarik di media sosial, maka akan membuat UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo memiliki kapasitas serta kemampuan organisasi yang mumpuni untuk merespon perubahan yang ada dengan maksimal dan seefektif mungkin.

Foto Bersama Karyawan UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo. (Sumber Gambar : Dokumen Pribadi / Danang Tri Wibowo)
Foto Bersama Karyawan UMKM Mie Ayam dan Bakso Utomo. (Sumber Gambar : Dokumen Pribadi / Danang Tri Wibowo)

Daftar Pustaka

Bowo, F. A, "Strategi Pemasaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) Dalam Masa Pandemi", Manajerial, 2022, Vol. 15, 1: 5-13.

Evangeulista, G., Agustin, A., Putra, G. P. E., Pramesti, D. T., & Madiistriyatno, H, "Strategi Umkm Dalam Menghadapi Digitalisasi", Oikos Nomos: Jurnal Kajian Ekonomi Dan Bisnis, 2023, Vol. 16, 1: 33-42.

Firdausya, L. Z., & Ompusunggu, D. P, "Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di era digital abad 21", Tali Jagad Journal, 2023, Vol. 1, 1: 14-18.

Hariyono, S. P., & Dwiridotjahjono, J, "Strategi Pemasaran Dalam Pengembangan UMKM Melalui Digital Marketing (Studi Kasus UMKM Dapur Mommy, Kelurahan Rembang, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar)", Jurnal Pelayanan Hubungan Masyarakat, 2023, Vol. 1, 3: 81-90.

Holbeche, Linda, 2018, The Agile Organization: How To Build An Engaged, Innovative And Resilient Business, 2nd edition, Kogan Page Limited, New York.

Ludbiyanto, O. X., & Pratiwi, T. K, "Pentingnya Manajemen Pemasaran bagi Pelaku UMKM di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya", Jurnal Masyarakat Mengabdi Nusantara, 2023, Vol. 2, 3: 30-36.

Pramayoga, P. M. N, "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Berbasis Ekonomi Kreatif Di Kota Malang (Studi Kasus pada Industri Kreatif di Kota Malang)", Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 2019, Vol. 7, 2.

Rahmayanti, P. L. D., & Pratiwi, K. A, "Pengembangan Keunggulan Bersaing UMKM Sektor Fashion di Kota Denpasar Berbasis Digitalisasi dan Kapabilitas Inovasi: Peran Mediasi Organizational Agility", Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 2023, Vol. 11, 2: 315-325.

Respatiningsih, H., Arini, A., Kurniawan, B., Perpajakan, A., Ngudi, U., & Purworejo, K, "Kemampuan adaptasi umkm di era revolusi industri 4.0", Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2020, Vol. 16, 2: 99-113.

Riantama, R., Mulyati, A., & Pratiwi, N. M. I, "Analisis pola perilaku konsumen umkm kedai makan salesa trenggalek sebelum dan selama pandemi Covid-19", In Seminar Nasional Hasil Skripsi, 2022, Vol. 1, 1: 250-254.

Syukri, A. U., & Sunrawali, A. N, "Digital marketing dalam pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah", KINERJA: Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 2022, Vol. 19, 1: 170-182.

Tampubolon, Manahan P, 2020, Manajemen Perubahan: Individu, Tim Kerja, Organisasi, edisi 1, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Utami, R., & Fauzi, A, "Strategi Pemasaran Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Era Revolusi Industri 4.0", Jurnal Akuntansi Dan Manajemen Bisnis, 2023, Vol. 3, 1: 90-94.

Wiwesa, N. R, "User Interface Dan User Experience Untuk Mengelola Kepuasan Pelanggan", Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 2021, Vol. 3, 2: 17-31.

Zusrony, Edwin, 2021, Perilaku Konsumen Di Era Modern, Yayasan Prima Agus Teknik, Semarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun