Lebih  dari  itu,  penguasaan  bahasa  asing  juga  berperan  penting  dalam  memajukan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi.  Sebagian  besar  literatur  ilmiah  dan  teknologi  terbaru  ditulis  dalam  bahasa  asing,  terutama  bahasa  Inggris.  Dengan  menguasai  bahasa  asing,  para  peneliti  dan  akademisi  Indonesia  dapat  mengakses  informasi  terkini,  mempelajari  penemuan-penemuan  baru,  dan  berkontribusi  dalam  perkembangan  ilmu  pengetahuan  di  tingkat  global.
Namun,  penguasaan  bahasa  asing  bukanlah  hal  yang  instan.  Dibutuhkan  keseriusan,  disiplin,  dan  kesinambungan  dalam  mempelajarinya.  Pemerintah  dan  lembaga  pendidikan  perlu  menyediakan  fasilitas  dan  program  pembelajaran  bahasa  asing  yang  berkualitas,  sementara  individu  perlu  memiliki  motivasi  dan  komitmen  yang  tinggi  untuk  menguasainya.
Dalam  konteks  Trigatra  Bangun  Bahasa,  penguasaan  bahasa  asing  bukanlah  berarti  mengesampingkan  bahasa  Indonesia  dan  bahasa  daerah.  Ketiganya  harus  ditempatkan  secara  proporsional  dan  saling  melengkapi.  Bahasa  Indonesia  tetap  menjadi  prioritas  sebagai  bahasa  persatuan  dan  identitas  nasional,  sementara  bahasa  daerah  perlu  dilestarikan  sebagai  warisan  budaya.  Penguasaan  bahasa  asing  menjadi  pelengkap  yang  memungkinkan  bangsa  Indonesia  untuk  berinteraksi  dan  bersaing  di  tingkat  global.
Dengan  menguasai  bahasa  asing,  bangsa  Indonesia  dapat  melebarkan  sayapnya,  terbang  tinggi  di  panggung  dunia,  dan  berkontribusi  dalam  mewujudkan  cita-cita  bangsa  sebagai  bangsa  yang  maju,  mandiri,  dan  bermartabat.
Penutup
Trigatra Bangun Bahasa, dengan tiga pilar utamanya, yaitu "utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing", merupakan konsep yang visioner dalam membangun kesadaran berbahasa bagi bangsa Indonesia. Konsep ini tidak hanya sekadar slogan, tetapi juga sebuah pedoman yang perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengutamaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan menjadi pondasi utama dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa. Bahasa Indonesia berperan sebagai jembatan komunikasi antarsuku, bahasa pengantar di dunia pendidikan, dan simbol identitas nasional yang membedakan Indonesia dari bangsa lain. Sementara itu, pelestarian bahasa daerah merupakan upaya untuk menjaga warisan leluhur, memperkaya khazanah budaya, dan memperkuat identitas lokal. Bahasa daerah menyimpan kearifan lokal dan pengetahuan tradisional yang tak ternilai harganya.
Di sisi lain, penguasaan bahasa asing menjadi kunci untuk membuka jendela dunia dan meningkatkan daya saing bangsa di era globalisasi. Dengan menguasai bahasa asing, bangsa Indonesia dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru, berpartisipasi aktif dalam forum internasional, dan menjalin kerja sama dengan negara lain.
Penerapan Trigatra Bangun Bahasa membutuhkan sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Pemerintah perlu  menciptakan kebijakan yang mendukung implementasi Trigatra Bangun Bahasa, seperti  mengintegrasikan bahasa daerah dalam kurikulum pendidikan dan  meningkatkan kualitas pengajaran bahasa asing. Lembaga pendidikan berperan dalam  menanamkan  kesadaran berbahasa kepada peserta didik,  sementara masyarakat perlu  aktif  menggunakan bahasa Indonesia,  melestarikan bahasa daerah, dan  mempelajari bahasa asing.
Dengan mengamalkan Trigatra Bangun Bahasa secara konsisten, diharapkan bangsa Indonesia dapat  menggunakan bahasa secara bijak,  menjaga  dan  mengembangkan kekayaan bahasa di Indonesia, serta  meningkatkan daya saing  di  kancah internasional.  Trigatra Bangun Bahasa  bukan  hanya  tentang  bahasa,  tetapi  juga  tentang  menjaga  identitas  bangsa,  melestarikan  budaya,  dan  mewujudkan  cita-cita  bangsa  Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H