Mohon tunggu...
Danang Satria Nugraha
Danang Satria Nugraha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar di Universitas Sanata Dharma

Selain mengajarkan ilmu bahasa dan meneliti fenomenanya di ruang publik, penulis gemar mengamati pendidikan dan dinamikanya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Janji vs Imajinasi: Mana yang Lebih Inti?

30 April 2024   01:47 Diperbarui: 30 April 2024   01:50 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Credit: mediastorehouse.com)

"Whoever wishes to foresee the future must consult the past; for human events ever resemble those of preceding times. This arises from the fact that they are produced by men who ever have been, and ever shall be, animated by the same passions, and thus they necessarily have the same results."____ Niccolo Machiavelli

Dalam dunia kampanye politik, konsep berjanji dan berimajinasi memiliki peran yang sangat penting. Memahami perbedaan esensial, secara linguistik, antara keduanya adalah kunci untuk menggali secara lebih mendalam bagaimana aspirasi bertemu dengan komitmen dalam upaya mempengaruhi opini publik. 

Dalam esai ini, kita akan membahas esensi kebahasaan dari janji-janji yang dibuat oleh para kandidat dan peran penting dari imajinasi dalam membentuk narasi kampanye (mungkin, juga akan sampai pada refleksi tentang dampaknya terhadap proses demokrasi yang sedang berlangsung).

Bagaimana perbedaan antara berjanji dan berimajinasi memengaruhi cara seorang kandidat membangun narasi kampanye politiknya?

Perbedaan esensial antara berjanji dan berimajinasi mempengaruhi konstruksi naratif kampanye politik secara substansial. Berjanji cenderung melibatkan komitmen konkrit untuk melakukan sesuatu, sementara berimajinasi lebih berkaitan dengan visi atau gambaran masa depan yang ingin diciptakan. 

Dalam kampanye politik, seorang kandidat mungkin menekankan janji-janjinya sebagai landasan program-program yang konkret, sementara berimajinasi memainkan peran penting dalam membentuk citra atau visi jangka panjang bagi pemilih. Perbedaan ini memengaruhi cara kandidat membangun pesan kampanye, di mana janji-janji dapat menjadi titik fokus rencana aksi sementara imajinasi membantu menarik perhatian pada potensi transformasi atau perubahan yang ingin dicapai.

Perbedaan antara berjanji dan berimajinasi sangat mempengaruhi cara seorang kandidat membangun naratif kampanye politiknya. Berjanji melibatkan komitmen konkrit untuk melakukan sesuatu, seringkali diwujudkan dalam bentuk rencana tindakan yang dapat diukur. Ini bisa berupa janji kebijakan atau program-program spesifik yang akan diterapkan jika terpilih.

Di sisi lain, berimajinasi merupakan kemampuan untuk menggambarkan atau menciptakan visi jangka panjang yang lebih luas. Ini melibatkan kemampuan untuk membayangkan masa depan yang diinginkan atau menciptakan citra yang memikat tentang perubahan besar yang mungkin terjadi. Imajinasi dalam kampanye politik memungkinkan kandidat untuk menggambarkan visi mereka tentang masyarakat yang lebih baik, menginspirasi pemilih dengan ide-ide inovatif, dan menarik simpati atau dukungan mereka.

Dalam praktiknya, kandidat cenderung menyeimbangkan antara berjanji dan berimajinasi. Mereka menggunakan janji-janji konkret sebagai landasan program aksi yang dapat diukur, sementara imajinasi digunakan untuk menyoroti impian jangka panjang, nilai-nilai, atau tujuan yang lebih besar yang ingin dicapai. Penggunaan yang tepat dari kedua konsep ini dapat menguatkan pesan kampanye, menciptakan daya tarik yang kuat bagi pemilih, dan membantu membedakan kandidat dari pesaingnya.

Sebagai contoh, perhatikan skema berikut. Berjanji: Saat kampanye pemilihan presiden, seorang kandidat berkomitmen untuk membangun 10.000 kilometer jalan baru dalam lima tahun ke depan. Ini adalah janji konkret yang ditekankan sebagai bagian dari program pembangunan infrastruktur yang ingin mereka lakukan jika terpilih. 

Berimajinasi: Seorang kandidat menggunakan imajinasi untuk menggambarkan Indonesia sebagai negara maju di masa depan dengan fokus pada teknologi hijau dan inovasi. Mereka memvisualisasikan pabrik-pabrik ramah lingkungan yang menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan masyarakat. Keseimbangan Janji dan Imajinasi: Seorang kandidat tidak hanya berjanji untuk meningkatkan akses pendidikan, tetapi juga mengimajinasikan generasi muda Indonesia sebagai agen perubahan global yang didukung oleh sistem pendidikan yang lebih inklusif dan teknologi yang mutakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun